Gerakan Besar Dimulai Dari Tumbukan Ide-Ide Kecil
Saya ingin share tentang hal menarik yang saya dapatkan ketika menjalankan organisasi bernama Ikatan Alumni Insan Cendekia. Bukan tentang almamaternya yang ingin saya ceritakan, tapi tentang bagaimana gerakan besar dan kongrit bisa tercipta. Apalagi mengingat di Indonesia ini yang namanya wacana, mimpi besar, diskusi, dan berbagai angan-angan tidak dibarengi dengan langkah nyata atau tindakan kongkret.
Sebelum saya menjabat jadi ketua IAIC di tahun 2015 lalu, saya pernah mengikuti kegiatan musyawarah besar IAIC di tahun 2009. Saya ingat betul acara yang berlangsung selama dua hari itu diisi dengan diskusi yang serius dan penuh dengan perancangan yang detil. Kita membuat program besar seperti IC Learning sebagai wadah akademik untuk mempublikasikan paper2 alumni, ada juga wadah berupa Jiwandaru untuk para alumni yang senang dengan kegiatan alam, ada juga organisasi keuangan yang diharapkan menjadi roda finansial yang bisa memberikan manfaat untuk alumni. Hari itu juga kita membahas ulang AD/ART dan berbagai langkah jauh ke depan.
baca juga : Project Management Tools Untuk Startup
Yang menarik, selepas dari Mubes tersebut, berbagai rancangan dan wacana tersebut hilang begitu saja. Partisipasi alumni sangat rendah bahkan cenderung skeptis terhadap kegiatan IAIC. Kegiatan yang jalan justru kegiatan-kegiatan yang dirancang dari bawah, dari IAIC Wilayah, seperti roadshow pengenalan kampus di IC, try out untuk siswa-siswa di IC, penyambutan alumni baru di tiap wilayah, dan lain sebagainya. Kebetulan saya mengalami langsung berbagai program yang lahir dari bawah dan hingga hari ini terus berjalan (dan semakin lama semakin matang konsepnya) sehingga saya bisa menarik pelajaran berharga tentang membuat program yang kongkrit dan kontinu.
Membuat sebuah program atau gerakan yang bentukan seperti “perintah” yang hanya melibatkan beberapa pikiran di para petinggi tidak akan bisa diterima dengan baik. Mereka yang diminta menjalankan program tersebut tidak akan mendapatkan rasa memiliki, semangat untuk bergerak, atau chemistry yang sama dengan yang di atas. Yang di ataspun melihat kelembaman dan penolakan dari bawah lama-lama akan letih juga dan karena gerakan ini sifatnya non-profit, akhirnya pun dilupakan. Justru program-program besar yang hari ini terus berjalan dan memerikan impact lahir dari circle-circle kecil yang bertukar ide. Kuncinya ada di situ, greatness comes when ideas collide.
baca juga : Tiga Kesalahan Yang Sering Dilakukan Oleh Startup Baru
Saya pun mengubah gerakan IAIC menjadi gerakan di bawah. Pendekatan IAIC yang hari ini berjalan lebih ke arah pengembangan komunitas. Kita men-empowered komunitas untuk bisa bergerak, untuk bisa saling bertukar ide, untuk bisa saling bersilaturahmi, hingga akhirnya dari komunitas itu bisa menghasilkan program yang kongkrit. Di dalam ranah komunitas itulah ide-ide saling bertumbukan. Mereka punya program dan rancangan yang cocok untuk komunitasnya masing-masing. Tugas IAIC lah memberikan jalan dan fasilitas agar program dan rancangan mereka bisa berjalan.
Ambil contoh program nyata dari komunitas blogger. Mereka tiba-tiba ada ide untuk membuat buku. Tidak ada perintah, komando, atau arahan dari IAIC untuk membuat buku. Tugas IAIC adalah memastikan ide mereka tidak terhambat. Mereka butuh dana, kita bantu carikan akses dana. Resources apapun yang mereka butuhkan akan kami coba carikan. Hingga akhirnya ide tersebut berubah menjadi produk yang kongkrit. Hal yang sama juga terjadi di komunitas lain. Ada ide-ide yang sedang digodok dan peran IAIC adalah memastikan ide tersebut tidak mengalami kendala.
Rumus yang sama yang akan saya terapkan di beberapa komunitas dan organisasi lain yang saya terlibat di dalamnya. Sebuah gerakan besar itu dimulai dari ide kecil yang bertumbukan. Dan yang terpenting, ide besar harus dimulai dari langkah kecil. Kadang kita tidak bisa eksekusi program karena program yang ingin kita jalankan terlalu besar. Satu hal yang selalu saya tekankan berulang-ulang ke panitia atau komunitas di IAIC adalah “yang penting dimulai dulu, gak usah muluk-muluk kalau di awal.” Di setiap slide presentasi saya pun selalu saya selipkan quote “Dream Big, Start Small, Act Now.” Itu untuk mengingatkan kita bahwa kebanyakan dari kita terjebak di “Dream Big” sehingga tidak bisa mulai-mulai. Buat orang Indonesia, prinsip “Start Small & Act Now” ini yang perlu diingatkan. Jadi bagi siapapun yang punya mimpi besar untuk melakukan sesuatu, pastikan untuk melakukan tumbukan ide dengan mereka yang akan mengeksekusi program tersebut dan selalu mulailah dari hal yang kecil dulu.
Tinggalkan Balasan