My Journal

Terima Kasih SPARTA

Layaknya manusia biasa, terkadang kita lupa. Lupa untuk bersyukur, lupa untuk menikmati, lupa untuk mengejar impian, lupa akan janji kita, dan banyak sekali hal-hal yang kita lepas dari memori kita. Dalam hidup, hampir semua agama mengajarkan umatnya untuk selalu berdoa. Mengingat kembali apa yang telah ia lakukan, menyadarkan tentang apa yang ia lakukan, dan meminta tentang apa yang ingin ia dapatkan. Baik itu kesehatan, kesejahteraan, kepuasan, prestasi, maupun hal-hal lain, semua terucap dalam doa kita tiap harinya.

Namun tetap, sering kali doa hanya lari dari mulut dan meluap dari hati. Banyak orang yang telah kehilangan masa lalunya, lupa akan dirinya saat ini, bahkan hingga sudah tidak memiliki lagi tujuan hidupnya. Sudah kehilangan cita-cita, mimpi, dan visi hidupnya. Semakin jauh ia dengan dirinya, semakin jauh dan samar dirinya tak tampak dari mata hatinya. Terkadang dibutuhkan sebuah pukulan keras sebagai wake up call dari membekunya jati dirinya yang sesungguhnya. Itulah yang saya rasakan.

Saya ingat mimpi-mimpi saya, saya tahu betul apa tujuan hidup saya, saya tempel cita-cita saya di tembok kamar saya, saya ceritakan kepada mereka siapa saya sepuluh tahun ke depan, tapi saya tidak benar-benar sadar akan hal itu. Sama seperti manusia biasa kebanyakan, alam bawah sadar saya lupa akan impian saya. Nyaris saya terseret semakin jauh dari pulau impian saya dan menjadi tidak yakin akan kemampuan dan diri saya. Namun beruntung saya masih memiliki lingkungan yang terus-menerus mengingatkan saya. Beruntung saya masih diberi peluang untuk terus belajar dan tidak berhenti belajar. Karena atas dasar takdir itulah saya bertemu dengan salah satu ladang pembelajaran untuk saya. Moment yang kembali mengingatkan dan mengingatkan akan siapa diri saya dan apa yang ingin saya raih.

Kita tidak tahu kapan atau moment apa yang akan menjadi trigger dari seluruh alam bawah sadar kita untuk menyala dan mengarahkan kita ke diri kita yang sesungguhnya dengan segala impian dan cita-citanya. Bisa jadi kita akan menemukan itu melalui proses yang berat, panjang, dan tanpa ujung, namun bisa saja magic moment itu lahir dari kegiatan pembelajaran sederhana yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, jangan pernah padamkan semangat untuk belajar, semangat untuk mengembangkan diri, karena ketika kita berhenti berlari, ketika itulah akhir dari hidup kita yang sesungguhnya.

n.b terima kasih kepada salah satu sesi dalam SPARTA HMIF 2009 yang kembali mengingatkan saya akan hidup dan cita-cita saya

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan komentar