Hukum Lingkaran Emas

gambar diambil dari klick.com
Ada satu video dari TED Business yang saya podcast di iTunes yang menurut saya sangat menarik. Bagi yang penasaran, bisa di search “Simon Sinek: How great leaders inspire action”. Saya akan coba sedikit ceritakan isi dari video tersebut (walaupun mungkin jauh lebih seru klo nonton sendiri yah). Dalam seminar dengan durasi 17 menit itu, Simon mencoba mencari pola yang membuat ada orang-orang tertentu yang bisa menjadi pemimpin besar, pemberi inspirasi, dan menjadi orang yang berpengaruh di muka bumi ini di saat orang-orang yang lain tidak bisa. Simon menemukan sebuah pola, bahwasannya ada sebuah cara komunikasi yang dilakukan oleh para pemuka di bumi ini yang hampir berlawanan dengan yang orang-orang lakukan. Ia memberikan contoh tiga pemimpin di bidangnya masing-masing, Apple, Martin Luther King, dan Wright brothers.
Apple adalah perusahaan komputer, tapi dia bisa berinovasi dan menjadi pemimpin di berbagai bidang, mulai dari music player, tablet, dan lain sebagainya. Apple memiliki akses yang sama ke teknologi terkini dengan saingan2nya, memiliki link yang sama untuk mencari talent, tapi kenapa dia yang jadi nomer 1? Di Amerika, orang yang mengalami penindasan yang sama dengan Martin Luther King ada banyak, tapi kenapa dia yang akhirnya menjadi sosok yang didengarkan dan berpengaruh? Pada masa Wright brothers, saat itu ada banyak talent yang jauh lebih hebat, yang jauh lebih pintar, dan memiliki sumber pendanaan yang jauh lebih banyak. Bahkan wright brother sendiri membangun pesawat menggunakan kantongnya sendiri. Tapi kenapa akhirnya merekalah yang berhasil membuat pesawat pertama di dunia?
Satu pola yang berhasil ditemukan oleh Simon ini diberi nama golden circle. Di dalam lingkaran tersebut, ada lapisan WHAT, HOW, dan WHY. Hampir semua orang menyadari apa yang saat ini sedang dia lakukan. Beberapa, mengerti bagaimana melakukannya agar bisa berbeda dengan apa yang orang lain sudah lakukan. Tapi tidak semua orang mengetahui kenapa ia perlu melakukan itu. Dan mengapa ini bukan dalam arti profit, profit itu adalah hasil, tapi mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan saat ini? Why ini maksudnya apa tujuannya, apa yang dipercaya, kenapa kita harus bangun tidur di pagi hari, apa yang membuat kita harus peduli. Sebagian besar perusahaan/orang, selalu bergerak dari luar ke dalam, dari what ke why, dari hal yang paling jelas ke paling abstrak. Sedangkan mereka yang ada di terdepan, berpikir dari dalam keluar. Ini adalah contoh yang dilakukan dengan bagaimana kita berpikir dari dalam ke luar.
Mari kita bayangkan jika Apple itu berpikir dari luar, maka yang akan dikatakan akan seperti ini. “kami membuat komputer yang hebat, dia didesain dengan indah, user friendly, dan gampang digunakan, mau beli satu?” kita pasti akan berpikir , meh. Oke lah, tapi itu tidak cukup mempengaruhi kita. Tapi beginilah bagaimana Apple berkomunikasi “Apple, apapun yang kami lakukan, kami percaya dengan tantangan untuk berpikir berbeda dengan yang lain dan mengedepankan inovasi, cara kami tantangan itu adalah dengan membuat komputer yang didesain dengan indah, user friendly, dan gampang digunakan”. Dengan pemikiran itu, Apple berhasil membuat produk-produk nomer satu di Dunia. Apple membuat MP3 Player, tapi orang-orang membelinya. Dell membuat MP3 player, tapi tidak ada orang yang mau membelinya. Padahal dua-duanya sama2 perusahaan komputer.
Hal yang menarik, teori ini juga dibuktikan secara biologis. Lapisan terluar dari otak disebut neo cortex, lapisan yang terangsang dengan apapun yang bersifat rasional, bahasa, dan pikiran analitik. Lalu dua lapisan berikutnya adalah limbic, dimana lapisan tersebut terangsang oleh perasaan, seperti kepercayaan dan kesetiaan, perilaku manusia, dan tidak punya kapasitas terhadap bahasa. Jadi kalau kita bicara dari luar ke dalam, orang akan mengerti secara logis apapun yang kita sampaikan tapi tidak mempengaruhi perilaku mereka. Tapi kalau kita bergerak dari dalam keluar, kita bisa membuat seseorang terangsang untuk merasionalkan berbagaimacam hal yang akan menggerakan otak logis dan analitik kita.
Jadi untuk bisa menjadi nomer satu, kita menjual mengapa kita melakukan itu bukan apa yang kita lakukan. Kita menghire orang untuk percaya kenapa kalian harus percaya dengan apa yang kami percaya daripada membuat mereka bekerja karena apa yang mereka kerjakan. Salah satu kata kuncinya adalah, orang tidak membeli apa yang kamu lakukan, tapi mengapa kamu melakukannya. Untuk itu, kalau kita belum menemukan WHY kita, sebaiknya kita gali lebih dalam lagi apa WHY kita sebelum menentukan HOW ataupun WHAT.
Disagree. Menurut saya “why” itu perlu untuk menimbulkan dorongan dan inner strength dalam berproduksi. People don’t give a damn about why you’re doing it. If you sell them things that they want, they’ll buy it. Samsung is the top phone seller in this world as we’re speaking now with no effin philosophy. Why people buy its product? At the low end, its products sold at cheap price, at the high end its products have a distinct quality that people find lacking in iPhone (be it a larger screen size, a different OS preference, or even a stylus).
To sum up, I’ll agree that it’s important to find your “why” in your entrepreneurial conquest. It’s good to give inner strength to build your product, to build your business. It’s good for you, your employees, your stakeholders, etc. It’s even good if someone is writing a book about you. Does it have anything to do with how people may buy what you sell? I highly don’t think so. People buy what you sell, not why you sell it.
SukaSuka