My Journal

Pemerintah Mencoba Membangun Industri Game di Indonesia Dengan IGRS

Dulu saya sempat membuat tulisan yang cukup ramai dibahas yakni tentang kehilangan besar bagi dunia startup di Indonesia (bisa dibaca tulisannya tentang kehilangan besar bagi startup di Indonesia). Salah satu hal yang saya soroti adalah hilangnya salah satu kementerian yang memberikan support sangat besar bagi industri game di Indonesia.

Namun satu hal yang pasti, kehilangan tersebut jangan ditanggapi dengan pesimisme. Ini adalah tantangan bagi kita pelaku industri di Indonesia. Dan lagi, jika ada yang hilang, bukan berarti mencegah ada hal baru yang lahir kan? Salah satunya adalah munculnya usaha dari pemerintah, di kementerian yang berbeda, untuk turut serta mendorong kemajuan industri game di Indonesia.

Kali ini, kementerian Kominfo yang berusaha untuk memperjuangkan industri game di Indonesia melalui Indonesia Game Rating System (IGRS). Sebelum saya bercerita lebih lanjut tentang program positif yang diinisiasi oleh Kominfo tersebut, saya ingin menjelaskan kenapa IGRS bisa membantu pertumbuhan industri game di Indonesia.

Draft IGRT

Draft IGRT

Pemerintah memiliki hak untuk mengatur peredaran yang ada di negaranya, peredaran apapun itu, termasuk dengan software. Beberapa negara, mereka memiliki standar rating game-nya sendiri-sendiri. Seperti Brazil, Korea Selatan, dan lain-lain. Itu hak mereka untuk melindungi negaranya dari berbagai konten asing yang mungkin tidak sesuai dengan aturan atau kultur di negaranya. Indonesia sendiri saat ini belum punya hal tersebut.

Yang menarik, dengan rating system, selain pemerintah suatu negara melindungi masyarakatnya dari konten negatif (menurut aturan dan kultur tiap negara yang berbeda-beda), ada beberapa yang menjadikan rating system sebuah alat untuk membantu industri game mereka berkembang. Rating system dijadikan sebuah filter yang membantu menampung serbuan produk asing ke dalam negeri sehingga industri lokal bisa lebih leluasa untuk tumbuh, setidaknya di negaranya sendiri.

Contohnya adalah Korea Selatan. Saat ini, Korea Selatan termasuk salah satu negara yang industri game-nya sudah sangat maju. Ini salah satunya adalah karena sistem rating yang mereka terapkan “agak menyulitkan” developer asing untuk bisa masuk ke dalamnya. Tanpa mendapatkan “restu” dari sistem rating mereka, game tersebut tidak diizinkan untuk didistribusikan di negaranya. Kejadian real-nya adalah ketika dulu saya mau submit game ke Korea Selatan, ada syarat sertifikat rating dari Korea yang harus kita miliki jika ingin menyebarkannya di store (waktu itu saya pakai Windows Phone Store, tidak tahu dulu untuk Google Play dan Apple App Store gimana).

Suasana Uji Publik IGRS

Suasana Uji Publik IGRS

Nah pemerintah Indonesia saat ini sedang menginisiasi keberadaan IGRS untuk melindungi konsumen di Indonesia juga untuk memberikan ruang bagi para developer di Indonesia untuk bisa bernapas sejenak dan menjadi raja di negeri sendiri. Mungkin tidak akan bisa secara instan efeknya dirasakan, game-game populer di banned begitu saja, tidak akan seperti itu. Tapi untuk jangka panjang, tentu akan sangat berpengaruh seiring tumbuhnya industri game di Indonesia yang juga masih seumur jagung ini.

Saat ini, peraturan menteri tentang IGRS sedang berada di draft, kemarin saya dan teman-teman gamedev sudah diundang untuk uji publik dan memberikan masukan, dan dalam waktu dekat akan disahkan. Pada tahap ini, tidak ada sifatnya paksaan atau kewajiban baik dari luar ataupun dari lokal untuk menggunakan sistem tersebut. Juga tidak ada biaya yang dibebankan untuk sistem rating tersebut.

Targetnya sekarang masih untuk melihat respon dari industri, dari masyarakat, juga “ngetes” sistem dari IGRS itu sendiri. Jika positif, tentu target akhirnya IGRS ingin dijadikan filter agar bisa membantu developer lokal supaya bisa bersinar dan berjaya di dalam negeri.

Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, tentunya menjadi market yang menjanjikan untuk industri game. Dan saat ini, market tersebut masih dikuasai dari luar semua. Banyak sih faktornya, mulai dari faktor studio game di Indonesia, faktor talent, faktor ekosistem pendanaan, dan banyak lainnya. Tapi dengan adanya bantuan dari pemerintah, untuk jangka panjang, ini bisa menjadi sebuah kontribusi positif bagi pertumbuhan industri game di Indonesia.

Semoga dengan IGRS, pemerintah bisa lebih dekat dan melihat industri game di Indonesia seperti apa. Pemerintah bisa secara aktif menumbuhkan potensi yang sangat besar ini seperti yang Korea Selatan lakukan untuk industri game-nya. Ini adalah langkah positif yang perlu kita dukung dan kita apresiasi 🙂

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

3 Comments on Pemerintah Mencoba Membangun Industri Game di Indonesia Dengan IGRS

  1. Semoga langkah pemerintah ini menjadi batu loncatan anak negeri, asik juga kan kalo game karya anak indo bisa merambah eropa bahkan dunia.

    Suka

  2. min ini sumbernya daarimana?

    Suka

5 Trackbacks / Pingbacks

  1. Pandangan Rudiantara, Menteri Kominfo, Tentang Internet Economy di Indonesia | Ardisaz
  2. Pandangan Triawan Munaf, Kepala Bekraf, Tentang Internet Economy di Indonesia | Ardisaz
  3. Pelajaran Menarik Dari Game Developer Jerman | Ardisaz
  4. Peran Pemerintah Dalam Mendukung Industri Game Indonesia – Ardisaz
  5. Kelanjutan Revisi KBLI Untuk Video Game Dan Hubungannya Dengan Perizinan Berbasis Resiko Sektor Ekonomi Kreatif – Ardisaz

Tinggalkan komentar