My Journal

[Review] OnePlus One, Smartphone Android Premium Dengan Harga Terjangkau

Saya sebelumnya pernah membahas hands-on perangkat OnePlus One di blog saya. Setelah hands on, saya langsung jatuh hati dan ingin segera memiliki OnePlus One. Sayangnya harus pakai sistem invitasi dan belum bisa kirim ke Indonesia. Untungnya ada teman saya, Abraham, yang memberikan saya invitasi. Lalu ada Gogo di US yang membantu payment-nya, ada Sammy yang membantu mengantarkan OnePlus One ke teman saya Lala yang akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat. Ribet yah? Jangan khawatir, Januari ini OnePlus One bisa dibeli di Indonesia kok 🙂 #masihGosipTapi

Setelah sekitar 2 minggu saya menggunakan OnePlus One ini, kesan saya adalah saya super puas! Semua yang dijanjikan sebagai sebuah flagship killer ditepati oleh OnePlus One. Dengan harga $350, build quality-nya setara dengan flagshipnya Samsung, LG, HTC, dll yang harganya bisa $700. Kok bisa begitu? Bisa dibaca postingan saya sebelumnya tentang kenapa harga OnePlus One bisa murah 🙂

Yang paling saya suka dari OnePlus One ini yang pertama adalah performanya. Smooth banget. Pindah apps, main game, multitasking, dan berbagai aktivitas bisa dilakukan tanpa lag. Wajarlah orang RAM-nya aja 3 Giga. Jadi semuanya keras sangat smooth. Jadi dari sisi jeroan, emang jempolan banget lah OnePlus One ini.

Biasanya kalau jeroannya bagus, batrenya cepet habis. Sayangnya OnePlus One gak begitu. Kapasitas Batrenya gede, 3000-an mAh. Saya kalau pakai ini bisa dari pagi sampai malem masih ada sisa 35% batre. Itu pun selalu saya pair dengan smartwatch Pebble saya loh. Biasanya batre kesedot abis kalau lagi berada di lokasi yang sinyalnya jelek jadi si device ini berusaha mencari sinyal dan menghabiskan energi. Kalau lagi di tempat yang gak aneh-aneh, biasanya sampai malem pun masih awet padahal saya pakai GPS untuk Map, pakai main game, dan bluetoothnya nyala terus.

Lalu yang menjadi prioritas saya dalam memilih smartphone adalah kamera. Kameranya 13Mp tapi hasilnya gak wide (16:9). Kalau mau wide harus pakai yang 9 Mp. Ya masih bagus sih. Ngerekam video 4K juga bisa (saya jarang ngerekam video juga sih). Lalu kamera depannya 5Mp, jadi kalau mau selfie enak sekarang 🙂 Terus gak usah ragu kalau mau moto-moto atau ngerekam karena kapasitas storagenya 64 GB :p hahaha

Kayaknya bagi saya sih yang paling utama itu performa, batere, dan kamera. Dan ketiga hal itu dipenuhi dengan sangat baik oleh OnePlus One. Hal lain yang menjadi pendukung adalah casing-nya yang mewah sehingga gak keliatan kayak HP murah, OS-nya yang pakai Android berbasis Cyanogen yang menurut saya sangat fleksibel untuk dikostumisasi, dan kecepatan chargernya yang super ngebut jadi gak perlu lama-lama ngecharge-nya (padahal juga baterenya jarang abis :p).

Kalau bicara kekurangannya, salah satu kekurangan (bagi beberapa orang kelebihan sih) adalah layarnya yang super gede. Susah ngetik satu tangan. Tapi konon gosipnya mau ada versi mini-nya, ini oke sih. Lalu kekurangan lainnya adalah di button volume dan power yang menurut saya bisa lebih menonjol dikit biar gampang dipencetnya. Sama lebih oke lagi kalau kameranya diperkuat, ya walaupun agak susah sih kalau mau dicompare sama Lumia 1020 saya :p

Itu sih kurang lebih kekurangan dan kelebihan, review, dan kesan saya menggunakan OnePlus One. OnePlus One langsung jadi device premier saya yang selalu saya pakai sehari-hari. Saya sangat puas! Untuk harga $350 loh ini. Kalau ada yang mau punya OnePlus One juga, boleh kontak saya siapa tau saya dapet invitasi lagi. Terus juga akhir Januari ini akan bisa dibeli di Indonesia. Tapi belum tau pakai sistem invitasi atau preorder atau gimana. Ditunggu saja yah 🙂

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. [Impresi] OnePlus Two, Apakah Akan Menjadi Flagship Killer? | Ardisaz
  2. Pindah Dari Cyanogen ke Oxygen OS – Ardisaz

Tinggalkan komentar