My Journal

Amazon Tidak Mau Ketinggalan Di Perang Cloud Gaming Dengan Meluncurkan Amazon Luna

Setelah Google Stadia dan Microsoft Xbox Game Pass, kini Amazon juga tidak mau kalah dengan meluncurkan Amazon Luna. Sama seperti rival-rivalnya, Amazon Luna memberikan akses kepada gamers untuk bermain game hanya dengan menggunakan koneksi internet dan browser. Sudah ada 100 judul game yang siap dimainkan.

Yang menarik dari Amazon Luna adalah bisnis modelnya. Kalau di google stadia kita bayar 10 dolar untuk menikmati game-game gratis pilihan Stadia dan ada pula game-game yang harus kita beli di dalam Stadia untuk bisa memainkannya. Lalu di Xcloud Game Pass kita bayar 10-15 usd/bulan untuk memainkan semua game yang sudah dipilihkan oleh Xbox. Di Amazon Luna ini based plannya 6 USD/bulan dan nanti bisa topup add on list publisher yang kamu suka. Contohnya mau nambah plan game-game milik Ubisoft nanti nambah lagi. Tapi belum di announce berapa harganya. Bisnis model ini mirip banget kayak layanan TV kabel.

Lalu apakah Amazon punya “otot” untuk bertarung di ranah streaming? Jawabannya jelas punya. Untuk infrastruktur, kita tahu Amazon punya AWS yang sangat populer di kalangan startup dan service internet. Jadi untuk masalah jaringan, rasanya gak perlu diragukan lagi kemampuannya. Lalu Amazon juga punya Twitch, tempat berkumpulnya para komunitas gamer dan streamer game. Kemudian juga Amazon punya studio game 1st partynya sendiri yang sedang mengembangkan Crublcle dan New World.

Posisi Amazon ini mungkin mirip sekali dengan Google Stadia yah. Mereka punya infrastruktur jaringan yang kuat dan punya platform untuk gamers menonton game streaming. Tapi yang membuat Xbox jauh di depan mereka adalah Xbox punya console dan punya lebih banyak studio game dan IP di bawah mereka. Ini yg menjadikan Xbox masih sebagai calon pemenang di ranah cloud gaming.

Yang membuat saya penasaran adalah, apa yang akan Sony lakukan. Kita tahu kalau Sony sangat kuat di sisi console dan IP yang dimiliki. Namun masih sangat lemah dari sisi infrastruktur cloud. Xbox punya Azure, Stadia punya GCP, Amazon punya AWS, sedangkan Sony tidak punya. Yang terlihat sekarang adalah Sony ingin memantapkan kakinya di ranah offline console gaming. Walaupun ada Remote Play, sifatnya masih mirroring console PS yang perlu fisiknya kita miliki.

Jika ada kejutan, mungkin datangnya akan dari Cina. Tencent dan Alibaba merupakan raja di ranah infrastruktur dan gaming di Asia. Rasanya sangat mungkin jika tiba-tiba muncul layanan cloud gaming dari Cina yang template nya biasanya memberikan value yang sama dengan kompetitor di market tapi dengan harga yang lebih murah. Dan tentu template lainnya adalah mereka gak perlu ngeluarin effort untuk edukasi market karena mereka biasanya nunggu marketnya ready dan mature, baru meluncurkan kompetitornya.

Kita lihat saja bagaimana kah perkembangan dari pertarungan di industri cloud gaming. Apakah Amazon berhasil menjadi salah satu layanan yang diperhitungkan di ranah ini atau akan tenggelam oleh kejayaan xcloud milik Microsoft.

About Adam Ardisasmita (1374 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan komentar