Mimpi di Atas Cita-Cita
Ketika kita kecil, kita biasa ditanya “Kalau besar nanti kamu mau jadi apa?” Jawabannya biasanya seiring bertambah waktu akan berubah-ubah, mulai dari yang terkesan ngayal kayak jadi bajak laut atau power ranger, cita-cita yang sederhana kayak jadi supir truk atau tukang parkir, cita-cita yang populer seperti menjadi dokter atau pilot, hingga cita-cita yang realis seperti jadi PNS atau kerja di MNC.
Namun jarang sekali ada yang menanyakan alasan dibalik cita-cita tersebut. Alasan yang sesungguhnya jauh lebih esensial dibandingkan sekedar profesi. Alasan yang akan menjadi mercusuar kita dalam menjalani hidup di dunia ini. Yakni alasan dibalik tujuan hidupnya.
Karena semenjak kecil banyak yang tidak punya landasan kuat apa fungsi dia hidup di dunia, akhirnya hidupnya berjalan auto pilot. Mungkin ada beberapa yang teguh mengejar cita-cita profesinya sedari kecil, namun ketika sudah terwujud profesinya, lantas apa? Atau ada juga yang tidak memiliki cita-cita dan bergerak menjalani hidup sesuai dengan template pada umumnya orang-orang saja, yang tidak menjamin hidupnya bahagia.
Profesi atau cita-cita sesungguhnya adalah kendaraan, adalah metode, untuk mewujudkan tujuan hidup kita yang sesungguhnya. Uang, jabatan, karir, juga sesungguhnya adalah efek dari kegiatan yang kita lakukan di dalam hidup kita. Namun itu tidak menjamin kehidupan yang bahagia.
Lalu pertanyaan besarnya tentu adalah “apa sih tujuan hidup kita?” Bagi orang yang beragama dan benar-benar mendalami agamanya (bener-bener mendalami yah, bukan agama hanya dilakukan sebagai ritual kehidupan yang juga dilakukan auto pilot), tentu sudah memiliki jawabannya. Lantas bagi yang sekiranya belum mendalami agama atau belum menemukan tujuan hidup, bagaimana? Apa yang harus dilakukan di dalam hidup kita?
Sebenarnya bagaimana mencari dan menemukan hal tersebut juga saya tidak tahu caranya. Tapi bagi saya sendiri (yang mungkin ilmu agamanya juga belum sedalam itu), saya memiliki sebuah prinsip, sebuah alasan, sebuah mimpi yang menurut saya selama ini menjadi jalur bagi saya untuk melangkah. Bagi saya, hidup di dunia ini harus bisa memberikan manfaat dan impact positif untuk orang-orang di sekitar kita.
Dengan berbekal arah hidup tersebut, maka bagi saya sendiri tidak masalah saya menjadi apa yang penting bisa memberi manfaat untuk orang lain, minimal untuk keluarga saya sendiri. Dengan prinsip tersebut, maka setiap pilihan hidup yang saya ambil, sebisa mungkin saya mengarahkan ke mimpi tersebut, agar bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Jadi kalau kita bicara cita-cita atau profesi, tidak ada satu panduan baku dimana saya harus menjadi sesuatu, tapi yang ada saya harus melakukan sesuatu, yakni memberikan impact positif kepada orang lain sebanyak-banyaknya. Kebetulan saya sekarang sedang menjadi pengembang game, maka impact positif yang saya berikan adalah untuk industri game di Indonesia, untuk kemajuan Indonesia, dan juga untuk setiap pemain yang tersentuh dengan produk dari Arsanesia. Selain itu, dengan hobi saya menulis, entah itu di blog atau di media lainnya, saya bisa memberikan impact positif bagi semua yang membaca tulisan saya atau mereka yang kebetulan saya support melalui media tersebut.
Kalau kembali mengingat tulisan lama tentang golden circle, alasan atau tujuan atau arah dari hidup kita disebut dengan “why,” sehingga pilihan kegiatan yang kita lakukan adalah “how,” dan bagaimana kita melakukannya adalah “what.” (bisa baca tulisan tentang golden circle rule di sini).
Dengan rumus tersebut, maka hal pertama yang harus kita cari adalah alasan hidup kita di dunia ini. Baru setelah itu, kita bisa mencari cita-cita atau profesi apa yang tepat untuk kita (sesuai dengan minat dan bakat) dan bergerak ke arah yang sesuai dengan mimpi kita. Karena itu tadi, profesi tidak akan menjamin apa-apa, demikian juga uang dan jabatan, jika kita tidak mendapatkan kebahagiaan dari apa yang kita lakukan di dalam hidup kita. Dan profesi atau kegiatan yang kita lakukan itu hanya salah satu bentuk kendaraan saja.
Tentu yang ideal adalah kita bisa menjalani hidup sesuai dengan mimpi kita, bisa memilih profesi sesuai dengan minat dan bakat kita, dan juga bisa hidup (dibayar) dengan melakukan hal tersebut. Tapi sayangnya kehidupan yang kita jalani sehari-hari belum tentu ideal. Terkadang kita tidak bisa mendapatkan ketiga hal tersebut, terkadang kita hanya bisa memilih salah satu, atau bahkan tidak diberikan pilihan. Saya sendiri merasa hidup saya belum ideal, masih ada yang belum berhasil saya dapatkan di dalam hidup ini. Tapi satu hal yang pasti, ketika harus memilih di antara pilihan yang ada, saya akan tetap menjaga agar setiap pilihan yang saya ambil mengarahkan saya kepada mimpi, prioritas, dan prinsip hidup saya. Buat kamu yang sudah memiliki hidup yang sesuai dengan impiannya, maka bersyukurlah, karena sangat sedikit sekali orang yang bisa menjalani hidup yang seperti itu 🙂
Saya lagi mencapai hidup sesuai mimpi. Semoga tercapai, aamin.
SukaSuka
ngomongin ginian mendadak jd galau dam.. Haha
SukaSuka
Reblogged this on A Day in Our Life and commented:
🙂
SukaSuka