My Journal

[GameLog] Tugas Seorang Game Tester Untuk Quality Assurance

Dalam siklus pengembangan game, sebelum game itu bisa dipasarkan ke publik, game developer harus memastikan dulu kualitas dari gamenya. Untuk itu, ada posisi di dalam game developer yang bernama Game Tester. Pada tulisan Gamelog kali ini, saya akan share tanggung jawab seorang Game Tester pada proses Quality Assurance.

Biasanya, jenjang karir seseorang untuk bisa menjadi game designer atau yang lebih tinggi lagi jadi game producer diawali dengan menjadi Game Tester yang bertanggung jawab terhadap proses Quality Assurance. Di proses inilah seorang akan belajar lebih dalam tentang pengembangan game paling mudah.

Sebenarnya ada dua tugas utama dari game tester. Yang pertama dan yang paling penting adalah memastikan seluruh spesifikasi functional berjalan dengan baik. Ini adalah yang paling krusial dan biasanya tugas dari seorang game tester pada tahap ini adalah mencari bug sebanyak-banyaknya.

Functional Test

Proses functional testing ini sebetulnya akan sangat mudah untuk dilakukan apabilan game design document dan game technical document lengkap dan rapih. Sayangnya, pada kenyataannya jarang yang memiliki dokumen ini sehingga game tester perlu dilakukan oleh orang yang amat sangat teliti dan penasaran.

baca juga:[Gamelog] Cara Membuat Game Design Document

Untuk mencari bug ini, kita harus mencoba berbagai kondisi yang mungkin dilakukan di dalam permainan. Mulai dari otak-atik menu flow, pindah-pindah menu dari berbagai button navigasi, nyobain semua level, semua item, semua stage menggunakan cara normal (tanpa cheat code atau developer mode), hingga mencoba melakukan aksi yang aneh-aneh kayak mencet layar kosong, melakukan gesture yang tidak natural, dan lain-lain.

Form Bug Report

Form Bug Report

Bukan hanya mencari bug yang susah, tapi melaporkan bug ini juga bukan hal yang mudah. Kita harus mengingat betul apa penyebab kondisi itu terjadi dan mengambil screenshot di kondisi tersebut sehingga memudahkan tim developer untuk memperbaikinya. Jadi sebagai game tester, kita harus selalu sigap dan mengingat tiap langkah yang kita lakukan pada saat mencoba game tersebut.

Biasanya kategorinya dibagi menjadi tiga, bug major, bug minor, atau polishing. Dengan begini, tim programmer bisa lebih mudah mengatur prioritas mana yang dikerjakan terlebih dahulu. Biasanya yang major itu yang bener-bener ngeganggu core gamenya kayak gak bisa di-save, force closed, dan lain sebagainya.

Non-Functional Test

Contoh Daftar Bug Menggunakan Trello

Contoh Daftar Bug Menggunakan Trello

Selain tugas utama mencari error di fungsi utama dalam game, game tester juga bertugas untuk mencari hal yang bisa ditingkatkan dari sisi non teknis. Beberapa hal yang bisa diamati adalah balancing dan flow game, penempatan layout dan visual yang kurang nyaman, hingga mencatat tingkat kegembiraan kita ketika memainkan game tersebut.

baca juga: [GameLog] Tugas Seorang Game Designer

Jadi bagi seorang game developer, apalagi game tester, bermain game dituntut untuk fokus memperhatikan berbagai detil di dalam game, tapi juga harus tetap menikmati gamenya. Hahaha susah banget loh ini. Apalagi kalau kamu udah melakukan pengetesan berulang-ulang memainkan game tersebut dari awal hingga tamat. Saya saja sering sampai terngiang-ngiang BGM dari sebuah game kalau lagi masuk fase testing -_-

Tips Quality Assurance

Jadi buat kamu yang ingin menjadi game tester atau sedang ingin menguji game-nya, saya ada beberapa tips yang bisa digunakan nih. Berikut beberapa tips untuk memudahkan proses QA:

  • Gunakan Google Form untuk submit bug report dan laporkan sedetil mungkin agar komunikasi lancar dan mudah dimengerti
  • Gunakan aplikasi todolist seperti trello untuk tracking progres bug
  • Jangan batasi diri kamu untuk mencoba berbagai macam hal yang mungkin dilakukan di dalam game. Coba segala kemungkinan case yang bisa terjadi
  • Pisahkan proses pengujian functional dan non functional karena mood yang dibutuhkan berbeda. Mending main dari awal tapi untuk tujuan yang berbeda dibanding melakukan keduanya bersamaan
  • Gunakan fitur shortcut untuk print screen layar dengan mudah, atau kalau perlu rekam sesi testing agar bisa menemukan penyebab terjadinya suatu bug
  • Dan yang paling penting, sabar!

Jadi kalau mikir jadi game tester kerjaannya gampang karena cuma main game doang, mending pikir ulang. Hehehe skill set yang dibutuhkan juga gak main-main. Udah gitu, stereotype yang sering terbentuk adalah tim QA adalah “musuh” dari tim development :p Jadi siap-siap aja ngalamin konflik internal sama tim development.

baca juga: [GameLog] Beta Testing

Tapi buat kamu yang ingin terjun ke industri game, gak bisa coding ataupun gambar, posisi Game Tester adalah gerbang awal yang paling tepat. Di sini kamu bisa banyak belajar tentang pengembangan game dan seluk beluknya. Jadi, selamat testing game yah 🙂

About Adam Ardisasmita (1374 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

5 Comments on [GameLog] Tugas Seorang Game Tester Untuk Quality Assurance

  1. Menarik banget daaam. Gue penasaran deh, kalo misal kayak di tempat lo gini, testingnya tuh harus dedicated time & ada timnya sendiri atau biasanya lo lempar keluar kayak crowdtesting? Pengen deh kalikali testing game app haha

    Suka

  2. Hey bro.. Menarik banget, udah lama nyari artikel ini tp sempet lupa krn hrs ganti pc.. Bro sharing tentang qa donk.. Kalo automate testing bisa jg ga? Perlu mentor automate testing nihh..

    Disukai oleh 1 orang

  3. Avif Ardiansyah // 29/10/2017 pukul 6:15 pm // Balas

    mas adam,, mau tanya dikit nih, sebenarnya functional test itu lebih ke teknis gamenya ga si??contohnya ni (se tangkep nya aku aja ya) : ingame level ga mau berubah , atau level loncat” dari level 1 lanjut nya langsung ke level 5 misalkan.
    Nah untuk yang non-functional test itu lebih ke graphic, tata letak menu (menu misalkan), terus BGM nya terlalu lambat dari game playnya,, gitu ga sii?? tq

    Suka

Tinggalkan komentar