[GameLog] Introduction: Mindset Membangun Produk
Hampir 3 tahun sudah Arsanesia berdiri dan belum ada game dari Arsanesia yang bisa benar-benar sesukses Angry Bird. Selama 3 tahun itu, sebagian besar waktu dan tenaga kami banyak sekali dihabiskan untuk mengerjakan proyek agar asap dapur bisa ngebul. Sedikit sekali fokus yang kami berikan agar produk-produk kami bisa berjalan dengan baik. Ada total 12 game yang telah dikembangkan oleh Arsanesia, yang kalau saya tengok ke belakang, saya sendiri merasa kecewa dengan kualitasa dan penanganan produk-produk tersebut. Mindset kami masih “rilis adalah akhir perjalanan,” mindset yang terbangun ketika mroyekan, yakni ketika deliverable diberikan, closing proyek. Ternyata produk tidak demikian dan bisa dibilang Arsanesia telat menyadari hal itu dan kami sekarang memulai segala sesuatunya dari nol lagi. Untungnya, banyak sekali rekan-rekan developer yang sudah sukses (menurut saya) dalam membangun produk yang bersedia membagikan ilmu2 dan pengalaman mereka kepada Saya. Untuk itu, saya juga punya tanggung jawab untuk share ilmu mereka yang saya terapkan kepada saya, pembelajaran-pembelajaran saya dalam membangun produk di blog saya. Tulisan ini akan menjadi introduction dari seri game dan product development dalam kategori [GameLog].
Saya ingin memulai tulisan ini dengan mindset berpikir dalam membangun produk. Membangun produk ini bisa dianalogikan sebagai anak sendiri yang harus dibekali dengan baik dan dibesarkan dengan baik pula. Mindset rilis adalah akhir perjalanan tidak bisa dipakai lagi, justru rilis itu adalah langkah pertama dari perjalanan panjang. Langkah ke depan akan jauh lebih berat karena kita harus selalu “ada” untuk produk tersebut, harus selalu mendengarkan feedback dari user kita, harus selalu sigap untuk memperbaiki dan mengupdate produk kita, dan lain sebagainya. Untuk itu, fokus adalah poin penting dari product development. Harus ada dedicated team, yang memang disiapkan khusus untuk melahirkan dan membesarkan produk tersebut. Team tersebut tidak bisa disambi ngerjain yg lain, tidak bisa sambil mroyek, tidak bisa asal-asalan, harus tim yang bener-bener passionate. Pelajaran saya dari beberapa developer yang sudah mendapatkan profit mulai dari puluhan juta perbulan, hingga sampai dengan 1 Milyar dari satu game, mereka adalah tim kecil yang hanya fokus dengan produk mereka. Jadi buat tim yang jumlahnya masih sedikit, tentu ini adalah panggilan yang jelas untuk memfokuskan diri di pengembangan produk (bagi yang memang ingin mengincar B2C). Lalu bagi tim yang sudah terlanjur besar, harus memisahkan anggota timnya yang fokus dengan produk jika tetap ingin mengerjakan proyek.
Mungkin ini dulu introduction di [gamelog], ke depan akan ada banyak sekali pengalaman berharga yang ingin saya share yang saya dapatkan dari rekan-rekan developer lain maupun yang saya alami sendiri. Saya sendiri cukup bahagia melihat kualitas game di Indonesia yang saat ini semakin baik. Standar dari game di Indonesia sekarang sudah semakin tinggi, tidak bisa lagi membuat game asal-asalan dan bawa tag “ini buatan anak bangsa.” Sekarang kita bersaing di pasar global dengan modal kualitas dan fokus. Jadi ayuk kita belajar sama-sama, saling sharing pengalaman antar game developer, dan kita jadikan Indonesia sebagai top country untuk industri game.
Angry Bird keluaran Rivio kan?
SukaSuka