My Journal

Cara Membentuk Culture Dalam Perusahaan

Salah satu benefit yang Arsanesia dapet waktu ikut IGDX Academy adalah dapet mentor skala internasional yang mampu membantu Arsanesia untuk bisa ngebentuk culture dalam perusahaannya. Culture ini adalah hal yang sangat krusial dan jujur aja selama ini kita di Arsanesia gak begitu fokus untuk ngenekanin culture. Mungkin karena dulu orangnya cuma sedikit dan interaksinya intens, jadi secara subliminal, culture tersebut terbentuk. Tapi once kita grow udah hampir 2 kali lipat, plus interaksinya jadi lebih minim karena kerja secara remote, keberadaan kultur ini jadi gak bisa diabaikan.

Satu pelajaran yang mentor kita ajarkan, yakni Ben dari Mighty Bear, adalah cara kita ngebangun kultur di perusahaan. Ben adalah contoh yang dari dulu saya dan co founder saya cari-cari. Dulu alasan Arsanesia gak mau scale adalah kita gak mau kehilangan kultur kerja kreatif yang dinamis ini. Once kita bertambah besar, pasti akan ada aja hal-hal yang harus diimplementasikan untuk ngejaga workflow yang sifatnya lebih rigid dan “korporat” gitu. At least, itu yang dulu kita pahami. Pas ketemu sama Ben, kita ngeliat sendiri gimana mereka bisa punya hampir 80 crew dan masih punya kultur yang seperti Arsanesia inginkan. Jadilah kita banyak berdiskusi soal kultur ini dengan Ben selama kurang lebih 3 bulan sesi mentoring.

Pertama, apa itu itu culture di dalam perusahaan? Culture merupakan nilai dan prinsip yang dipegang oleh perusahaan. Setiap perusahaan bisa punya culture yang beda-beda, bahkan di industri yang sama pun, culture kerjanya bisa beda. Contoh misalnya di Xiaomi, culture kerja mereka adalah untuk bisa kompetitif, mereka harus kerja lebih keras daripada kompetitornya. Makanya ada istilah kultur di sana 996, kerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam selama 6 hari. Berbeda dengan culture di Netflix yang justru memberikan kebebasan bagi karyawannya untuk kerja kapan pun. Salah satu buku yang bagus untuk mempelajari culture di Netflix adalah No Rules Rule. Itu buku yang Ben sarankan saya untuk baca untuk belajar tentang culture.

Kedua, bagaimana cara membangun culture? Yang jelas key nya adalah dari founder dan leadernya. Mereka yang menentukan value apa yang mau dibangun di kapal tersebut. Tentu founder ini juga harus memilik value-value tersebut. Gak bisa kita mau culture yang disiplin tapi foundernya sendiri gak disiplin. Buat yang belum punya culture company nya apa, cara bikinnya adalah setup intensif meeting, mungkin selama seminggu, bersama para founder dan early employee, untuk mendefine kantor kayak apa yang mau kita bangun. Di situ akan ketemu beberapa poin yang akan menjadi value dan principle dari perusahaan dan akan menentukan gimana kita mengoperasikan perusahaan kita.

Ketiga, ini yang kadang kita suka lupa, kita harus menulis culture tersebut. Tidak hanya menulis, kita harus sering mention culture tersebut diberbagai kesempatan. Dan tentunya, kita harus mencontohkan hal-hal yang kita jadikan culture di perusahaan. Itu adalah cara untuk kita tidak lupa terhadap culture yang sudah kita sepakati. Dan yang gak kalah penting, jika ada crew yang bertindak berlawanan dengan culture tersebut, kita harus tegur dan sampaikan ke seluruh crew kalau ini bukanlah culture yang kita mau.

Keempat, seleksi culture fit ini harus dilakukan di depan. Saya dan co-founder saya ketika mau recruit crew, setelah lolos seleksi CV, yang pertama kita lakukan adalah interview untuk menilai culture fit nya. Habis itu kita akan minta waktunya satu hari untuk kerja bareng beberapa anggota tim di Arsanesia untuk melihat culture fitnya juga. Jadi memang semenjak 2021, kita bener-bener fokus untuk menjaga agar crew yang masuk ke Arsa punya value yang sama dengan yang mau Arsanesia bawa.

Oh ya, culture ini bukan sesuatu yang kalau udah ditulis, bersifat permanen selamanya harus begitu yah. Seiring bertumbuh dewasanya perusahaan, tentu akan ada perubahan yang perlu disesuaikan. Bisa jadi perubahan dari sisi internal perusahaan maupun faktor eksternal. Jadi kita juga musti rutin mengevaluasi apakah culture yang kita define ini sudah yang paling pas untuk perusahaan kita.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: