Tips Memaksimalkan Event dan Conference
Berhubung IGDX sudah semakin dekat, saya ingin share tips yang bisa digunakan untuk memaksimalkan acara konferensi seperti IGDX. Saya sendiri pertama kali ikut event di tahun 2010 yakni pada acara Communicasia di Singapore. Lalu di Indonesia juga mulai ada event seperti Techinasia. Untuk event Game sendiri, cukup banyak yang sudah saya kunjungi seperti Game Developer Conference, Gamescom, Casual Connect, Level Up KL, dan lain-lain. Pengalaman saya, di awal-awal kita ikut conference, kita mungkin bingung harus ngapain. Jika kita belum tahu cara memaksimalkan kegiatan seperti itu, mungkin sering kali kita sulit menjustifikasi harga tiket yang mahal untuk hadir di conference tersebut. Apalagi klo mindset kita datang ke conference hanya untuk nonton sesi talk nya saja, tentu hal tersebut akan lebih mudah didapatkan di internet. Tapi jika kita sudah memahami esensi dari event dan conference yang sesungguhnya, kita akan menyadari betapa banyak manfaat yang bisa kita dapatkan.
Apasih sebenernya esensi utama dari datang ke event dan conference ini? Belajar mengenai tips dan trend terkini tentu adalah poin penting. Tapi kunci utama dari event adalah menjadi platform dimana orang-orang yang berada dalam satu industri dengan kita akan berkumpul. Keywordnya adalah “orang” dan “satu industri”. Jadi bukan hanya materi yang ingin kita pelajari, tapi juga akses ke orang yang memiliki ilmu tersebut yang harus kita gali. Dan dengan event yang spesifik ke satu industri, misal seperti IGDX yang fokusnya ke game developer, di sini adalah tempat dimana semua opportunity yang bisa mengakselerasi pertumbuhan karir profesional kita berada. Opportunity bisa untuk kita mencari tempat bekerja, bisa kita menemukan resep untuk membuat studio game kita lebih besar lagi, bisa kita bertemu dengan orang yang bisa menginspirasi kita, bisa mendapatkan kesempatan bisnis, dan banyak lainnya. Dan kesempatan itu baru akan bisa kita akses apabila kita bisa memanfaatkan event tersebut dengan maksimal.
Berikut saya akan sharing beberapa tips yang mungkin akan membantu agar teman-teman bisa memaksimalkan kegiatan seperti event dan conference.
Cetak Kartu Nama Cetak kartu namaKartu Nama
Cetak Kartu Nama Cetak kartu nama, ini adalah point yang paling penting yang tidak boleh dilewatkan. Kita tidak tahu akan bertemu siapa di event ini yang mungkin akan memberikan impact sangat besar terhadap karir dan masa depan kita. Jika kita tanpa sengaja atau sudah dengan sengaja mengincar untuk bertemu dengan seseorang, maka satu-satunya hal yang bisa menjaga koneksi kita dengan orang tersebut di kemudian hari adalah kartu nama. Jadi pastikan kita sudah mencetak kartu nama sebelum acara. Pertanyaannya, kalau kita freelance atau pelajar gimana? Gak masalah. Cetak aja kartu nama yang isinya nama kamu, email kamu, no HP kamu, dan deskripsi kamu. Misal, saya mahasiswa DKV ITB yang hobi membuat 3D model, saya mahasiswa Fasilkom UI yang suka ngulik tentang VR, dst. Dengan begitu, ketika kamu tukeran kartu nama dengan seseorang, mereka bisa mengingat lagi sudah bertemu dengan kamu. Suatu saat mereka butuh skill set kamu, mereka sudah punya akses ke kontak kamu. Dan bertukar kartu nama adalah cara yang paling mudah untuk kita mendapatkan kontak seseorang. Jadi, pastikan kamu datang ke conference sudah memiliki kartu nama.
Cari Tahu Siapa yang akan datang, buat janji
Tips berikutnya adalah head hunting. Cari tahu siapa saja yang akan datang ke acara dan kontak mereka sebelum hari H. Kamu bisa liat siapa aja list pembicara dan liat siapa yang kira-kira kamu pengen banget belajar atau kenal dari dia. Abis itu, kepoin sosial medianya. Coba googling namanya. Cari kontaknya. Terus inisiatif untuk mengontak mereka. Selain pembicara, biasa juga ada guest list siapa aja yang akan datang ke event. Ini kamu juga manfaatin untuk kontak dan buat janji ketemu hari H. Gimana cara buat janjinya? Ini contoh yang biasa saya pakai. “Halo salam kenal, Saya Adam dari Arsa Kids. Saya sedang mengembangkan sebuah game yang bisa membantu orang tua mengetahui dan menstimulasi kemampuan kognitif anak. Saya sudah mengikuti project2 dari anda dan sangat tertarik untuk mendapatkan insight ttg game untuk edukasi dari anda. saya lihat Anda akan datang ke acara IGDX, apakah keberatan jika saya meminta advice dari anda sekitar 10-15 menit. Kira-kira kapan waktu yang paling nyaman buat anda.” Kira-kira gitu bahasanya. Gak usah sungkan untuk inisiatif ngajak ketemu karena takut gak dibales atau ngeganggu waktunya. Kalau emang dia gak mau paling kamu cuma direject atau dicuekin, gak akan yang dilaporin ke polisi kok hehehe. Saya pun waktu ke GDC, ngontak banyak banget orang di sana yang bales juga cuma sedikit kok. Tapi klo kita gak ngongak sama sekali, tentu gak akan ada yang bales dong 😉
Samperin pembicara
Kalau misalkan kamu ngontak dia gak dibales, cara yang paling manjur lainnya adalah samperin pembicara. Ini saya ada cerita menarik banget. Sekitar 2010-2011 gitu, saya pernah hadir ke acara namanya Mobile Game Developer War yang disponsorin sama Nokia. Waktu itu saya masih cupu banget. Game gak punya, studio juga baru modal logo, intinya mah bukan siapa-siapa. Terus saya ngeliat ada salah satu speaker yang talknya sangat inspiratif namanya Pak Firstman Marpaung. Saat itu beliau menjabat sebagai presiden dari komunitas Nokia Indonesia. Wah itu tentu gap yang sangat jauh banget ya antara saya yang bukan siapa-siapa dengan speaker yang skalanya udah se-indonesia. Tapi itu gak menyurutkan niat saya untuk memberanikan diri berkenalan. Begitu Pak Firstman turun panggung, saya langsung nyamperin untuk kenalan. Waktu itu saya cuma sesimpel kenalan dan minta slide nya. Tapi itu jadi awal mula perkenalan saya dengan Pak Firstman yang selanjutnya menjadi salah satu mentor saya dan memberikan saya banyak opportunity untuk berkembang. Pak Firstman juga yang merekomendasikan saya untuk menjadi Intel Innovator ketika beliau bekerja di Intel Indonesia. Hanya bermodal keberanian kenalan, saya bisa jadi Intel Innovator hari ini. Bayangkan berapa banyak kesempatan yang akan saya lewatkan jika saya merasa takut atau malu. Kemudian cara lain agar kita diingat pembicara adalah dengan bertanya. Jika di conference ada sesi tanya jawab, pastikan kita jadi orang pertama yang bertanya. Karena orang Indonesia itu gitu, pada malu nanya, malu inisiatif, jadi klo kita mau untuk berani, kita akan lebih mudah diingat pembicara. Momen kenal dengan pembicara ini yang menurut saya harus jadi objektif utama dari datang ke conference, jangan cuma nontonin talk nya aja. Itu kenapa saya mendesain ada Super Class dimana peserta dan pembicara bisa intimate dalam satu ruangan yg cuma ada 20 peserta.
Jaga relasi teman lama, cari teman baru
Selain untuk berkenalan dengan orang-orang top di industri, acara seperti ini juga sering saya gunakan untuk menjaga relasi lama kita. Catchup dengan teman-teman kita di industri itu sangat penting. Kita jadi tahu progres teman-teman kita, teman kita pun jadi tahu apa yang kita kerjakan saat ini, sehingga bisa jadi membuka jalur untuk opportunity datang kepada kita. Saya sering banget dapet peluang kolaborasi atau dapet referal yang sangat awesome ketika catchup dengan teman-teman di industri yang sudah lama tidak ketemu. Belum lagi momen ini adalah momen yang paling pas untuk cari teman baru. Satu hal yang selalu saya lakukan kalau datang ke conference adalah kenalan dengan orang yang duduk di sebelah kita. Kita gak pernah tahu loh siapa sebenernya orang di sebelah kita itu. Mungkin dia adalah kunci dari permasalahan yang sedang kita alami di studio kita atau dikerjaan kita. Berhubung orang yang datang adalah dari industri yang sama, chance untuk kita ketemu dengan seseorang yang berdampak untuk kita akan sangat besar. Jika ternyata emang orang yang kita ajak kenalan tidak bisa memberikan kita opportunity saat ini, tetap kita jalin relasi yang baik. Mungkin someday dia akan menjabat jadi sesuatu yang penting yang akan bisa membantu kita. Industri kita itu kecil kok, orangnya ya itu-itu lagi. Jadi pastikan kita selalu jaga pertemanan dengan baik.
Networking event
Ini yang mungkin banyak dari orang Indonesia kurang familiar, networking event. Ketika mendengar acara after party, bayangannya pesta-pesta dengan musik keras dan minuman keras. Padahal gak selalu begitu. Kalau di luar mungkin begitu yah. Tapi itu juga gak menjadikan alasan untuk kita gak bisa mendapatkan sesuatu dari acara tersebut. Bahkan deal-deal besar terjadinya justru di luar event loh. Tapi memang untuk bisa mengoptimalkan acara networking, kita harus pintar memilih event. Kalau kayak di week GDC, ada banyaaak banget party dalam satu hari. Ini kita emang butuh pelajari nature event itu, siapa host nya, siapa yang kira-kira akan dateng. Waktu GDC kemarin, banyak yang ngincer acara party nya google karena mereka abis launch Stadia dan pengen dapet info atau kontak yang relate dengan itu. Untuk IGDX tahun ini sayangnya kami belum sanggup untuk host acara party. Tapi next year pasti menjadi konsiderasi buat kami. Tips untuk networking di acara party ini hampir mirip kayak pas di conference, berani untuk memulai pembicaraan. Ini mungkin bukan hal yang gampang, apalagi buat introvert. Tapi saya belajar dari expertnya networking event yakni Shieny, CMO nya Agate. Waktu di GDC, saya ngikutin Shieny ke acara-acara party, sekalian belajar klo networking di US itu kayak gimana. Ternyata kita bisa starting conversation sama siapapun dengan mudah loh. Tips yang saya pelajari dari Shieny untuk kalimat pembuka adalah iseng nanya klo dia dari host partynya. Misal saya dan Shieny ke acara party nya Intel yah. Shieny ambil makan, terus duduk di meja yang udah ada orang duduk di situ (tentu permisi dulu), terus kalimat pembukanya “are you from Intel?” Kalo iya kan bisa nanya2 tentang party ini klo gak bisa gali lebih banya tentang dia itu siapa, darimana, dan lain-lain. Saya pun sempat diajak kenalan sama orang dengan kalimat pembuka sesimpel “Eh pin di tas lu bagus, beli dimana?” Abis itu kita ngobrol lama banget hahaha. Cuma yang jelas di acara networking party objektifnya nyari temen baru yah, bukan closing deal 😉
Follow up pasca acara
Nah yang terakhir dan gak kalah penting adalah follow up ke semua kartu nama yang kita punya setelah acara. Misal kita cetak kartu nama 1 pack isi 100, jadikan itu target untuk tukerkan kartu nama dengan 100 orang baru. Abis itu biasa 2–7 hari pasca acara, kita emailin tuh satu-satu. Kasih tahu ke mereka kalau kita ketemu di event itu dan untuk stay in touch. Paling sama kayak waktu kita hunting pembicara untuk ngajak ketemu, yang akan reply email kita dari 100 paling cuma 10-20% nya, tapi yang gak bales bukan berarti dia gak akan inget sama kita juga loh. Bisa juga follow up ini kita pakai untuk mendiskusikan lebih dalam tentang materi yang dibawakan oleh salah satu speaker. Ini yang saya sering lakukan. Waktu di acara conference Unity di Singapore, saya ikut sesi tentang AR. Setelah sesi tersebut, saya email ke speakernya dan saya dikirimkan banyak resource yang tidak dia share di sesi talknya. Gak hanya itu, saya pun sekarng jadi kenal baik dengan dia. Di IGDX nantipun gitu. Speaker2 talk nya cuma sebentar banget. Nah kamu cari tuh daging-dagingnya dengan kenalan dengan para speaker dan kontak dia ketika acara sudah beres.
Itu tadi tips-tips dari saya untuk kamu yang mungkin baru pertama kali datang ke event atau conference. Ingat yah, kuncinya bukan di apa tema dari topik yang dibawakan, tapi akan ada siapa orang yang akan datang ke sana. Manfaatkan acara tersebut untuk memperkuat network kita, mencari teman baru, menjaga relasi dengan teman lama, dan mendapatkan insight sebanyak-banyaknya. Kita gak pernah tahu siapa yang akan kita memberikan impact besar untuk pertumbuhan kita sebagai individu ataupun dari sisi bisnis. Coba imajinasikan gini. Kamu bayar tiket masuk ke sebuah ruangan seharga 350rb rupiah. Di dalam ruangan tersebut, ada 300 kotak. Satu di antara kotak tersebut isinya adalah uang tunai 2 miliar. Kamu punya waktu 24 jam di ruangan tersebut. Manfaatkan waktu tersebut untuk membuka semua kotak sampai kamu ketemu kotak yang isinya uang 2 miliar. Kotak tersebut bisa aja dari speaker yang kamu ajak kenalan, orang disebelah kamu yang sama-sama lagi dengerin materi, orang yang pas registrasi antri di depan kamu, orang yang gak sengaja duduk semeja waktu networking party, dan lain-lain. Dua miliar itu pun bisa berupa kesempatan kerja di perusahaan triple A, peluang publishing dan investasi buat game/studio kamu, project besar yang akan masuk ke kamu, mentorship untuk kamu agar bisa menjadi orang yang lebih sukses, dan lain sebagainya.
Thanks mas, sangat inspiratif. Apalagi kisah mas waktu ketemu Pak Firstman Marpaung. Intinya, kesempatan perlu diraih….
SukaSuka