My Journal

Cara Melakukan Meeting Di Game Developer Conference

xr:d:DAEKG6J384U:899,j:1941474901276450994,t:24040102

Saya pertama kali dateng ke event Game Developer Conference di 2019. Pada waktu itu, ada Game Conncetion America yang menjadi hub meeting orang-orang yang dateng ke GDC. Kalau GDC week itu dari senin-jumat, GCA itu di senin sampai selasa nya. Lokasinya pun lumayan jauh antara GDC di Moscone Centre dan GCA di Oracle Park. Karena 2019 saya masih newbie, saya cuma setup meeting di Oracle Park. Ketika hari GDC, lebih banyak masuk ke conference nya dan muter-muter di area exponya tanpa ada meeting yang berarti.

Lalu tahun 2023 kedua kalinya saya ke GDC. Kali ini saya datang berdua dimana rekan saya Agit fokus di GCA saya dari hari pertama fokus di GDC. Karena sepanjang 2019-2023 ini saya banyak ikut event dan banyak menggunakan meetToMatch, jadi saya udah lebih fasih terkait setup meeting menggunakan MeetToMatch. Di GDC kedua ini, saya sejujurnya masih meraba-raba cara meeting di GDC. Mulai dari mencari publishernya, cara setup meetingnya, hingga eksekusi meetingnya. Bisa dibilang, di tahun 2023 ini saya juga belum berhasil menavigasikan GDC dengan optimal. Banyak hidden dan opportunity yang tidak aksesibel ketika 2023 ini. Waktu itu saya lihat ada di lobi-lobi hotel logo publisher di meeting room nya, tapi saya gak pernah tahu gimana cara dapet akses ke sana.

Di tahun 2024 ini, bisa dibilang saya sudah jauh lebih siap. Sudah tahu medan tempurnya, sudah tahu list siapa saja yang diincar, dan tahu gimana caranya setup meeting. Di Notion internal Arsanesia, ada sekitar 120-an list publisher yang kita rasa cocok dengan game baru yang mau Arsanesia bawa. Jadi karena dari akhir tahun kita udah tahu akan ke GDC, kita udah siapin beberapa hal yang krusial kalau mau setup meeting. Hal-hal yang harus disiapin adalah:

  1. Pitch deck yang lengkap: Bahasan tentang apa itu pitch deck yang lengkap mungkin bisa satu postingan sendiri yah. Tapi sejak pertengahan 2023 sebelum ke Gamescom, saya melakukan iterasi pitch deck berkali-kali dengan melakukan pitch deck review. Tidak jarang saya dapet komentar dari publisher yang bilang klo format pitch deck yang saya bawa ini merupakan salah satu yang terbaik yang pernah mereka lihat. Jadi tungguin postingan tentang pitch deck ini yah
  2. VIdeo Demo: Kalau kamu punya build dari game nya bagus, tapi klo belum, ada video demo atau gameplaynya bakal ngebantu banget buat publisher nge-gauge apakah ini game yang cocok untuk mereka atau enggak. Kalau kemarin sih kebetulan pas sebelum GDC kita belum punya playable demo, tapi kita janjiin bakal bawa playable ke GDC dan akan kirim key nya after GDC.

Dengan dua item tersebut, kita mulai sebar-sebar email ke publisher yang punya email contact. Gak semua publisher ngasih email soalnya, ada yang langsung ngisi form (dan biasanya yang isi form ini udah langsung minta steam key). Selain kirim email, kita juga udah setup akun MeetToMatch dari jauh-jauh hari. Setiap hari kita pantau siapa publisher baru yang onboard di MeetToMatch, langsung kita secure jadwal. Oh dan jangan lupa untuk masukin pitch deck kita juga di MeetToMatch jadi publisher itu juga bisa window shopping.

Dengan pitch deck dan video demo yang matang, acceptance rate di GDC 2024 ini tinggi banget. Yang reject biasanya yang memang mencari scope yang berbeda. Tapi most of the time meeting nya diterima. Kalau ada yang pending, kami coba push juga via email dan linkedin untuk mastiin kalau dia ngeliat request kita. Terkadang pun kalau kelamaan dighosting, saya coba cari PIC lain dari perusahaan yang sama sampai dapet. Akhirnya sebelum berangkat ke GDC, sudah ada sekitar 20-an meeting terjadwal. Sebenernya klo mau dimaksimalin, bisa sampai 30-40 slot meeting. Tapi pengalaman di 2023, menavigasikan meeting di GDC itu gak mudah bagi developer karena kita harus punya mobility tinggi jadi kita harus menyisakan 30 menit jeda antara satu meeting dengan meeting lain untuk commute atau untuk extra time klo publishernya masih pengen ngobrol. Dan kita juga harus nyediain time slot kosong untuk meeting yang terjadi secara spontan. Ada momen dimana saya lagi nunggu sekitar 10 menit lagi untuk meeting berikutnya, tiba-tiba di kursi sebelah saya ada teman saya yang lagi ngobrol sama salah satu platform PC yang pas dia ngeliat saya, langsung ngenalin saya ke orang tersebut dan kita jadwalin meeting di hari berikutnya.

Next adalah cara melakukan meetingnya. Di tahun ini dengan jaringan perkenalan yang lebih luas dan mungkin dengan produk yang lebih matang, saya bisa merasakan banyak sekali tipe meeting. Ada yang paling standar yakni meeting di Meeting Point nya MeetToMatch di pavilion negara mana, terus dari situ kita cari tempat duduk. Ada yang paling sering dilakukan yakni ketemuan di lobi hotel (terutama Marriot Marquis dan W Hotel) abis itu cari tempat duduk untuk pitching. Ada juga yang dia punya suite hotel sendiri jadi kita jalan ke suite hotelnya, ada juga yang dia nyewa space di coworking space jadi udah punya meja sendiri juga, sampai ada yang ketemuan di taman di belakang Moscone. Satu hal yang perlu dinotes klo meeting sama orang yang kita gak kenal mukanya, sebisa mungkin kita pakai outfit yang mudah ditemukan (lebih bagus klo outfit yang sama kayak profpic MeetToMatch kita). Kalau saya sih udah pasti pakai jaket birunya Arsanesia yang mencolok. Tapi ada beberapa partner bisnis lain yang di message nya bilang “saya yang pakai topi Nasa warna putih” atau outfit yang mudah dicari lainnya.

Meetingnya sendiri berlangsung 30 menit saja. Biasanya saya ngebaginya 5 menit awal buat cari-carian dan basa-basi. Kayak “Gimana GDC nya so far”, “Kapan dateng, masih jetlag gak”, “Kapan pulang lagi”, dll. Dan untuk menghindari jawaban template, klo ditanya How’s GDC so far, saya bisa bilang “GDC tahun ini cuacanya jauh lebih bagus dari tahun lalu, jadi enak buat jalan. klo tahun lalu hujan dan badai.” Ini enak banget buat jadi conversation starter. Abis itu 10-15 menit saya pakai untuk pitching game nya. Cara pitch ini pun juga harus dilatih yah, kita harus bisa ngeliat dibagian mana dia interest dan kasih penekanan, dibagian mana dia gak begitu tertarik dan bisa kita skip. Baru sisa waktunya buat tanya jawab. Plan awalnya saya bawa Steamdeck klo mereka mau nyobain game nya. Tapi ternyata gak cukup waktunya dan kayaknya klo pun cukup, mood nya kurang cocok untuk nyobain game. Ada satu momen saya ketemuan sama teman saya yang juga developer di acaranya networking, dan dia mau sharing game dia ke saya. Sebenernya ternyata saya akan lebih nyaman klo dia ngasih liat pitch atau video nya, dibandingkan saya disuruh nyobain langsung game nya. Mana game nya puzzle dan butuh tutorial atau onboarding yang bagus, jadi gak didesain untuk langsung handson to the game. Jadi klo pun kamu mau bikin demo, pastiin demonya bisa langsung jump into action.

Momen navigasi yang gak kalah penting (dan menurut saya paling crusial) adalah playable demo. Tanpa adanya playable, publisher gak akan bisa sign deal. Akan selalu ada proses dimana timnya akan ngereview vertical slice nya baru bisa make decision. Jadi akan sangat cost eficient kalau kamu ke GDC udah punya build, karena pulang dari situ bisa langsung follow up dan kejer. Timing GDC di awal tahun pun sangat pas karena itu waktu bagi publisher nyari judul-judul baru. Jadi emang klo mau ke GDC, harus udah siap dengan demo yang siap dikirim ke publisher. Di sini saya nge-tract seluruh email, mana yang udah bales, mana yang udah dikirim keys, mana yang udah aktivasi key nya, dll. Rata-rata publisher itu butuh 2-3 minggu untuk nge-review dan ngasih jawaban. Dan kita akan bersaing dengan puluhan, mungkin ratusan key lainnya yang akan direview. Jadi sayang banget klo gak bisa langsung difollow up dengan build

Harus saya akui, event kayak GDC ini gak murah. Karena udah mana pesawatnya jauh banget ke Amerika, hotel-hotel menjelang GDC ini pada naikin harga. Begitu juga dengan Gamescom. Jadi saya sangat gak menyarankan kalau secara finansial belum kuat, berangkat ke event ini tanpa pitch deck yang kuat dan playable build yang ready. Saya tahu ada program bantuan dari pemerintah yang ngasih travel grant 50%, mungkin jika ingin “belajar” dan membangun “network” bisa dicoba. Tapi pengalaman saya klo kitanya pun belum ready, publisher juga jarang yang mau approve meetingnya. Cuma kalau dari sisi finansial studio kamu sudah cukup kuat, dateng ke event ini bisa ngebantu kamu mempelajari “medan perang” sehingga next time ke sini lagi bisa lebih ready.

Semoga ke depan makin banyak game developer dari Indonesia yang memanfaatkan event seperti GDC untuk mencari publisher. Karena ternyata akses ke funding ini cukup terbuka bagi game developer di Indonesia. Apalagi mengingat living cost di Indonesia yang lebih murah, kalau kita bisa menyajikan kualitas yang sama bagusnya dengan yang dari Eropa atau Amerika dengan harga lebih murah, pasti akan jadi daya ungkit tersendiri.

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Comment on Cara Melakukan Meeting Di Game Developer Conference

  1. Salam hormat.

    Kami ingin menawarkan kepada bapak/ibu program Afiliasi kami:

    https://afiliasi.hobon.id

    Hobon.id adalah layanan jasa pembuatan website bagi UMKM. Kami memiliki beberapa jenis website yang kami tawarkan kepada
    konsumen dengan metode transaksi secara online melalui website kami dengan harga yang bervariasi.

    Keunggulan program afiliasi kami adalah adanya fitur Link Produk, sehingga afiliator bisa leluasa untuk
    memilih berbagai produk website yang cocok untuk ditautkan ke konten blog atau website sesuai konten artikel.

    Untuk informasi lebih lengkapnya, bapak/ibu bisa langsung mengunjungi website kami.

    Terimakasih.

    Tim Afiliasi Hobon.id

    Suka

Tinggalkan komentar