My Journal

Membahas Mobile App Analytic di BandungDevDay

BandungDevDay merupakan acara yang diadakan oleh Fowab Edu dan didukung oleh Microsoft. Acara BandungDevDay sendiri merupakan event yang dikhususkan untuk developer yang ingin memperdalam sisi teknikal mereka. Jika dibanyak meetup membahas tentang bisnis, di acara inilah kita bisa mendapatkan wawasan tentang sisi teknikal lebih dalam lagi. Walaupun saya pribadi mempersiapkan slide bukan untuk real developer, tapi lebih ke enthusiast. Ternyata memang benar, sebagian besar yang datang belum pernah mengembangkan aplikasi sebelumnya. Tapi tidak apa, semoga materinya bisa bermanfaat jika nanti mereka mengembangkan aplikasi.

Point penting yang ingin saya sampaikan pada acara yang diadakan di Unikom minggu lalu adalah membuat software tidak sama dengan membuat produk. Kalau membuat software, kita diajarkan di bangku kuliah. Ada spesifikasi dari dosen dalam bentuk tugas, kita kerjakan, lalu kita kumpulkan sebelum deadline, setelah itu kita bisa party-party dan santai-santai. Tidak ada yang perlu kita lakukan lagi karena semua ceklis tugas sudah dikerjakan.

baca juga : Masalah Yang Sering Dihadapi Developer di Indonesia

Beda dengan membuat produk. Justru ketika kita merilis produk kita, di situlah perjuangan yang sesungguhnya dimulai. Kalau yang sebelumnya ketika habis submit atau rilis atau publish bisa party-party, justru sekarang ini abis rilis harus mengamati dengan serius performa produk kita. Apakah produk kita disukai oleh pengguna atau tidak. Kalau ada yang tidak disukai, apa yang bisa kita perbaiki. Dengan begitu, jumlah pengguna yang akan kembali menggunakan produk kita (retensi) akan terus bertambah.

Tidak Semua Orang Mau Memberi Feedback

Tidak Semua Orang Mau Memberi Feedback

Cara untuk mengetahui apa yang membuat user tidak suka dengan produk kita tentunya dengan mencari feedback. Feedback bisa kita minta dengan cara meminta mereka memberikan rating di store atau mengirimkan email feedback kepada kita. Tapi kenyataannya, tidak semua orang mau memberi feedback. Ada yang ngasih bintang satu di store tanpa komentar apa-apa, ada yang begitu install, buka appsnya, nemu sesuatu yang dia gak suka, langsung di-uninstall. Case-case begitu tidak akan bisa kita tangani dan yang terjadi malah sebagian besar orang tidak akan memberikan feedback jika tidak suka dengan produk kita.

Untuk itulah pentingnya kita membenamkan app analytic di dalam produk kita. Dalam kasus saya, saya menggunakan mobile game analytic. Ada dua yang saya pakai, yang pertama Google Analytic dan yang kedua Gameanalytic. Dari dua software tersebut, saya bisa mendapatkan data perilaku user dalam menggunakan produk yang saya buat. Saya bisa mendapatkan data-data seperti download, demografi, daily active user, heat map, path behaviour, dan lain-lain. Dengan data tersebut, saya jadi tahu di bagian mana user merasa kesulitan.

baca juga : Belajar Membuat Produk Pada Creative Workshop Bersama Game Developer Dari Jerman

Jika ada halaman dimana di situ 70% dari user memutuskan untuk keluar dari aplikasi, pasti ada yang salah dengan halaman tersebut. Lalu dengan heatmap, kita jadi tahu area sentuh jari user kita sejauh apa. Tombol apa yang sering dipencet dan tombol mana yang tidak pernah dipencet. Kita juga bisa tahu item apa yang paling sering dibeli user kita, bagaimana user kita menggunakan fitur di dalam produk kita, dan lain sebagainya.

Arsanesia sendiri memanfaatkan data-data ini untuk banyak hal. Ada fitur-fitur baru yang sengaja dilahirkan untuk meningkatkan performa aplikasi kita, ada fitur tambahan yang kita ganti demi meningkatkan penjualan, dan banyak sekali perbaikan yang kita lakukan berdasarkan data-data ini. Kalau retensi kita kecil atau convertion rate kecil, berarti ada yang salah dengan aplikasi kita. Untuk mengetahui itu, salah satu tolak ukurnya adalah data dari analytic ini.

Bandung Dev Day -1

Layanan Mobile App Analytic

Buat app developer, kamu bisa gunakan berbagai layanan analytic seperti Flurry, Google Analytic, klo untuk game bisa pakai Gameanalytic, Unity Analytic, dan lain-lain. Awal-awal Arsanesia jalan kita gak pernah pakai ini jadi kita gak pernah tau kenapa produk kita gak laku di pasar. Ketika kita menggunakan analitik dan terus memperbaiki produk kita, di titik inilah kita menemukan user yang loyal dan menjadi semakin senang menggunakan aplikasi yang kita buat. Jadi buat kamu yang mau membuat produk, pastikan untuk memasang analytic di dalamnya yah.

Oh ya, saya juga minta maaf gak bisa share slide di sini karena ada data-data perusahaan yang saya tunjukan di slide itu. Hehehe Jadi kalau penasaran, tunggu event lain dimana saya akan share juga tentang contoh kasus yang pernah Arsanesia alami.

Bersama Para Pembicara dan Panitia

Bersama Para Pembicara dan Panitia

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Trackback / Pingback

  1. Mengharapkan TKDN Untuk Aplikasi Mobile – Ardisaz

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: