My Journal

Pelajaran Menarik Dari Game Developer Jerman

Masih menyambung tulisan terkait kegiatan Game Mixer yang lalu dimana saya mengikuti workshop bersama game developer dari Jerman, kali ini saya ingin membahas beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari industri game di Jerman. Ketika sesi presentasi tiap studio game, saya melihat karya-karya mereka yang super keren. Keren dari sisi eksekusi game-nya, keren dari sisi idenya, keren dari sisi fakta bahwa game sekeren itu hanya dikerjakan oleh orang yang sedikit, keren juga dari sisi bagaimana industri game di Jerman sudah lebih maju.

Saya akan coba sharing beberapa cuplikan “wow moment” yang saya dapatkan dari entah itu ngobrol-ngobrol ringan di kala jam istirahat, melihat bagaimana mereka berinteraksi, hingga dari presentasi game yang mereka lakukan. Ini mungkin bisa kita terapkan juga di Indonesia agar bisa membuat industri game kita maju.

Produk yang Lahir Dari Iterasi

Pada sesi presentasi produk (pecha kucha), kita mendengarkan presentasi game dari temen-temen game dev Jerman. Saya pribadi melihat banyak game yang idenya orisinil, unik, dan menarik. Ketika ada pertanyaan “darimana datangnya ide tersebut” atau “apa inspirasi untuk membuat game seperti itu,” sebagian besar menjawab tidak tahu.

Baca Juga: Belajar Membuat Produk Pada Creative Workshop Bersama Game Developer Dari Jerman

Jawaban tersebut muncul karena hasil akhir dari game mereka merupakan perjalan panjang dari iterasi yang mereka lakukan. Banyak dari kita yang merasa puas dengan asumsi “game yang bagus” hanya dari pengalaman diri kita sendiri. Dengan iterasi, kita memastikan apa yang kita buat apakah benar menyenangkan juga buat orang lain dan hal apa saja yang perlu dibenahi. Jadi memang saya agak kaget awalnya mendengar mereka sudah lupa ide game yang mereka buat hasil iterasi ke berapa karena iterasi merupakan proses yang mereka lakukan terus menerus.

Fasilitas Untuk Menempa Skill dan Pengalaman

Untuk menyiapkan talent yang berkualitas, infrastruktur dan fasilitas dari ekosistem game juga harus baik. Di Jerman, baik industri maupun akademisi sudah menyiapkan hal ini. Di sana terdapat cukup banyak studio besar dan ternama dengan taraf AAA yang mampu menjadi lahan untuk para developer pemula menempa ilmu dengan experience. Tak hanya untuk level itu, di taraf indie game pun kualitasnya tidak kalah hebat.

Selain di industri, akademik juga mengambil peranan besar. Beberapa teman yang saya temui sudah membuat game sedari kuliah. Kuliahnya memang jurusan game, bahkan ada yang mengambil master di game design yang menjadikan game miliknya sangat keren.

baca juga: Google GameDevFest 2015: Bagaimana Membuat Studio Game?

Di Indonesia, perusahaan yang mampu menjadi hub untuk mengasal skill developer lokal belum banyak. Kampus-kampus juga belum memandang pengembangan game sebagai sesuatu yang penting untuk dipelajari dan sangat berpotensi.
perusahaan AAA, kurikulum kampus,

Support Pemerintah Terhadap Industri Game

Temen-temen gamedev dari Jerman ini mendapatkan support yang luar biasa besar dari pemerintahnya. Mereka yang datang ke Indonesia ini full dibiayai pemerintah sebagai ajang untuk networking dan belajar market Indonesia. Uang yang tidak sedikit untuk menerbangkan 11 orang, mengundang 10 gamedev lokal, dan mengadakan acara seminggu lebih.

baca juga: Pemerintah Mencoba Membangun Industri Game di Indonesia Dengan IGRS

Tak hanya itu, para pemenang Video Game Award ini juga mendapatkan funding untuk membiayai produk mereka. Salah satu teman dari gamedev Jepang mendapatkan funding sebesar 100.000 euro. Coba dong itu dikali 15.000 berapa rupiah tolong dihitung. Di Indonesia mah jangan harap :p

Living Cost, Tax, dan Regulasi Yang Berat

Walaupun pemerintah support, tapi memang ada kendala untuk para gamedev di Jerman yakni living cost yang tinggi. Beberapa temen juga cerita pajak di sana berat. Namun (saya agak kurang dengerin sih) katanya bakal ada tax break untuk para pembuat game. Yes, TAX BREAK! Di Indonesia, kita belum profit aja udah ditarikin pajak2nya 😥

Namun memang regulasi tentang perusahaan dan karyawan sangat ketat. Tidak mudah untuk nge-hire orang karena ada kebijakan untuk tidak mudah juga untuk memecat orang, ada berbagai tunjangan untuk menjamin kelangsungan hidup para karyawan, dan lain sebagainya. Itu mengapa rata-rata tim mereka kecil dimana sebagian besar outsource.


Itu mungkin beberapa poin menarik yang bisa saya tarik dari interaksi singkat saya dengan temen-temen dari Jerman. Saya sangat ingin bisa berkunjung juga ke sana untuk melihat secara langsung culture dan kondisi di sana agar bisa belajar juga. Tapi gak berharap banyak kok klo sama pemerintah Indonesia 🙂 Mungkin aja suatu saat ada jalannya.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Comment on Pelajaran Menarik Dari Game Developer Jerman

  1. Kang Darsono // 12/11/2015 pukul 10:05 am // Balas

    Wah….. Teryata lahir dari literasi….
    keren yakin….

    Suka

1 Trackback / Pingback

  1. Berbagi Dengan Game Developer di Bali – Ardisaz

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: