My Journal

Mengenang Kemahasiswaan di Kampus : Tingkat 2

Mari melanjutkan tulisan saya yang ini. Kalau di tingkat 1 saya lebih menganggap diri saya itu mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang), justru di tingkat 2 saya merasa diri saya sangat aktivis kampus. Jas almamater ITB rasanya erat sekali dengan keseharian saya :p

Pertama saya mengenal unsur-unsur keluarga mahasiswa ITB (KM ITB) adalah di ospek fakultas yang bernama PLO (Profession and leadership orientation). Saya mendapat banyak sekali wawasan baru dan gambaran mengenai kehidupan, mulai dari kehidupan kampus hingga kehidupan secara umum. Saya menikmati setiap momen di PLO, mulai dari acara di dalam ruangan dengan motivator yang hebat hingga acara di lapangan dimana kami seangkatan diteriaki bersama :D. Semua itu menambah keeratan satu angkatan dan menambah semangat kami. Setelah selesai PLO, selanjutnya adalah osjur.

rajin bertanya pangkal pintar

Tenggelam di Indonesia Tenggelam pasca PLO

Di PLO, bisa dibilang peran saya ya biasa-biasa saja. Tapi di Osjur, saya mendapat amanah untuk menjadi ketua angkatan informatika  2008. Artinya, ada tanggung jawab untuk memastikan seluruh peserta Osjur bisa mengikuti kegiatan dengan baik dan mendapatkan hasil yang oke juga. Lalu ada juga tanggung jawab sebagai media untuk berkomunikasi antara peserta osjur dengan panitia osjur. Osjur di informatika namanya adalah SPARTA. Jika dibandingkan dengan PLO, tugas-tugas dan kegiatan di SPARTA jauh lebih berat dan memakan energi, tapi itu sebanding dengan pembelajaran dan kekeluargaan yang didapatkan. Momen yang paling berkesan bagi saya adalah momen ketika agitasi di lapangan, seminar dengan Rendi Saputra, sesi daemon, baksos bareng, dan tentu malam pelantikan. Di malam pelantikan, saya sebagai ketua angkatan secara simbolik diberikan jahim oleh kahim yang meresmikan momen bahwa kami telah menjadi bagian dari himpunan.

Kumpul angkatan

Latihan Baris-Berbaris SPARTA

Pasca Sesi Daemon (bertemu SWASTA)

Membuat Puzzle Komitmen + logo angkatan

Di waktu yang bersamaan dengan osjur, saya juga menjadi panitia PROKM (yang dulu namanya INKM dan sekarang OSKM). Ini juga merupakan kepanitiaan yang sangat penting bagi saya. PROKM merupakan kepanitiaan untuk acara kemahasiswaan terpusat pertama yang saya ikuti. Agak sulit sebenarnya membagi waktu antara osjur SPARTA dan PROKM. Tapi itu tidak masalah selama ada kemauan. Awalnya saya hanya mendaftarkan divisi lapangan untuk menjadi taplok (kakak pembina yang memegang kelompok beranggotakan sekitar 20 orang mahasiswa baru). Tapi di tengah perjalanan, saya direkrut juga untuk menjadi panitia divisi hubungan lembaga juga. Jadi bisa dibilang di PROKM ini saya double job. Capek, tapi manfaatnya sangat banyak. Di lapangan, saya banyak mendapat pengetahuan teknis tentang kondisi di lapangan, teknik menjadi taplok yang baik, teman-teman dari berbagai jurusan, dan masih banyak lainnya. Lalu di divisi hubungan lembaga saya menjadi tahu kejadian strategis hingga politis terkait dengan kampus dan kemahasiswaan, saya jadi kenal kahim-kahim dari berbagai jurusan (karena kerjaan saya menjadi LO untuk kahim salah satunya), dan saya punya previlege tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh divisi lapangan. Jika dilihat dari strukturnya, divisi hublem jabatannya lebih tinggi daripada divisi lapangan. Satu momen yang paling saya ingat adalah ketika sesi pelantikan di lapangan sabuga, saya tidak mengenakan baju kuning saya (baju taplok) tapi baju biru saya (baju hublem). Dengan baju itu, saya bisa keluar masuk barikade, mengatur massa kampus, dan memonitor kejadian yang berlangsung selama acara tersebut secara komprehensif :D. Di saat taplok, keamanan, dan medis (divisi lapangan) sedang dimarah-marahi atau dikerjain massa kampus, tugas saya justru “memarahin” massa kampus agar tertib :p

Menjadi Taplok kelompok 74

Taplok kelompok 74 (adam-andik-adis)

bersama anak-anak 74

double agent (baju biru dan kuning)

Aktivitas kemahasiswaan lainnya yang saya ikuti (dan menurut saya adalah yang paling berkesan bagi saya) adalah ITB Fair. Rasanya saya bisa menulis postingan hingga 4 chapter sendiri untuk menceritakan ITB Fair 2010 ini, tapi saya akan coba persingkat saja. Saya menjabat menjadi wakil ketua divisi pre and event. Divisi yang mengurus segala perentilan (ide impulsif dari pak bos) selama pra acara dan di hari H. Walaupun posisi saya sebenernya bukan ring 1, tapi karena saya masuk menjadi panitia dari periode ring 1 baru dibentuk, saya mengikuti perancangan visi, tataran strategis, hingga taktis dari ITB Fair. Kepanitiaan ini cukup lama, dari sekitar bulan Agustus atau September gitu sampai dengan bulan Februari. Pre and Event kerjaannya udah dari hari pertama, mulai dari bikin acara di hari pendaftaran, bikin acara untuk menghangatkan kampus setiap minggunya, roadshow ke SMA, roadshow ke mall, bikin acara di dufan, hingga di hari H kita bikin donor darah, zero waste event, acara buat anak kecil, tur keliling ITB, daaann masih banyak lainnya. Kegiatan yang padat dan banyak itu membuat panitia PnE menjadi solid dan akrab satu sama lain, kita juga deket dengan divisi publikasi yang sama seperti kita, mulai tancap gas dari awal hingga akhir. Momen yang paling berkesan bagi saya tentu adalah acara di dufan. Saya didaulat menjadi ketua panitia acara ITB Fair di dufan. Mulai dari proses nego hingga dapet tempat di terbaik di dufan (panggung maksima), proses mencari karya, mengoordinir panitia dan massa kampus yang ikut pameran, mengisi acara di sana, nginep di dufan, dimarahin pihak dufan, hingga akhirnya terbayar sudah semua kerja keras itu dengan maraknya liputan dari berbagai media tentang ITB Fair. Hampir semua media online dan televisi menyiarkan acara edufantasi itu 🙂

Presentasi progres PnE di Forsil

Ada Panggung Bersinar ITB Fair setiap minggu

Mengartis di Edufantasi

PnE ITB Fair 2012

Yup, itu sekilas tentang kehidupan di tahun kedua saya di ITB. Melihat tingginya intensitas aktivitas di kemahasiswaan terpusat saya, bisa dibayangkan betapa sulitnya untuk berpacu dengan kegiatan akademis di kampus agar tetap mendapatkan hasil yang optimal. Apalagi ketika masa-masa ITB Fair sedang kritis dan banyak kerjaan, terpaksa harus mengorbankan waktu tidur agar bisa tetap mengejar akademis dan juga kegiatan kemahasiswaan. Untuk tingkat tiga nanti, kegiatan saya di kemahasiswaan tidak akan seintens di tahun kedua dan sudah mulai banyak bergerak ke area akademis dan karya. Nantikan postingannya yah 😀

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

2 Comments on Mengenang Kemahasiswaan di Kampus : Tingkat 2

  1. “mulai dari acara di dalam ruangan dengan motivator yang hebat hingga acara di lapangan dimana kami seangkatan diteriaki bersama ”

    maaf yak dam, kalo gue ikutan neriakin :))

    Suka

  2. Indah Permata Sari // 17/09/2012 pukul 11:06 am // Balas

    Di ITB ospeknya sampe 3 kali gitu ya? ga bosen tuh? 🙂

    Suka

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Mengenang Kemahasiswaan di Kampus : Tingkat 3 « Rumah Pikiran Ardisaz
  2. Mengenang ITB Fair 2010 Edufantasi di Dufan | Ardisaz

Tinggalkan komentar