My Journal

Pengalaman Mendampingi Bekraf Game Prime 2019

Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya mendampingi proses pelaksanaan Bekraf Game Prime 2019. Selama ini, proses pelaksanaan BGP seluruhnya dilakukan oleh Duniaku sebagai eksekutor. Asosiasi Game Indonesia hanya memberikan dukungan saja agar pemerintah bisa mensupport acara tersebut. Namun untuk tahun 2019 ini, pertama kalinya dukungan pemerintah masuk via Asosiasi Game Indonesia dan Duniaku sebagai eksekutornya. Artinya, walaupun sebenarnya peran AGI masih tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena tetap Duniaku yang menjadi eksekutor, tapi ada tanggung jawab lebih besar dari pihak AGI untuk mendampingi acara ini karena dimata administrasi, AGI yang menjadi pelaksananya. Saya ditunjuk oleh Presiden AGI saat itu, Narenda Wicaksono, sebagai penanggung jawab dari pihak AGI untuk mendampingi proses Bekraf Game Prime 2019.

Sejarah Bekraf Game Prime

Mungkin saya ingin cerita jauh ke belakang dulu yah terkait dengan latar belakang acara Bekraf Game Prime. Awalnya, saya cuma tahu-tahu sekedar tahu saja. Tapi ketika saya diminta untuk jadi penanggung jawab acara ini, saya punya kewajiban untuk mengetahui lebih dalam mengenai sejarah acara ini, posisi masing-masing stakeholder, dan juga hak dan kewajiban tiap pemangku kepentingan agar acara bisa berjalan mulus. Jadi izinkan saya sedikit share tentang sejarah dari BGP.

Dulu ketika era game flash sedang naik daun, mungkin di sekitar 2000-an, komunitas lokal kita aktif bertukar informasi dan belajar bersama di forum gamdevid.org. Iya, ini masih era-eranya diskusi di forum. Momen ketika sosmed belum merajalela. Lalu tercetus lah inisiasi untuk kopdar. Nah kopdar para pelaku industri game saat itu disebut Game Dev Gathering. Lalu waktu berlalu, tiap tahun kegiatan gathering ini semakin besar skalanya. Hingga pada titik ketika GDG menjadi sebuah acara besar tahunan game dev lokal utk sharing. GDG hingga tahun 2014 dijalankan oleh Toge Productions dan diadakan di kampus-kampus. Setelah berkali-kali menjalanakan GDG, Toge Productions merasa bahwa acara ini baiknya dimiliki bersama dan payung yang paling pas adalah milik Asosiasi Game Indonesia. Tapi memang tidak ada hitam di atas putih “serah terima” tersebut karena memang GDG adalah event yang sifatnya organik dan tidak memiliki tujuan bisnis, murni dari developer untuk developer.

Lalu pada tahun 2015, pelaksanaan GDG dipegang oleh Duniaku. GDG 2015 ini diadakan di Telkom University Bandung dan memiliki skala yang lebih besar daripada GDG-GDG sebelumnya. Baru di tahun 2016, Bekraf ingin membantu industri game di Indonesia. Diajukan lah nama Prime di GDG menjadi GDG Prime yang kemudian berevolusi menjadi Bekraf Game Prime (BGP). BGP pertama di tahun 2016 diadakan di akhir tahun, di bulan November. Tak hanya itu, acara BGP diadakan di hari Kerja. Konsep acaranya adalah Business to Business di satu area dan converence di area lain. Hal ini membuat pengunjung terpecah fokusnya dan acara jadi kurang optimal. Baru di tahun 2017 konsepnya diubah jadi hari sabtu-minggu untuk pameran ke konsumer umum dan di hari kamis (atau jumat di tahun 2018) untuk developer conference.

Tempat Reunian Game Dev se-Indonesia

Terkait kepemilikan sendiri, brand Game Prime dimiliki oleh Duniaku dan Brand Game Developer Gaterhing diserahkan oleh Toge Productions kepada AGI (kali ini ada hitam di atas putihnya). Lalu dari sisi position sendiri, BGP lebih ke konsumer dan entertainment event sedangkan acara konferensi yang diadakan sebelum entertainment daynya lebih fokus ke developer pemula. Semenjak tahun 2019 pun konferensi yang biasa diadakan sebelum hari etertainment/publik ditiadakan dan BGP fokus ke konsumer event. Peran AGI adalah sebagai organisasi support yang menjadi jembatan agar pemerintah dapat memberikan dukungannya kepada acara Game Prime.

Nah itu tadi sekilas sejarah singkatnya. Sebenernya detil2nya lebih banyak dan seru untuk diikuti, tapi itu topic next time aja deh hehehe. Intinya di tahun 2019 ini adalah pertama kalinya saya mengikuti proses BGP dari draft hingga jadi acara yang berwujud nyata.

Perjalanan Membuat Acara Bekraf Game Prime

Tahun lalu (2018) pengunjung BPG mencapai 17rb orang. Ini adalah angka yang cukup fantastis mengingat acara BGP sendiri bisa dibilang belum atau baru punya nama. Orang-orang yang datang semakin beragam, tidak hanya gamers, tapi juga keluarga yang membawa anaknya. Acara BGP menjadi ajang dimana masyarakat bisa melihat bahwa di Indonesia juga ada produk-produk game yang berkualitas karya dalam negeri. Tidak hanya game digital, ada juga board game, VR, dan masih banyak hiburan lainnya yang membuat acara BGP ini menarik untuk dikunjungi. Untuk bisa membuat acara sehebat ini tentu bukanlah hal yang mudah dan ini baru saya rasakan ketika saya mendampingi BGP 2019.

Hal pertama yang saya ikuti dalam proses BGP 2019 adalah kick off meeting antara pihak Duniaku yang dikomandoi oleh ibu super power Monica, Bekraf yang diwakili oleh Pak Neil dan Pak Azhar, lalu perwakilan AGI yang saya wakili. Saya cukup kenal dengan Monica karena setiap tahun Arsanesia selalu ikut sebagai peserta pameran di BGP dan selalu berkomunikasi dengan Monica. Waktu itu saya hanya berinteraksi sebagai pihak eksternal yang mungkin banyak nanya dan request ke Monica selaku PIC BGP. Saya tahu klo misalkan kerjaan Monica ini sangat banyaaak banget dan kadang suka agak segan kalo mau minta apa-apa. Tapi terkadang terpaksa harus minta bantuan Monica dan selalu bisa terselesaikan dengan baik. Jadi dari dulu saya juga salut sama kemampuan Monica menghandle event sekompleks ini. Tapi saat ini saat saya menjadi bagian dari panitia, saya lebih kagum lagi karena masalah yang dialami ternyata jauh lebih banyak dan lebih kompleks. Terus klo saya nih sebagai exhibitor, biasanya saya suka minta ini itu, walopun udah berusaha menahan agar tidak terlalu merepotkan. Ternyata yang saya gak tahu, banyak orang kayak saya yang minta ini itu tapi requestnya suka aneh-aneh, kadang gak logis, dan dengan nada bicara yang gak enak. Wah luar biasa deh bisa tahan menghadapi berbagai request seperti itu.

Hubungan dengan exhibitor itu baru satu elemen dari banyak elemen lainnya. Sepanjang perjalanan mengikuti BGP 2019 ini, saya juga sambil belajar masalah apa saja yang dulu terjadi dan bagaimana kita bisa menghindari hal itu. Dan ternyata, banyak sekali challengen yang terjadi dari tiap pelaksanaan BGP ini. Masalahnya gak hanya teknis kayak membuat konsep acara, mencari konten atau pengisi acara, mencari sponsor, dan hal-hal yang terkait acara, pernah ada beberapa masalah yang sifatnya cukup sensitif dan politis (yang gak mungkin saya bahas di blog dong yah) yang terjadi. Dan saya bener-bener bertekad untuk memastikan BGP 2019 ini berjalan semulus mungkin. Alhamdulillah sih tahun ini BGP bisa berjalan dengan mulus, jumlah pengunjung yang lebih banyak, dan acara yang konsepnya makin keren.

Okey, balik ke tentang persiapan acara. Saya diundang ke berbagai meeting baik itu meeting antara Duniaku dengan Bekraf atau meeting Duniaku dengan Event Organizer acara. Saya juga sering banget diundang meeting untuk ngobrol dengan Monica dan Febri (yang bertanggung jawab indie booth arena) untuk ngebahas progres, konsep, dan lain-lain. Memang saya akui tidak bisa 100% maksimal mengawal dan membantu karena memang kerjaan utama saya adalah CEO dari sebuah perusahaan Game, tapi saya berusaha kalau memang lagi kosong, saya coba bantu semaksimal yang saya bisa. Walaupun acara sudah terlaksana di Juli kemarin, sampai saat ini sebenernya masih ada kerjaan BGP 2019 loh. Yup, masih ada perentilan administrasi yang harus diberesin. Dan tim Duniaku pun udah harus mulai siap-siap lagi untuk BGP 2020 dalam waktu dekat. Jadi emang bikin event skala besar seperti BGP ini gak gampang dan butuh orang yang sangat expert dan berpengalaman untuk bisa menghadirkan acara sekeren ini.

Di akhir, saya ingin menutup dengan ucapan terima kasih yang sangat besar kepada pemerintah yang diwakili oleh Bekraf atas support yang sangat besar untuk industri game. Makasih juga buat Toge Productions yang udah memelopori GDG sehingga bisa berevolusi jadi BGP seperti sekarang. Dan super thanks buat tim Duniaku, Mas Roby mas Ami, Ricky, Monic, Febri, Brian, Fira, dan semua yang gak bisa saya sebutkan satu-satu yang udah memperjuangkan acara BGP ini agar bisa semakin sukses dan memberikan impact positif ke industri game di Indonesia. Semoga tahun depan bisa lebih sukses lagi.

Kalau misalkan kamu ada yang mau ditanyain soal Bekraf Game Prime, silahkan loh langsung tinggalkan pertanyaan di kolom komentar atau DM saya di instagram/twitter aja. Dan ini sedikit teaser after credit ala-ala Marvel, di 2019 ini BGP sudah tidak ada lagi konferensi untuk developer. Kalaupun tahun-tahun sebelumnya ada, fokusnya masih untuk developer pemula. Acara yang memang developer centric kayak Game Developer Gathering di Indonesia udah gak ada lagi. Daaan tahun ini, akan ada lagi acara developer conference di Indonesia. Nama acaranya apa, kapan, dan dimana? Nantikan episode selanjutnya yah 😉

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: