My Journal

Empat Unsur Candu dari Game Online

Screen Shot 2014-04-11 at 3.45.26 PM

Bagi masyarakat yang awam terhadap dunia game, pasti terheran-heran ketika mendengar ada orang yang bisa menghabiskan berhari-hari di warung internet untuk bermain game online. Bahkan di kalangan akademis, saya juga sering mendengar kasus dimana ada pelajar ataupun mahasiswa yang pada akhirnya harus didropout dari tempatnya mengais ilmu karena sering bolos untuk bermain game. Efeknya adalah game dicap sebagai suatu hal yang negatif dan berdampak buruk bagi pemainnya. Untuk itu saya ingin coba membahas apa yang membuat seseorang bisa kecanduan game, terutama game online. Tapi sebelum itu, saya ingin mencoba meluruskan dulu bahwa efek negatif dari kecanduan game itu tidak bisa digeneralisir sebagai kejahatan yang disebabkan oleh game. Seseorang bisa kecanduan karena apa saja, mulai dari kecanduan bermusik, kecanduan olahraga, kecanduan makan, kecanduan tidur, dan kecanduan lainnya dimana titik masalahnya adalah di orangnya, bukan di subjek aktivitas yang dia lakukan.

Kembali ke topik game online, dulu sewaktu saya SMP, game online pertama yang masuk dan paling booming adalah game dengan judul Ragnarok yang berasal dari Korea Selatan. Semenjak itu, warnet jadi semakin menjamur demikian juga dengan judul-judul game online lainnya. Lalu ketika saya SMA, muncul satu lagi game online yang sangat buming berjudul World of Warcraft (WoW) buatan Amerika. Game WoW ini juga punya mini seri yang suka disebut dengan Dota. Nah, WoW dan Dota ini lah yang biasanya menyebabkan seseorang bisa didrop out karena membuat ketagihan sehingga mereka jadi malas kuliah, malas mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Saya kembali tekankan, bahwa game-game tersebut memiliki daya tarik yang membuatnya memiliki unsur candu, tapi apakah game tersebut merusak seseorang itu kembali lagi ke orang tersebut. Sebagai contoh, Saya sendiri baru mulai main WoW ketika saya tingkat 4 (bisa dibilang cukup telat karena game ini udah ngetrend dari lama). Walaupun saya rajin bermain game tersebut, nyatanya saya tidak dropout. Saya lulus tepat waktu, 4 tahun, dengan predikat cumlaude. Jadi saya ingin kembali mengingatkan bahwa ini bukan soal gamenya saja, tapi juga orang yang memainkannya, apakah dia bertanggung jawab terhadap hidupnya atau tidak. Jadi apa sih yang membuat game online ini bisa sangat menyenangkan untuk dimainkan dan berpotensi membuat seseorang kecanduan? Saya akan coba ambil studycase dari dua game online paling terkenal yang pernah saya mainkan yaitu Ragnarok dan WoW.

Personalisasi Karakter

Personalisasi Karakter

Poin pertama yang menyebabkan candu dari game online adalah personalisasi karakter. Di dalam game, kita bisa membuat “alter ego” diri kita menjadi apapun yang kita mau. Kita bisa mewujudkan karakter diri kita menjadi berbagai macam profesi fantasi yang ada di dalam game sesuai dengan keinginan kita. Apalagi, profesi di dalam game ini adalah profesi yang tidak ada di dunia nyata saat ini. Sebagai contoh, kita bisa menciptakan diri kita sebagai seorang pemburu yang mahir menggunakan panah, atau sebagai penyihir yang bisa mengendalikan berbagai elemen di bumi seperti api, es, listrik, dan lain-lain, bisa menjadi seorang ahli pedang yang memiliki tubuh kuat dan kekar. Tak hanya profesi, kita bisa juga menjadi berbagai macam ras magis di dalam game. Kita bisa mewujudkan karakter kita sebagai ras manusia, ras peri, ras kurcaci, dan berbagai ras menarik lainnya. Personalisasi karakter ini merupakan poin penting yang membuat game online menyenangkan karena kita bisa menjadi apapun yang kita inginkan, bahkan mungkin yang selama ini hanya ada di tv atau khayalan, menjadi sebuah karakter yang “nyata” dan di “dunia game” itu direffer sebagai diri kita. Khayalan yang menjadi nyata, itulah salah satu unsur candu di dalam game online.

Poin berikutnya adalah dunia di dalam game yang sangat luas dan mendekati kenyataan. Ketika bermain game online, kita tidak hanya main di satu level, sepuluh level, atau seratus level saja, tapi kita bermain di sebuah dunia virtual yang sangat luas. Dunia virtual yang bisa terdiri dari 3-4 benua, di mana tiap benua ada beberapa spot lokasi dengan penampakan yang sangat realistis. Ada kota, ada desa, ada istana, ada hutan, ada padang pasir, ada rawa-rawa, dan berbagai spot baik itu yang normal maupun lokasi-lokasi mistis ataupun unik. Tanpa perlu memiliki objektif apapun, hanya melakukan eksplorasi dunia itu saja sudah merupakan hal yang menyenangkan. Apalagi game-game saat ini memiliki kualitas grafis yang sangat cantik sehingga pemandangan di dunia game itu terlihat sangat nyata dan visually pleasing. Dunia virtual di dalam game inilah yang membuat seseorang tertarik “berada” di sana dan beraktivitas di tampat itu juga.

World yang sangat luas untuk dieksplorasi

World yang sangat luas untuk dieksplorasi

Poin ketiga adalah levelling dan quest. Layaknya sebuah permainan pada umumnya, setiap game wajib memiliki objektif. Salah satu objektif utama dari game online seperti Ragnarok atau WoW adalah levelling. Levelling adalah menaikan level karakter di dalam game kita hingga ke level tertinggi. Misalkan ketika baru pertama kali bermain kita level 1, kita harus levelling sampai ke level 90. Cara menaikan levelnya adalah dengan bertualang dari satu kota ke kota lain, mengerjakan berbagai macam quest yang ada di kota itu. Contohnya, ketika bermain WoW, saya memilih karakter dengan ras Elf dan kelasnya dia adalah Warrior. Maka saya akan memulai petualangan saya dari kota peri dimana disana saya mengerjakan quest dasar-dasar menjadi seorang warrior, skill apa saja yang saya miliki dan bagaimana menggunakannya, dan lain-lain. Ketika saya sudah sampai level tertentu, quest sudah didesign untuk kita melanjutkan ke kota lain untuk mengambil quest berikutnya. Ada banyak sekali kota yang menyediakan quest yang bisa kita pilih dengan berbagai macam jenis quest yang sangat menarik, unik, dan seru untuk dikerjakan karena ada juga cerita menarik di tiap questnya. Proses levelling dan menjalankan quest untuk mencapai level tertinggi inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari game online. Lalu kenapa kita harus sampai ke level tertinggi dan apa yang kita lakukan ketika sudah mentok levelnya? Di sinilah candu paling utama di mulai.

Poin keempat, unsur sosial. Tiga poin di atas menurut saya bisa juga dimiliki oleh game-game offline. Unsur sosial inilah yang menjadi kunci utama kenapa game online sangat addictive untuk dimainkan. Sosial yang seperti apa? Tadi di awal saya sempat membahas kalau kita bisa memilih mau jadi ras apa, mau jadi class apa, dan lain sebagainya. Kita bisa menjadi penyihir, ahli pedang, pemburu, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, kita juga bisa memiliki profesi tambahan apakah ingin menjadi pandai besi, penambang, penjahit, dan lain sebagainya. Lalu untuk apa kelas dan profesi itu? Ketika kita sudah level tertinggi, inilah titik dimana game tersebut dimulai keseruannya. Objektif ketika sudah level tertinggi adalah menaklukan bos-bos tertinggi di game itu melalui petualangan di dungeon-dungeon. Lalu apakah syaratnya hanya level sudah mentok saja? Tidak. Untuk bisa masuk ke dungeon tersebut, kita butuh kerja sama dengan pemain lain (biasanya minimal berlima). Kerja sama antar pemain inilah yang membuat game online menjadi seru karena keberhasilan kita menyelesaikan suatu dungeon sangat dipengaruhi oleh orang lain, terutama struktur kelas apa saja yang tergabung dalam tim kita. Secara umum untuk bisa memenangkan suatu dungeon kita butuh tiga tipe pemain, Tank, Damage, dan heal. Tank adalah karakter dengan tipe bertahan yang fungsinya adalah menarik musuh agar menyerang dia sehingga pemain lain tidak terkena serangan. Lalu ada juga tipe damage yang tugasnya untuk menyerang musuh-musuh yang sedang menyerang Tank. Damage ini sendiripun bisa macam-macam, ada yang menyerang dengan serangan fisik ada yang dengan magic. Ada yang menyerang dengan jarak jauh (range, caster) ataupun jarak dekat (melee). Lalu yang terakhir adalah healer yang bertugas sebagai support menyembuhkan pemain jika ada yang terluka, terutama Tank. Variasi dari tim dan skill dari anggota tim menjadi faktor utama keberhasilan kita untuk menyelesaikan suatu dungeon atau tidak. Lalu, ada lagi dungeon yang butuh minimal 10 orang, dan ada pula yang butuh minimal 25 orang. Lalu ketika dungeon pun setiap tempat dan bos punya jurus berbeda-beda sehingga strategi mengalahkannya juga berbeda-beda. Makanya sebelum mulai melawan bos, biasanya kita briefing dulu strategi apa yang akan kita gunakan untuk melawan bos tersebut. Itu kenapa game online sulit untuk ditinggalkan, kadang ketika kita tidak sedang main pun bisa saja di SMS teman kita karena butuh 1 orang lagi untuk melawan bos yang ber25. Kadang saya dan teman-teman janjian dari jauh-jauh hari untuk meluangkan weekend agar bisa online bareng mengalahkan berbagai macam bos.

Variasi skill dan spell beragam tiap karakter

Variasi skill dan spell beragam tiap karakter

Itu adalah empat poin utama yang menurut saya membuat game online sangat adiktif. Siklusnya adalah kita menentukan karakter kita -> kita levelling dan mengerjakan quest ->kita mengalahkan bos di dungeon-dungeon beregu -> agar kita bisa dapet equipment (baju, pedang, sepatu, skill, dll) yang lebih bagus dari orang lain. Lalu kalau bagus emang kenapa? Di Game online ini biasanya kita bisa duel dengan orang lain. Bahkan di WoW, secara umum dibagi jadi dua grup besar dimana ketika kita main kita menentukan mau di grup mana. Ketika kita berpapasan dengan grup lain, kita bisa duel dengan orang itu (biasa disebut dengan PvP, player versus player). Masih banyak lagi poin lain yang juga membuat game online menarik, tapi saya rasa empat poin itulah yang menjadi daya tarik paling besar bagi saya untuk kembali bermain tiap harinya.  Dan terakhir, sekali lagi saya tekankan, apakah bermain game itu memberi pengaruh baik atau buruk itu tetep kembali lagi ke pemainnya. Apakah dia bisa bermain dengan bertanggung jawab serta mengendalikan dirinya atau tidak. Kalau tidak, jangan salahkan gamenya, tapi salahkan pemainnya.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Comment on Empat Unsur Candu dari Game Online

  1. Wah nggak nyangka dam ternyata lo game addict ya?

    Suka

1 Trackback / Pingback

  1. Pokemon Go Bukan Untuk Saya – Ardisaz

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: