[Gamelog] Memilih Platform Game: Web, PC, atau Mobile.
Ketika kita memutuskan untuk menjadi game developer, salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah platform untuk merilis game kita. Ada banyak sekali media yang bisa digunakan untuk menjadi jalur distribusi dan alat untuk memainkan game yang kita miliki.
Dulu, untuk bisa masuk ke PC atau console, barriernya sangat besar. Itu mengapa di era internet pada tahun 2000-an, game berbasis flash web sangat populer. Cukup banyak pemain lokal kita yang sukses di ranah ini dan meraup dolar yang sangat besar.
Lalu pada tahun 2007, era ketika iPhone diluncurkan dan ada channel bernama appstore untuk mendistribusikan game kita, tren baru terbentuk. Developer game berbondong-bondong masuk ke mobile. Ditambah lagi ketika Android mulai tumbuh berkembang. Pasar mobile menjadi lebih maju lagi.
Selanjutnya munculah Steam, sebuah media yang mampu memberi akses bagi developer indie untuk mendistribusikan gamenya untuk desktop game. Ada beberapa pendapat yang melihat bahwa pasar mobile sudah terlalu jenuh, pasar flash sudah mulai turun, dan harus mulai beralih ke mobile. Game-game kickstarter yang ditujukan untuk Steam juga mulai muncul ke permukaan.
Melihat ada tiga opsi tersebut, tentu developer pemula akan bingung untuk memilih platform apa yang akan dituju. Memang sih sekarang sudah ada engine untuk sekali coding ke semua platform, tapi effort untuk maintenance sekian banyak platform tidaklah murah. Melalui postingan ini, saya akan coba berbagi insight tentang masing-masing platform. Tentu tidak bersumber dari saya seorang karena belum pernah menyentuh platform web dan PC. Oleh karena itu saya juga akan membagikan beberapa insight dari dua rekan saya yang sudah berpengalaman di kedua “dunia” tersebut yakni Kris dari Toge Productions dan Rudy dari ArtLogic Games.
Bagaimana Situasi di Steam
Tidak ada yang lebih tepat untuk berbagi tentang berjualan di Steam selain Toge Productions. Karyanya yang berjudul Infectonator merupakan kebanggaan Indonesia yang sudah memiliki pengguna loyal dari seluruh dunia. Game ini awalnya sukses terlebih dahulu di web-flash platform dan kini hadir untuk pengguna PC melalui Steam.
Kris menjelaskan bagi developer yang ingin mendistribusikan game-nya ke Steam, perlu melalui proses seleksi komunitas bernama Greenlight. Selepas dari situ, kita bisa menjual versi alfa atau beta dari game kita melalui fitur Early Access dan selanjutnya bisa menjual secara langsung di Steam.
baca juga: [Gamelog] Panduan Mendapatkan Uang Dari Iklan Mobile
Mengapa memilih Steam dibandingkan mendistribusikan untuk perangkat mobile seperti di Apple Store atau Google Play? Menurut Kris, pasar mobile sudah terlalu banyak saingannya. Kita harus punya budget marketing yang besar (minimal $10.000) agar apps kita terlihat. Sedangkan di Steam, asalkan kita punya game yang berkualitas dan unik, dapat dengan mudah mendapatkan visibility. Memang dibandingkan mobile, penggunanya jauh lebih sedikit. Tapi mereka yang ada di Steam merupakan sebuah komunitas gamer yang menghargai kualitas game dan mau mengeluarkan uangnya untuk karya yang bagus.
Apakah Game Web-Flash Masih Relevan?
Lalu bagaimana dengan web-flash game? Menurut Kris, saat ini platform web-flash juga masih merupakan platform yang menarik. Walaupun memang di pasar ini, ada behaviour user yang mirip dengan pengguna mobile, yakni gak mau bayar untuk main game. Tapi menurutnya, di web masih lebih mudah untuk mendapatkan visibility yang kalau di mobile harganya sangat mahal.
Kerja sama dengan publisher web-game besar juga sangatlah mudah. Ini juga yang saya perhatikan dari salah satu developer game Indonesia yang masih konsisten main di web yakni Maulidan Game. Saya sempat mereview beberapa game-nya di Trenologi yang sampai saat ini masih fokus untuk di web.
baca juga: [GameLog] 5 Tips Memasarkan Game Mobile Pasca Rilis
Namun memang pasar yang satu ini trennya cenderung menurun. Angka game facebook pun bisa dilihat semakin berkurang saat ini. Kita sudah semakin jarang dapat invitasi main game di Facebook. Hal ini diamini oleh Rudy, developer ArtLogic Games yang sudah sering membuat game di web. Dari data yang diberikan oleh Rudy, terlihat bahwa angkanya tiap tahun semakin menurun.
Kondisi Untuk Mobile Game
Selanjutnya bagaimana dengan mobile? Seperti yang Kris bilang, tantangan di mobile adalah user acquisition. Sulit mendapatkan visibility agar game kita dilihat oleh orang. Kris pernah mirilis game bersama dengan Amagine Interactive dan Mojiken Studio yang berjudul Shape it Up. Game ini dipublish oleh Armorgames, salah satu platform web-flash game besar yang ingin masuk ke ranah mobile.
Untuk bisa sukses, Armorgames mengeluarkan dana marketing ratusan juta rupiah. Dana marketing ini digunakan untuk membeli download agar aplikasinya muncul di top new games. Metode ini bisa dibilang an-organik. Baru ketika masuk di list top games, download organik bermunculan. Kalau gamenya bagus, dia akan terus tumbuh secara organik tapi kalau kurang oke, akan turun secara sendirinya.
Saya juga pernah share bahwa model promosi yang paling ampuh adalah di-featured di store. Ketika mendapat spotlight tersebut, jumlah download perhari bisa naik 10-100 kali lipat dari jumlah download kita biasanya. Dulu, Nokia bisa memberikan dukungan ini bagi aplikasi lokal berkualitas. Isunya, Google juga mulai memberikan ini untuk developer lokal agar bisa difeatured secara global (kalau featured secara lokal sudah cukup sering).
baca juga: [GameLog] Tips Agar Apps difeatured di Store Windows Phone
Oh ya, terkait target market ini juga menarik. Apakah kita membuat game untuk lokal atau global. Data dari casual connect menunjukan bahwa Annual Spend/Payer hanya $9.12. Kalah jauh dibandingkan Thailand( $27,65), Malaysia ($32,51), apalagi Singapore ($189.3). Mungkin nanti saya akan bahas lebih detil tentang local vs global, tapi buat kamu yang model monetisasinya adalah paid app atau in app purchase, jangan incar pasar lokal dulu untuk saat ini. Itu mengapa pasar Steam menarik. di app store atau google play, game harganya $2 aja udah gak laku. Sedangkan di Steam, indie dev naro harga $10 masih banyak yang beli. Kasih harga $2 yang di mobile gak laku, buat di Steam kemurahan :p
Kesimpulan
Jadi pertanyaannya, apakah kamu mau bikin game di platform web, PC, atau mobile? Kalau kamu punya budget marketing yang besar atau didukung oleh pihak ketiga (publisher), pasar mobile adalah market yang besar dan sangat potensial. Kalau tidak punya budget marketing, bisa coba trial dulu di Steam atau web setidaknya sampai kamu punya cashflow yang baik. Atau kalau mau main di mobile, incarlah pasar lokal dengan model monetisasi menggunakan iklan dan memiliki konten yang syarat dengan kearifan lokal.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kamu agar bisa memutuskan akan membuat game di Platform apa. Yang jelas tren ini selalu berubah dengan cepat. Mungkin tulisan ini tahun depan sudah tidak akurat lagi dengan kondisi pasar. Memang begitulah industri IT, kita harus bisa cepat beradaptasi 🙂
Aku konsol aja deh lebih simple 🙂
Download/Watch The Martian (2015)
SukaSuka