Teknologi Hologram Sudah Semakin Dekat Dengan Hadirnya HoloLens
Google dulu pernah eksperimen dengan penggabungan dunia nyata dan dunia digital melalui Google Glass. Entah mengapa, produk tersebut akhirnya terhenti dan terlihat tidak jadi masuk ke pasar. Ketika Google batal menghadirkan perangkat wearable, saya berpikir bahwa teknologi tersebut masih jauh. Lalu sekonyong-konyong, Microsoft muncul dengan perangkat wearable miliknya bernama HoloLens.
Dari sisi bendanya, terliat lebih bulky dan nampak kurang stylish kalau dibandingkan dengan Google Glass. Tapi dari sisi fitur yang ditawarkan, HoloLens ini kok terlihat menarik. Dia tidak hanya menghadirkan konten yg tadinya di handphone atau di komputer menjadi konten yang muncul di “kacamata pintar,” tapi Microsoft memberikan suatu inovasi yang lebih besar dari itu. Microsoft mencoba tidak hanya menggabungkan konten digital dengan kehidupan kita, tapi membuat konten digital bisa berinteraksi dengan dunia nyata dalam konsep yang diberi nama Mixed Reality.
Video demo dan iklan HoloLens luar biasa keren. Kita bisa naro browser di dinding, bisa main minecraft di meja, dan meletakan berbagai macam konten di dunia nyata. Konsep hologram yang nampaknya sampai sekarang masih mandek, menjadi terwujud dengan HoloLens. Alih-alih bikin perangkat yang mengeluarkan konten hologram di dunia nyata, HoloLens menghadirkan hologram di kacamata pintar yang berinteraksi dengan dunia nyata. Ini konsep yang amazing banget.
baca juga : Microsoft Menjadi Si Anak Keren Lagi
Amazing kenapa? Karena ini bukan hanya bermanfaat untuk gaming, tapi juga bermanfaat untuk berbagai sektor. Kalau produktivitas mungkin saat ini masih terasa gimmick, tapi klo konten edukasi, ini akan sangat bermanfaat. Di museum bisa menghadirkan hologram dinosaurus dengan scala yang sesungguhnya, di dunia kedokteran bisa mempelajari anatomi dengan model hologram yang interaktif, dan banyak sekali ide menarik yang bisa kita implementasikan dari konsep HoloLens ini.
Sampai detik kemarin ini, saya masih skeptis dengan HoloLens. Ibaratnya, konsep itu too good to be true dan kayaknya masih jauh banget lah. Yang paling saya ragu ya bagian Spatial Mapping, gimana kacamata itu bisa ngedetek benda di sekitarnya dan membuat objek di dalam kacamata berinteraksi dengan objek di dunia maya. Saya mikir sih ini paling cuma video teasernya aja yang keren mendahului device realnya. Paling juga nanti “terkubur” kayak Google Glass. Yang mengejutkan adalah, ternyata saya salah!!!
Di acara Unity Unite Europe 2016 kemaren, ada developer yang sharing tentang HoloLens. Dan teknologi yang paling saya ragukan bisa diimplementasi, yakni Spatial Mapping, sudah berjalan dengan baik. WOW! It really works!!! Emang dari sisi latency dan akurasi masih bisa lebih optimal, tapi untuk versi developer edition, ini udah jauh dari yang saya perkirakan. Gak hanya itu, SDK-nya sudah ada dan bisa dipakai untuk developer membuat prototype-nya. Library di dalam SDK-nya juga sangat lengkap, sampai ada voice recognitionnya juga. Dan beruntung lah bagi para pengguna Unity karena nampaknya implementasi Unity-HoloLens ini amatlah mudah. Kayaknya Unity di-anak emas-kan oleh Microsoft terkait SDK HoloLens.
baca juga : Membuat Virtual Reality Menjadi Mainstream di Masyarakat
Saya sendiri jadi gak sabar buat hands on HoloLens ini sendiri. Di kepala saya sudah banyak ide menarik yang bisa diimplementasikan. Siap-siap ah, kayaknya HoloLens bakal lebih dekat menuju market dari yang saya kira sebelumnya. Malah kalau ini sukses, HoloLens bakal jauh lebih mainstream dibandingkan Virtual Reality. Tapi ya ini prediksi saya aja, kita liat nanti gimana di pasar. Yang jelas, kita harus selalu sediakan 20%-30% waktu kita untuk research dan acquire new technology.
P.S seperti postingan saya sebelumnya terkait positioning blog, saya akan membuat tutorial implementasi HoloLens di either Youtube Channel atau Medium ya 🙂
Tinggalkan Balasan