My Journal

CEO Itu Kerja Gak Sih? Kok Di Luar Terus

Mungkin banyak dari temen-temen yang melihat aktivitas saya kayak sering kesana-sini. Terus kadang di jam kerja, kayak bisa liburan gitu. Mungkin jadi banyak yang mikir enak yah jadi CEO, kerjanya santai dan bisa kesana-sini. Menurut ku sih itu tanggapan yang totally wajar yah karena emang yang keliatan kayak begitu kalau di luar. Jadi paling aku pengen share beberapa aja yang gak keliatan yah 🙂

Jejaring Adalah Kunci

Yang pertama dan yang paling utama, tugas seorang CEO adalah membangun bisnis dari perusahaannya. Dan salah satu kunci untuk membangun bisnis adalah dengan memperluas jejaring. Gak mungkin ada perusahaan yang bisa jadi besar kalau dia berdiri sendiri. Pasti butuh partner untuk berkolaborasi, mentor yang bisa membukakan jalan, dan insider-insider info untuk membantu kita membuat decision yang strategis. Dimana dapatnya hal itu? Yang jelas gak bisa di Google. Untuk bisa mendapatkan network yang berkualitas, kita harus rajin muncul di banyak tempat. Tidak hanya muncul untuk urusan transaksional, kita juga harus muncul untuk berkontribusi. Kita harus hadir untuk menjawab cause dan visi yang diusung oleh perusahaan kita. Ketika aku muncul di suatu event, di situ ada capArsanesia atau Arsa Kids melekat di jidat ku. Jadi semua hal yang aku lakukan, akan memberikan dampak langsung dan tidak langsung kepada perusahaan.

Jujur aja, Arsanesia bisa terus eksis sampai 10 tahun ini kalau dibilang kuncinya apa, kuncinya adalah jejaring. Dan semakin kita menjaga integritas dan eksistensi kita di jerjaing ini, maka kualitas dan juga jangkauan jaringan kita akan semakin luas. Kata kunci membangun jejaring adalah relationship. Dan menjaga relasi inilah yang menjadi tugas utama seorang CEO. Ada quote yang saya suka banget tentang pentingnya relasi dan jejaring.

a person with a good relationship in life, what they can achieve, with one phone call, others can not achieve with a million dollars. The foundation of a good relationship is trust. And trust is earned from integrity. A relationship is never built from taking, a relationship is about giving and adding value.

Shiv Khera

Kerja 9 to 5?

Enak yah jadi CEO gak perlu absen. Bisa dateng suka-suka dan pulang suka-suka. Malah kalau dulu sebelum pandemi, saya ke kantor cuma seminggu atau dua minggu sekali. Tentu dari luar keliatannya kayak ni orang tinggal leyeh-leyeh aja yah? Faktanya kenapa CEO gak bisa diabsen karena jam kerjanya 24 jam 😥 Hahahaha. Kalo di kantor diabsen dari daily scrum jam 10 pagi dan nulis check out kerjaan hari ini yang beres apa aja di jam 18, saya bisa udah mulai meeting dari jam 8 pagi dan masih ada meeting jam 9 malam. Kalau yang lain pas hari Jumat udah bisa dadah-dadah kita ketemu lagi hari Senin, saya Sabtu dan Minggu bisa masih ada meeting. Jadi kalau mau ngukur jam kerja CEO emang sulit sih, jadi jangan kaget kalau waktu liburnya juga beda hahaha

Tapi tentu meeting yang dilakukan gak hanya dengan eksternal untuk ngebangun relasi yah. Kalau daily scrum saya masih ikut tiap hari. Lalu ada juga produk-produk yang masih saya pegang, jadi masih meeting dan kerja juga untuk ngelead produk tersebut. Apalagi produk yang sifatnya eksternal yah. Oh ya ngomong-ngomong eksternal, client Arsanesia kan gak cuma dari Indonesia. Jadi kalau lagi ada meeting dengan client, ya bisa di luar jam kerja normal karena harus ngikutin time zone mereka juga. Intinya, kalau kamu jadi CEO, kerja 9 to 5 itu ilusi sih hahaha

Operasional Kantor Gimana?

Pertanyaan yang paling penting adalah, dengan ritme begitu, kantor emang bisa jalan? Nah, itu kenapa kita perlu partner. Gak mungkin ada yang bisa sukses kalau sendiri. Kayak Disney Brother aja, si Walt Disney yang orang creative nya, kakaknya yang orang bisnisnya. Di Arsa pun sama, operasional kantor ada co-founder saya. Jadi tugas saya mencari opportunity-opportunity untuk dibawa ke kantor, tugas co-founder saya memastikan tim di kantor berjalan dengan efektif dan bahagia untuk deliver.

baca juga : Pentingnya Orang Bisnis Dalam Sebuah Studio Game

Terus pertanyaan berikutnya, dalam proses kreatif dan produksi, apakah CEO masih ikutan? Nah ini menarik banget. Hehehe Dulu tuh background saya kan programmer. Dan saya juga seneng dengan UX dan Design. Jadi dulu saya sempet pengen ikut bantu ngoding di project Arsanesia. Yang ada malah saya jadi bottle neck :p Programmer-programmer lain bisa kerja fokus seminggu ngoding, tapi pas mau merge, kerjaan saya gak kelar-kelar. Soalnya ketika saya ngoding, tiba-tiba ada telpon yang harus diangkat, ada email yang harus dibalas, ada pitchdeck yang harus dibuat, dll. Jadi malah jauh lebih cepet kalau saya gak ngerecokin. Di sisi desain pun sama. Karena saya gak bisa ikut di semua meeting tim desain, ketika saya ikutan dan sok-sok ngasih input, ternyata input itu udah pernah didiskusikan sebelumnya. Jadi justru kerjaan di kantor lebih cepet selesai kalau saya gak terlalu ikut campur di sisi teknis. Tapi kalau dari sisi strategi tentu tetep terlibat penuh yah. Kayak mau dibawa kemana produknya, gimana pengembangan bisnisnya, dan lain-lain.

Naaah jadi begitu temen-temen. Kalau ditanya apakah CEO kerja? Ya jawabannya kerja. Tapi kenapa keliatannya kok di luar terus? Ya emang begitu kerjaannya. Kayak Elon Musk, mungkin banyak yang nyinyir ini CEO kok Twitteran mulu. Lah karena itu, satu tweet dia bisa bikin saham perusahaan langsung naik berkali-kali lipat loh hahaha. Elon baru mau ke Indonesia aja, saham ANTAM langsung melejit :p

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan komentar