My Journal

[Film] Sentilan dari film garuda di dadaku 2

gambar diambil dari : http://www.21cineplex.com

Saya kemarin baru saja nonton film garuda di dadaku 2. Ini merupakan lanjutan dari film garuda di dadaku yang sempat sukses beberapa waktu yang lalu. Menurut saya, dari segi alur cerita dan cinematografi, ya standar bagusnya film Indonesia lah yah. Tapi yang ingin saya garis bawahi adalah beberapa pesan yang cukup nyentil dan menarik dari film ini.

Yang pertama adalah adegan di awal film, dimana setelah pertandingan selesai, di ruang ganti terdapat beberapa politikus yang telah menjadwalkan acara makan malem bareng, pertemuan, dan acara lainnya dengan berbagai politisi dan partai yang telah mendanai mereka. Sang pelatih sempat marah-marah, meminta agar anak2nya tidak dipolitisasi dan dibiarkan untuk fokus berlatih, bukan acara jamuan-jamuan dengan pejabat. Hingga akhirnya sang pelatih dipecat oleh sang punya uang yang mendanai timnas. Lalu adegan lain adalah ketika pelatih yang baru sudah terpilih, di ruang ganti, pejabat kembali berbasa-basi dan menungkit-ungkit bagaimana organisasi tersebut telah mendanai timnas, memberikan fasilitas terhadap timnas, dan timnas harus membayarnya dengan kemenangan. Ini adalah sentilan pertama terhadap para politikus. Mungkin kira-kira pesannya adalah “Tolong ya para politikus, jangan deket-deket sama dunia persepakbolaan. Ngasih donasi boleh, tapi klo sampe manfaatin sepak bola sebagai image politik dan pencitraan, mending gak usah ngasih duit aja deh”.

Lalu sentilan ke dua adalah adegan dimana timnas Indonesia menang pertandingan, lalu muncul banyak sekali wartawan di ruang ganti. Sang pelatih langsung membentak dan mengusir wartawan tersebut. Sang pelatih berkata, “kalian itu harus fokus dengan pertandingan, jangan malah sibuk muncul di infotainment”. Saya rasa pesannya cukup jelas yah, tolong para pemain timnas itu jangan dieksploitasi. Boleh mengangkat keberhasilan para pemain timnas, tapi porsinya tolong dijaga dengan baik. Jangan sampai pemain terbebani oleh pemberitaan media dan harus berlari dari kejaran media masa atau yang bahaya adalah sang pemain jadi terlena dengan dunia hiburan dan mulai tidak fokus dalam bertanding. Lalu kalau mau mengekspos pemain, lakukan secara proporsoional. Ke 21 pemain timnas layak mendapatkan rekognisi dari masyarakat dan dihargai. Jangan hanya pemain yang keturuan asing atau berwajah tampan saja yang diliput. Lihat siapa yang paling berperan di lapangan jangan yang paling bagus kalau dijadiin poster.

Yah, semoga film Garuda di Dadaku 2 ini bisa menyadarkan para politikus yang ingin meraih pencitraan dan para media yang berusaha meningkatkan rating acara infotainmentnya. Kasian timnas kita kalo ditunggangi kepentingan seperti ini melulu, kapan kita bisa juaranya. Semoga sentilan di film ini bisa membantu mengkondusifkan nuansa persepakbolaan nasional kita.

 

About Adam Ardisasmita (1373 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

2 Comments on [Film] Sentilan dari film garuda di dadaku 2

  1. haha. jadi mau nonton filmnya, kak. agak menyindir situasi Indonesia saat ini sepertinya. 🙂

    Suka

  2. iya, lucu pas ngeliat adegan menyentilnya Nas. Hehehe. tapi klo dari segi cerita sih biasa aja :p

    Suka

Tinggalkan komentar