Fenomena Ikut-Ikutan Main Saham
Sekitar setahun belakang ini investasi saham jadi lumayan rame. Penyebabnya ada salah satu akun IG yang cukup terkenal dan viral yang terus menerus mempromosikan investasi di saham. Ya walaupun perusahaan itu akhirnya tutup karena kena kasus, efek dari orang-orang yang mau kaya instan dari saham ini jadi bermunculan. Akun-akun IG lain yang menyeruakan hal yang sama juga bertaburan. Tapi beberapa minggu ini ada fenomena yang agak kurang baik.
Awalnya saya notice karena ada dua artist top di indonesia yang mempromosikan satu produk saham. Istilahnya, pom pom. Langsung nih artis dua kena tegur sama Bursa Efek dan semua ahli finansial. Karena efek pom pom ini akan bisa sangat miss leading, apalagi bisa sampai menjerumuskan. Karena di-pom pom, harganya jadi naik mungkin 20-30%. Nah artist yang misal naro 10M di situ, bisa untung 2-3 M. Abis itu karena fundamentalnya emang gak kuat, harganya balik ke normal, bisa jadi turun. Lalu orang-orang yang kena efek pom pom itu merugi semua deh.
Parahnya lagi. Ternyata efek Fear Of Missing Out (FOMO) ini sangat fatal di Indonesia. Karena masyarakatnya kurang literasi, terutama literasi finansial. Pengen cepet kaya, apalagi di era pandemi yang semua serba sulit. Dan ditambah influencer-influencer yang gak bertanggung jawab. Hal tersebut sampai bikin ada yang sampai ngutang buat main saham. Ada yang sampai ngutang ke 10 aplikasi pinjaman online sampai dapet 170jt untuk dispent di suatu saham yang lagi dipom-pom, eh ternyata habis dibeli, jatuh. Gimana coba balikin uangnya ke aplikasi pinjaman online. Ada juga yang pakai uang arisan, ada yang gadai tanah dan mobil. Ini yang para influencer itu gak pikirin efek dari dia endorse suatu produk.
baca juga : Mempersiapkan Financial Plan
Harusnya edukasilah yang benar. Investasi itu hanya jika kondisi finansialnya sudah sehat. Apalagi di saham. Resikonya gede. Berarti uang yang ditaro di saham adalah uang dingin. Uang yang emang cuma mengendap aja. Yang itu ilang pun gak akan mengganggu plan keuangan kita ke depannya. Makanya ada profesi financial planner kan. Hal pertama yang financial planner lakukan adalah financial checkup. Dilihat dulu nih cashflow kita gimana, ada hutang gak, ada cicilan gak, udah punya dana darurat belum, udah punya asuransi belum, klo itu semua udah oke, baru dikasih plan untuk invest. Itu pun produknya beragam bergantung dengan goalnya. Ada yang di logam mulia, ada yang di reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran, reksa dana saham, dan paling akhir saham. Dan di saham pun untuk investasi goal jangka panjang, kayak dana pensiun. Jadi aku gak pusing tiap hari ngeliat harga saham naik turun, jual atau beli, karena tujuannya emang jangka panjang. Klo yang mau jual beli, itu namanya trader. Emang harus full time mantau semua informasi. Kalau aku gak mau yang gitu.
Jadi buat temen-temen yang mau investasi di saham gimana caranya? Harus mau belajar. Pelajari cara baca laporan keuangan, pelajari performa tiap produk, pelajari profile resikonya, dan yang paling penting pelajari juga financial plan kamu. Mulai dari kesehatan finansial mu, goal finansial mu, hingga link and match produk dengan goalnya. Kalau gak punya waktu untuk pelajarin, jangan dengerin kata influencer atau artist atau akun instagram. Pakai jasa financial planner. Jadi pilihannya belajar dulu, atau bayar orang yang udah belajar secara profesional.
Setuju banget bang. Artikel yang sangat bermanfaat.
SukaSuka
Thanks thanksss
SukaDisukai oleh 1 orang
setuju banget nih sama artikelnya. kalo sedang euforia kadang memang jadi ga rasional sampai pinjam2 uang untuk hal yang resikonya tinggi.
SukaSuka
Klo kata warren buffet, “To be greedy when the others are fearful, be fearful when the others are greedy”
SukaSuka