My Journal

Nasib Nokia di Tangan Microsoft

Saya bisa dibilang lahir di Nokia. Saya dua kali mendapat gelar Nokia Developer Champion, menjadi bagian dari Nokia Developer VIP, dan menjabat sebagai wakil ketua dari Nokia Indonesia Community Enthusiast. Nokia merupakan platform pertama yang pernah saya gunakan sebagai pengembang aplikasi mobile dengan aplikasi perdana saya yang berjudul Gamelan Player. Selama kurang lebih tiga tahun saya dan Arsanesia merasakan betapa positifnya pertumbuhan ekosistem Nokia, yang walaupun ada beberapa langkah yang menurut saya kurang strategis, tapi saya masih percaya support yang besar dari Nokia bisa membuat Arsanesia semakin besar, dan hal itulah yang terjadi selama ini.

Ketika Microsoft mengakuisisi Nokia, sebenernya ada perasaan berat hati mengingat sejarah panjang dan kuat Nokia dalam jatuh bangun di industri IT ini. Tapi hal itu tentu tidak bisa dielakan, terutama karena ada dua kesalahan fatal yang dilakukan Nokia yang membuatnya jadi tidak bisa terselamatkan lagi dari sisi finansial dan penjualan.

Pertama adalah terlalu lama bergantung di sistem operasi Symbian. Di tahun 2008, ketika Apple berhasil melejitkan pasar aplikasi untuk pertama kalinya, Nokia masih berada di sistem operasi yang tertutup bagi developer. Lalu ketika Android muncul dengan paradigma yang serupa dengan Apple, Nokia masih ketinggalan dengan Symbian-nya. Ketika Symbian di shifting terbuka dengan memberikan SDK berbasis C++ dengan nama Qt, Developer pun tidak bisa dengan mudah bermain di situ karena banyak kesulitan di sana-sini yang bahkan expert Qt pun tidak bisa mengatasinya. Mungkin karena dari awal tidak didesain untuk dilepas ke developer sehingga support dan toolsnya kurang memadai. Jadi bisa dibilang di kelas smartphone, Nokia terlalu lama bereaksi terhadap pesaing-pesaingnya sehingga terlambat untuk mengejar.

Kedua adalah keputusan untuk pivot ke platform Microsoft. Pertama, Meego adalah sebuah OS yang sexy dan menarik baik itu untuk pengguna maupun untuk developer (yang belum pernah dengar Meego, bisa cek tulisan saya di sini). Walaupun masih sama menggunakan C++ dan Qt, tapi sistem ini merupakan sistem terbuka yang tentu jauh lebih mudah dan siap dibandingkan Symbian. Namun baru meluncur satu device N9, Nokia langsung shifting ke Windows Phone. Jika memang ingin menghemat cost dari sisi pengembangan platform, saya pribadi berpendapat merapat ke platform Android jauh lebih menguntungkan karena developernya sudah banyak dan toolsnya lebih mudah. Akan tetapi saya masih salut dengan tim Nokia yang menunjukan fokus dan konsistensinya kepada platform Windows Phone ini sehingga saat ini mulai naik daun, terutama dari sisi jumlah aplikasi di dalamnya. Platform Windows Phone ini sudah semakin dipertimbangkan oleh developer maupun pengguna, walaupun masih jauh dari Android dan iOS. Akan tetapi, keputusan yang lagi-lagi membuat saya terkejut adalah munculnya Nokia X, yang lalu tak lama dimatikan setelah proses Akuisisi. Sekedar informasi, performa Nokia X ini di Indonesia sangat baik sekali penjualannya. Jika Nokia ingin menjuarai pasar menengah ke bawah seperti jaman S40, Nokia X ini adalah kuncinya. Tapi mungkin “nafas” nokia sudah habis sehingga terpaksa menutup Nokia X. Andaikan dulu fokus di Meego, atau jika memilih untuk tidak mengembangkan OS Nokia mencurahkan tenaganya yang digunakan untuk Windows Phone ke Nokia X, tentu saya pikir kondisi Nokia tidak akan sesulit hari ini.

Nasi sudah menjadi bubur, platform Symbian terlalu lambat untuk diganti dan nafas Nokia sudah habis untuk membangun platform Microsoft, kini nasib Nokia ada di tangan Microsoft sepenuhnya. Nokia memiliki tim dengan kultur yang luar biasa oke, memiliki SDM dengan passion yang sangat baik, saya pikir dengan orang-orang ini bergabung ke Microsoft, Windows Phone dan device Nokia berikutnya akan semakin baik. Apalagi di sokong oleh nafas baru dari Microsoft untuk menghidupi dapur inovasi Nokia. Sayangnya, Microsoft malah mengumumkan akan memecat 18.000 karyawannya, dimana 12.500-nya karyawan Nokia. Saya langsung terbayang para tim Nokia Indonesia yang saat ini telah memberikan impact yang sangat besar sekali bagi ekosistem Nokia dan Microsoft di Indonesia. Andaikan posisi mereka dicabut, ini akan menjadi kehilangan yang sangat besar sekali bagi Nokia, Microsoft, dan ekosistem di Indonesia. Kalau mau adil, karyawan Nokia dan Microsoft dijadikan satu warna, lalu putuskan hubungan kerja 18.000 orang yang performanya tidak baik, jangan sudah di state sekian besar yang di PHK dari Nokia. Saya bisa jamin, tanpa ada tim Nokia Indonesia yang pernah berjuang membesarkan platform Windows Phone, Windows Phone tidak akan seberhasil saat ini.

Strip-Jurassic-Microsoft-650-finalenglish1

Di China, divisi Nokia sudah dipulangkan dan ini sempat membuat demonstrasi besar. Di beberapa negara juga sudah mengalami hal yang serupa, dimana divisi yang bertanggung jawab untuk mengembangkan ekosistem sudah dihapus karena dianggap redundan dengan divisi yang sudah dimiliki Microsoft. Gosipnya pun di Indonesia akan terjadi hal yang sama. Resource berkualitas yang memberikan impact sangat besar bagi pertumbuhan platform Windows Phone di Indonesia, kemungkinan besar akan ditutup. Bagi saya, yang merupakan seorang developer yang mendedikasikan waktu dan tenaga untuk platform Nokia, ini merupakan kehilangan besar. Harapan saya, tim baru yang akan menangani pengembangan ekosistem Windows Phone di Indonesia bisa memberikan support yang minimal sama, malah kalau bisa lebih baik. Lalu sebaiknya juga tim Nokia Indonesia yang memang berkualitas dan kompeten, tetap dipertahankan karena beliau ini telah memiliki jaringan dan kredibilitas dari ratusan developer yang ada di Indonesia.

Hidup ini memang seperti roda, naik dan turun, kadang di atas kadang di bawah. Perubahan itu memang berat, tapi kita harus siap untuk menghadapi situasi apapun. Saya cuma mendoakan yang terbaik bagi tim Nokia Indonesia, bagi para Nokia Developer, dan ekosistem di Indonesia.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

3 Comments on Nasib Nokia di Tangan Microsoft

  1. Ulasan yg bagus dan berbobot, saya sependapat dgn analisa kang Adam, nokia di negara kita adalah fenomenal, its a legend, apabila nanti tinggal kenangan maka itu adalah kenangan indah

    Suka

  2. saya dulu ngk kuat beli hp nokia karena mahal. pakainya siemens c25 lalu ke m35. nasib nokia laksana yahoo yang dulu sempat menolak google. apalai saat boss nokia menolak untuk memakai android dan percaya diri dengan symbian nya. he..he…jaman sudah berubah bung

    Suka

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Tentang USB Port C dan Masa Depannya | Ardisaz
  2. Pentingnya Divisi Research and Development Untuk Dunia IT – Ardisaz

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: