[Review] [App] Todoist, Membuat To Do List Dengan Mudah
Saya sering kali lost track dengan apa yang harus dikerjakan hari ini, besok, dan seterusnya karena saking banyaknya hal kecil sampai milestone besar yang harus dikejar. Belum lagi saya orangnya paling susah multitasking sehingga harus bisa mengatur task dengan benar agar bisa dikerjakan sekuensial secara efektif dan efisien. Selama ini saya selalu menggunakan post-it untuk membuat berbagai todo-list perharinya. Post-it tersebut saya tempel di notes saya sehingga saya punya dokumentasi todo-list dengan baik.
Namun masalah pun datang ketika task yang ada di todo-list ada yang harus digeser harinya, ada yang harus diganti prioritasnya, ada yang harus direvisi pekerjaannya, dan lain sebagainya. Saya sampai pada titik dimana todo-list harus diatur menggunakan software agar bisa lebih fleksibel dan mudah penggunaannya.
Saya sempat melakukan uji coba dengan beberapa aplikasi untuk membantu membuat todo-list. Beberapa yang sudah saya gunakan misalnya adalah Trello dan Evernote. Namun keduanya terlalu “besar” dan kompleks untuk saya gunakan sebagai aplikasi todo-list. Saya lebih suka pakai banyak aplikasi yang spesifik melakukan satu hal dibandingkan pakai satu aplikasi yang bisa segalanya. Karena menurut saya, desain UX dari aplikasi itu harus disesuaikan dengan fungsi utamanya. Untuk itu saya coba beberapa aplikasi todo-list populer di store yakni Wunderlist, Todoist, AnyDo, dan lain-lain.
Saya tidak akan bahas perbandingan satu persatu, yang pasti prioritas saya pertama adalah UX yang clean, ringan, dan mudah digunakan. Lalu prioritas berikutnya adalah cloud sync dan multiple platform. Lalu yang terakhir adalah jumlah fitur-fitur tambahan yang ada di dalamnya. Dengan membandingkan tiga poin utama tersebut, jatuhlah pilihan saya kepada aplikasi bernama Todoist.
Yang jelas, Todoist memenuhi standar utama yang saya cari yakni memiliki UX yang sangat bersih dan mudah digunakan. UI-nya enak dilihat, straight forward, dan mudah sekali untuk digunakan dibandingkan dengan aplikasi lainnya. Mungkin dari segi fitur bukan yang terbanyak fiturnya, tapi menurut saya Todoist UX-nya paling baik.
Selain itu Todoist juga sudah di-support oleh 13 platform mulai dari MAC, Windows, Android, iOS, Gmail, Outlook, dan lain sebagainya. Saya menggunakannya di MAC, iPad, dan Android saya. Di semua platform tersebut Todoist memiliki desain yang sudah teroptimasi sehingga mudah digunakan dimana saja. Bahkan widget Androidnya menurut saya yang paling bagus dibandingkan aplikasi lainnya. Jadi tidak hanya porting dan reuse aset saja, tapi Todoist juga memastikan di tiap-tiap platform memberikan fasilitasn dan tampilan terbaik.
Seperti yang sudah saya sebutkan bahwa fitur yang dimiliki Todoist (setidaknya yang versi gratisnya) tidak sebanyak aplikasi lainnya. Namun cara menggunakan fitur yang ada di dalam aplikasi ini yang paling mudah digunakan. Saya contohkan misalkan untuk menunda task yang kita sudah jadwalkan ke esok hari, langsung ada shortcut add to tomorrow karena sepertinya banyak sekali kasus dimana task harus ditunda jadi besok. Lalu untuk membuat task yang recurrent, tinggal tulis saja “repeat every mon, wed, and fri” nanti akan otomatis akan dibuat task untuk tiap tiga hari tersebut (ini jadwal saya nulis artikel di Trenologi :p). Dan banyak sekali task lainnya yang bisa diakses dengan sangat mudah. Kemudahan inilah yang menurut saya jadi poin plus dibandingkan ada banyak sekali fitur tapi susah diaksesnya.
Hal lain yang saya juga suka dari Todoist adalah pengkategorian task yang enak dilihat, mudah digunakan, juga membuat label prioritas menjadi sangat mudah. Lalu kita juga bisa membagi kumpulan task tersebut dengan orang lain. Semisal saya bikin kumpulan task dengan judul “Belanja Bulanan,” Saya bisa share check list tersebut ke istri saya agar kalau dia lagi di supermarket bisa beli barang yang habis di rumah. Atau bisa juga bikin reminder untuk bayar tagihan bulanan.
Kemudian ada satu fitur menarik yang sebenernya tidak begitu esensial tapi ternyata cukup berpengaruh untuk pengguna yakni fitur achievements bernama Karma Points. Jadi kita bisa track seberapa banyak task yang sudah kita selesaikan dan tiap berhasil menyelesaikan task kita akan dapat achievement yang bisa di share di social media. Bahkan sesimpel menyelesaikan task untuk hari itu, akan ada tulisan yang memberikan pesan bahwa “semua tugas hari ini sudah selesai anda bisa beristirahat dengan tenang.” Hehehe itu sederhana tapi ternyata berpengaruh ke alam bawah sadar saya untuk menyelesaikan segala task yang saya punya dalam satu hari.
Untuk fitur yang disajikan ini, menurut saya Todoist sudah sangat baik memberikan versi gratisnya. Ada beberapa fitur yang baru bisa dipakai di versi berbayar kayak reminder, labelling, dan lain-lain. Tapi so far, dengan fitur gratisnya pun sudah sangat memadai kok 🙂 Cuma saya kekurangan fitur reminder-nya aja nih yang ternyata harus berbayar.
Tapi lepas dari itu, saya pikir Todoist merupakan aplikasi yang patut dapet lima bintang, empat jempol, dan nilai 10/10 karena memberikan UX yang sangat baik dan mudah digunakan. Mengingat task datang dan pergi dengan cepat, UX bagus itu adalah prioritas yang sangat utama bagi saya sehingga Todoist merupakan solusi paling tepat.
Silahkan dicoba diunduh dan digunakan. Cek aja websitenya Todoist di sini.
Jangan lupa kalau kamu menikmati artikel ini, klik like dan juga rate bintang di atas yah 🙂 Share juga artikel ini ke temen kamu yang membutuhkan info tentang aplikasi membuat todo-list.
Makasih reviunya, Mas. Saya sudah pasang Wunderlist. Setelah membaca artikel ini, jadi ingin mencoba Todoist. Tapi, sudah beberapa menit ini, kok situs Todoist tidak dapat diakses 😦
SukaSuka
Wah masa sih tidak bisa webnya? Aksesnya via dekstop atau mobile?
Wunderlist juga bagus kok, tapi saya lebih suka todoist karena lebih clean UI nya
SukaSuka
Saya lebih sering akses Internet dengan desktop melalui proxy kantor, Mas. Nampaknya todoist .com memang terblok di jalur kami 🙂
SukaSuka
kalau sama any.do gmn mas?
SukaSuka
Udah coba, masih lebih enak todoist
SukaSuka