Antara Konten dan User Experience
Selama ini saya selalu memandang bagus tidaknya sebuah aplikasi berdasarkan UX-nya. Semakin bagus UX-nya, semakin nyaman juga saya menggunakan aplikasi. Hingga suatu ketika, saya berhadapan dengan kondisi dimana saya harus memilih aplikasi yang UX-nya lebih jelek. Dan yang menjadi penyebab utama dibalik keputusan itu adalah value yang saya dapatkan dari konten di dalam aplikasinya.
Ketika bicara UX, kita bicara tentang interaksi manusia dengan komputer. Interaksi ini bisa dipengaruhi oleh peletakan konten, layout, UI, tombol, jumlah klik untuk melakukan aksi, menghadirkan informasi yang sesuai ketika dibutuhkan, kebersihan desain, kecepatan, dan sebagainya. Saya selalu menilai aplikasi dari sisi UX-nya untuk membandingkan satu dengan yang lain. Jika ada aplikasi sejenis dengan fitur yang sama, maka faktor untuk saya memilih menggunakan suatu aplikasi adalah UX dari aplikasi tersebut.
baca juga : Lima Elemen Dari User Experience Design
Namun ternyata saya melewatkan satu hal lagi yang ternyata tidak kalah penting yaitu konten. Bill Gates pernah berkata bahwa Konten adalah Raja. Dan itu pula yang menjadikan alasan bagi saya untuk memilih aplikasi yang memiliki UX lebih jelek namun konten lebih relevan dengan saya. Aplikasi dengan fitur yang sama, yang satu memiliki UX yang lebih baik dan yang satu memiliki konten yang lebih cocok untuk saya.
Ada dua contoh aplikasi yang terpaksa saya gunakan karena memiliki konten yang lebih baik. Yang pertama adalah antara Apple Music vs Spotify dan yang kedua adalah iFlix vs Netflix. Keduanya adalah contoh aplikasi dimana konten menjadi komponen yang sangat penting sehingga saya lebih memilih mengorbankan UX dibandingkan konten. Mungkin nanti detil perbandingan UX di tiap apps akan saya bahas di postingan sendiri biar lebih seru.
baca juga : Lebih Memperhatikan User Experience
Poin yang ingin digarisbawahi adalah UX ternyata memegang peran penting untuk mendukung konten. Artinya, kontenlah yang pada akhirnya menjadi value utama bagi seseorang untuk memilih menggunakan aplikasi yang mana. Konten lagu dan film yang saya suka ternyata adanya di aplikasi yang UX-nya lebih jelek. Mungkin jika ada dua apps dengan konten yang sama, saya akan memilih yang UXnya lebih baik. Atau jika aplikasinya tidak membutuhkan konten, seperti aplikasi untuk produktivitas semacam todoist, evernote, dll.
Hal yang sama juga berlaku tidak hanya untuk film atau musik saja, aplikasi lain yang membutuhkan konten juga jangan sampai melupakan pentingnya konten di atas UX. Contohnya misalnya aplikasi ecommerce, orang akan mencari aplikasi yang di dalamnya memiliki stock barang yang sesuai dengan yang dia butuhkan. Atau contoh lainnya aplikasi sosial media, orang pasti juga mencari sosial media yang “rame” dengan konten dari teman-temannya. Aplikasi membaca berita juga sama, mau UXnya bagus banget juga kalau beritanya tidak menarik juga tidak akan laku. Jadi kesimpulannya, kata-kata Bill Gates ternyata memang benar dan relevan bahwa konten adalah raja. Jadi UX bisa dibilang sebagai ratunya lah yah :p
Mantaaaaap kak Adam…Biasanya kan orang nge bahas konten dan distribusinya (media). Ini membahas konten dan UX 🙂
SukaSuka
Cocok banget nih bahasannya sama yang lagi ane cari jalan keluarnya. Harus bisa selaras sih kalo menurut ane, dalam konteks gimana caranya supaya aplikasi yang kita buat bisa sesuai sama kebutuhan user, tapi harus disesuaikan sama kenyamanan pengguna. Ngomong2, Mas Adam Ardisasmita ada email atau kontak yang bisa dihubungi. Saya mau ngobrol lebih banyak soal blog Anda. Terimakasih
SukaDisukai oleh 1 orang
User Xperience emang penting mas. tapi konten juga perlu. Seimbang keduanya ini yang agak susah.
SukaSuka
Setuju 🙂 susah tapi harus hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Hi Adam,
Tulisannya menarik, tapi mungkin ada yang perlu diluruskan. UX is not all about number of click, peletakan konten, layout, UI, tombol. UX itu mencakup keseluruhan experience dari sebuah produk atau layanan. Dan konten, isi dari sebuah produk atau layanan itu part of UX. Jadi kalau dibilang “mau UXnya bagus banget juga kalau beritanya tidak menarik juga tidak akan laku.” saya rasa kurang pas.
“User experience encompasses all aspects of the end-user’s interaction with the company, its services, and its products.” ~ https://www.nngroup.com/articles/definition-user-experience/
Belakangan istilah UX sedang menjamur, banyak yang bilang mengerti UX bermodal skill menempatkan button, atau memberika warna yang pas untuk sebuah interface. Banyak yang menambahkan embel-embel UX di belakang title nya seperti “UI/UX” namun tidak mengerti apa itu UX yang sebenarnya. Bertitel UX tapi comes up dengan solusi tanpa riset terlebih dahulu. Bikin fitur tanpa tau kebutuhan dan siapa usernya.
Ya, sekilas saya lihat ada tulisan di blog ini membahas itu. Semoga yang lain pada baca juga.
Pada akhirnya, tanggung jawab blogger terutama di Indonesia sangatlah besar, banyak orang yang hanya baca dari satu sumber dan mengiyakan apa yang mereka baca. Tanggung jawab bloggerlah untuk memberikan bahan bacaan yang tidak setengah setengah atau bahkan melenceng dari yang seharusnya. Lebih baik sedikit tapi benar.
my 2 cents.
SukaDisukai oleh 1 orang
Setuju, UX bukan hanya tentang tata letak atau ikon saja (UI), tapi UI adalah bagian dari UX. Mungkin untuk gambaran umum tentang UX, saya sudah coba buatkan videonya di channel youtube saya 🙂 Semoga bermanfaat
SukaSuka