My Journal

[Review] [Film] The Amazing Spiderman 2

Gambar diambil dari marvel

Gambar diambil dari marvel

Waktu pertama kali ngeliat trailer The Amazing Spiderman 2, fokus saya langsung tertuju ke tiga karakter jahat yang ditampilkan. Green Goblin, Rhino, dan Electro. Akankah ini akan jadi fail besar seperti film Spiderman 3 buatannya Raimi dimana Venom, Sandman, dan Green Goblin tidak berhasil disatukan dengan baik dalam satu film. Sebelumnya saya sudah pernah membahas tentang betapa kecewanya saya dengan Spiderman garapan Raimi yang membuat karakter Spiderman menjadi anak mellow galau yang terlalu serius (review The Amazing Spiderman di sini). Raimi punya kelebihan untuk membuat wow factor dalam layar yang sangat memorable, tapi yang sangat fatal adalah casting dari Peter Parker serta character building dari Spidermannya. Webbs berhasil membuat Spiderman yang humoris dan sangat remaja ini hidup kembali. Sebelum saya lanjutkan, tulisan berikutnya akan penuh dengan spoiler, jadi bagi yang belum nonton, bisa langsung tutup mata saja yah 🙂

Tanggapan saya terhadap film The Amazing Spiderman ke 2 yang pertama adalah ini merupakan film dengan visual efek yang luar biasa memanjakan mata. Sony Pictures sukses menghidupkan aksi akrobatik Spidey dengan sangat real dan luwes. Adegan pertarungan antara Electro dengan Spiderman pun dibuat sangat apik dan seakan-akan sedang nonton pertunjukan cahaya. Lalu The Amazing Spiderman ini memiliki suasana yang lebih modern. Kalau versi Raimi Peter Parker digambarkan sebagai seorang nerd yang hanya mengerti science, kali ini Peter Parker dibangun menjadi seorang hipster. Andrew Garfield sangat berhasil memerankan seorang hipster dan juga menjadi Spiderman yang humoris dan talkative. Musik di film ini bukan musik orkes seperti Spiderman versi Raimi melainkan musik dubstep ala-ala DJ yang lebih futuristik. Jadi untuk anak muda zaman sekarang, pasti akan jauh lebih menikmati film The Amazing Spiderman 2 dibandingkan versi Raimi.

Dari sisi casting, kita gak bisa pungkiri bahwa Andrew – Emma jauh lebih memiliki chemistry daripada Tobey – Kirsten. Secara mereka di luar layar juga merupakan pasangan. Tapi yang menurut saya lebih oke lagi adalah pemeran Electro = Jamie Fox dan Green Goblin = Dane DeHaan. Untuk Jamie Fox, gak perlu diragukan lagi lah yah actingnya. Tapi Dane DeHaan ini mukanya sumpah jahat banget. Diemnya aja udah mengerikan. Emang kayaknya bakal jadi karakter villain yang kuat untuk film The Amazing Spiderman ke depan.

Andrew vs Tobey. Cinemablend.com

Andrew vs Tobey. Cinemablend.com

Kirsten vs Emma. Movie.yahoo.com

Kirsten vs Emma. Movie.yahoo.com

Oke selanjutnya yang paling penting adalah dari sisi plot cerita. Menurut saya, Marc Webbs berusaha untuk menghibur fans hardcore/geek dari Spiderman juga penonton biasa. Menurut saya ini adalah area yang paling aman yah, karena kalo versi Raimi kemaren full untuk menghimbur penonton mainstream. Untuk para fans hardcore Spiderman, mereka akan terhibur dengan alignment antara cerita komik dengan cerita di layar lebar walaupun ada sedikit modifikasi. Adegan electro muncul, di komiknya diceritakan bahwa Gwen Stacey akan mati. Awalnya saya pikir belum tentu mereka akan berani menghilangkan tokoh sekuat Emma Stone. Ternyata memang Gwen Stacey mati seperti di komiknya, bahkan baju yang ia kenakan mirip dengan yang ada di komik. Lalu cerita tentang Ayah dan Ibunya Peter Parker juga dijelaskan lebih detil bagaimana proses mereka meninggal. Walaupun kalau di komik, sebenernya Ayah dan Ibunya Peter Parker adalah Agents of SHIELD. Tapi karena franchies Marvel dengan Spiderman beda yang punya, film The Amazing Spiderman tidak bisa menyebut SHIELD di filmnya. Dan yang saya juga antusias adalah tokoh Felicia mulai dikenalkan di sini. Felicia nanti akan berperan menjadi Blackcat yang juga akan memiliki hubungan romansa dengan Spiderman. Jadi sepertinya Mary Jane belum tentu muncul di The Amazing Spiderman 3 karena mungkin akan menceritakan hubungan Spiderman dan Blackcat. Kemudian di ruangan rahasia Oscorp, terlihat ada tentakel Dr. Oct, Baju Rhino, dll yang akan menjadi sinister six, musuh besarnya Spiderman. Itu adalah contoh plot kecil yang membuat para pecinta komiknya terhibur.

Adegan Menginggalnya Gwen Stacey

  Adegan Menginggalnya Gwen Stacey

Fakta tentang orang tua Peter Parker

Fakta tentang orang tua Peter Parker

Lalu yang banyak disayangkan oleh pecinta komik tapi banyak disukai oleh sebagian besar penonton adalah hubungan romansa Peter dan Gwen. Mengingat fans Andrew dan Emma sangat besar, adegan chessy tersebut menjadi daya tarik tersendiri. Saya sendiri tidak merasa terganggu dengan alur cerita hubungan Peter-Gwen yah, tapi buat fans hardcore yang sangat geek, pasti pengennya ngeliat adegan actionnya aja :p Buat saya sih porsi action, romance, dan plot storynya semuanya sudah sesuai dengan porsinya. Walaupun sebenernya bisa aja dibangun plot yang lebih fokus sehingga bisa jadi film yang super epic. Banyak kritikus film yang menganggap The Amazing Spiderman 2 ini dibawah ekspektasi mereka, plotnya terlalu dangkal, dan hanya menang di visualnya saja. Saya pribadi menganggap ini adalah film yang bagus, walaupun mungkin masih di bawah The Avengers ataupun Captain America: Winter Soldier. The Amazing Spiderman 2 ini menurut saya jauh lebih bagus daripada The Amazing Spiderman, apalagi yang versi Sam Raiminya :p Sepertinya sih masih ingin membangun plot untuk versi berikutnya. Harapan saya sih Spiderman bisa muncul di franchise2 marvel yang lainnya seperti Avengers atau Xmen. Tapi yah kita lihat saja nanti. So Far dari productionnya gak ada indikasi ke sana sih, soalnya masih banyak yg ingin digali dari franchise spiderman. Overall, untuk film ini saya beri rating 9/10.

Terakhir buat bonus, ini ada “honest trailer” dari Trilogy Spiderman versi Raimi yang menurut saya cukup menghibur untuk ditonton 🙂

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan komentar