Membatasi Versus Menyaring Informasi

gambar diambil dari http://www.we-make-money-not-art.com
Dengan semakin majunya teknologi informasi (IT), arus informasi menjadi semakin deras dan tak terbendung. Konten bisa datang darimanapun, kapanpun, dan isinya bisa beragam sekali. Melihat potensi tercemarnya anak-anak oleh konten negatif seperti kekerasan, pornografi, dan sejenisnya, banyak orang tua yang melakukan kebijakan “Pembatasan Informasi” atau akses informasi yang dilarang untuk anak. Tak hanya orang tua, di beberapa sekolah (termasuk tempat dimana dulu saya bersekolah ketika SD, SMP, hingga SMA), cukup banyak larangan-larangan untuk membatasi informasi. Beberapa larangan yang sering kita lihat seperti dilarang menggunakan smartphone, dilarang menggunakan internet, dilarang berlangganan tv kabel, dan banyak sekali larangan-larangan terhadap media informasi.
Pernah di suatu buku yang dulu sempat saya baca berjudul “mindset”, dikatakan bahwa saat ini negara yang berkuasa adalah negara yang menguasai informasi. Jadi informasi menjadi sebuah aset penting terhadap kapasitas kemajuan suatu bangsa. Informasi memang ada yang negatif, tapi banyak juga informasi positif yang sangat mempengaruhi tingkat intelektual dan pengembangan karakter seseorang. Untuk itu, saya rasa sekarang sudah tidak relevan melakukan pendidikan dengan larangan akses media. Anak bisa menemukan informasi negatif dimanapun kita berada. Untuk itu, yang perlu dilatih dan dididik untuk generasi saat ini adalah kecerdasan dalam menyaring dan memilih informasi. Informasi yang baik untuk diserap dan informasi mana yang harus dihindari. Orang tua atau pendidik sudah tidak akan memiliki kapabilitas untuk terus-menerus mengawasi arus informasi yang masuk ke anak. Untuk itu, daripada sibuk membarikade anak dari informasi, lebih baik ajarkan dan didik anak untuk bisa memilah informasi.
Cara untuk mendidik anak agar bisa menyaring dan memilih informasi adalah dengan mendampingi anak dalam proses mengenal dunia informasi. Orang tua atau pendidik harus meluangkan waktu untuk mengajarkan apa yang benar dan apa yang salah, membantu menyadarkan anak bahwa di dunia maya ada konten yang baik ada juga yang tidak baik. Pendidikan itu harus dibangun secara konsisten dari anak kecil hingga besar. Pemahaman tentang penyaringan informasi ini bukan hanya diajarkan ketika anak sedang bersentuhan dengan informasi, tapi dalam obrolan-obrolan ringan pun kita harus terus mengarahkan mana yang baik mana yang benar. Untuk itu mengapa waktu antara orang tua dengan anak atau pendidik dengan anak itu sangatlah berharga. Harus hati-hati sekali jika anak kita berada di lingkungan yang kurang teredukasi karena jika filter informasi yang dia miliki belum kuat, bisa jadi anak itu akan memiliki konsep baik dan benar yang salah. Jadi saran saya buat para orang tua dan pendidik, dibandingkan melakukan pembatasan informasi yang dapat menumpulkan ketajaman anak dan membuat anak menjadi lemah terhadap informasi, lebih baik berikan mereka akses seluas-luasnya dan ajarkan mereka untuk menggunakan informasi dengan baik.
nice article. thanks ^_^
SukaSuka
terima kasih π
SukaSuka