My Journal

Pengalaman Menjadi Moderator Berbahasa Inggris

Menurut saya, peran moderator sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting dari narasumbernya. Jika moderator diskusi tidak bisa mengarahkan dengan baik, intisari dan daging-daging dari materi yang dimiliki oleh narasumber tentu tidak akan tersampaikan dengan baik. Untuk itu, bagi saya jauh lebih mudah mempersiapkan diri untuk jadi narasumber daripada jadi moderator. Tapi saya juga sangat menikmati memoderatori diskusi.

Kebetulan seminggu ini ada tiga sesi yang saya jadi moderator, acara i360 on gaming dari Block 71, acara Retas Budaya dari Goethe, dan hari ini baru saja jadi moderator untuk acara Gamescom Asia. Bahkan yang hari ini gak cuma moderator, tapi host untuk whole session. Dua dari tiga event ini, i360 dan Gamescom menggunakan bahasa Inggris. Ini membuat persiapan saya harus lebih matang.

Untuk conversational, saya cukup pede lah klo ngobrol pakai bahasa Inggris. Karena kunci komunikasi itu kan saling ngerti yah. Grammar gak tepat asalkan lawan bicara kita ngerti yah gak masalah. Jadi gak usah malu atau takut ngobrol sama orang dengan bahasa inggris yang pas-pasan. Kalau orangnya gak ngerti juga nanti nanya lagi kan. Hehehe Tapi klo dalam konteks menjadi host atau moderator, ini yang butuh persiapan.

Bukan berarti klo jadi moderator dalam bahasa Indonesia gak pakai persiapan yah? Apalagi klo sekarang sesi-sesi nya online, menurut saya preparationnya harus double karena banyak faktor X yang bisa terjadi dengan online ini. Memastikan diskusi fluid dan pesan tersampaikan secara online it’s another topic yang kita bisa diskusikan sih. Cuma kalau khusus untuk sesi berbahasa Inggris, ini saya pribadi bener-bener mempersiapkan dengan matang.

baca juga : Tips Menjadi Moderator Talkshow

Semua tahapan yang saya sudah pernah tulis tentang tips menjadi moderator saya lakukan, ditambah lagi klo bahasa Inggris, saya buat script kata perkata apa yang ingin saya katakan. Script kalimat apa yang saya pilih kalau terjadi hal yang diluar rencana, misal ada pembicara yang internetnya gangguan, ada sesi yang QnA nya sepi, dan lain sebagainya. Dan yang terpenting adalah menjaga koneksi dan komunikasi dengan para audience yang menonton live. Kita harus arahkan public chat agar bisa terjadi diskusi dan elaborasi itu di saat kita berbicara.

Setelah bikin script, saya sebagai orang yang paling susah ngapal, menghabiskan 2-3 hari untuk menghapal script tersebut. Saya paling gak suka kalau baca script hari H, apalagi pakai teleprompter yah. Keliatan banget kita mikir dan ngomongnya jadi gak fluid. Jadi saya bener-bener berjuang menghapal script, latihan ngomong liat ke kamera, bukan ke layar speaker apalagi ke script kita, dan memastikan kalimat yang kita keluarkan pronounce nya bener. Metodenya adalah saya recording sesi practice ini as if kita lagi live. Oh ya, metode simulasi ini juga penting agar kita tahu kalimat yang kita produce itu makan waktu berapa lama. Jangan sampai sesi moderator bikin diskusi utamanya jadi terpotong.

Intinya, i’m happy setiap beres sesi, selalu dapet pujian dari audience atau organizernya. Cuma yang perlu digarisbawahi, hal itu bukan bakat. Oke jam terbang ngaruh, tapi sesi yang lancar adalah akumulasi dari persiapan yang matang dan latihan yang cukup. Apalagi karena bahasa Inggris bukan bahasa sehari-hari kita, klo gak dibiasakan dulu lidahnya, bisa keselimpet nanti pas hari H 🙂 So, enjoy making mistakes dan semoga kita semua bisa terus improve.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: