My Journal

Review Hotel City Inn Window Of The World, Shenzen

Melanjutkan cerita waktu kemaren ke Shenzen di China, sekarang saya ingin mereview tentang penginapan selama saya di sana. Sebenarnya, para peserta Indie Prize Award mendapatkan akomodasi gratis dari panitia selama di Shenzen. Cuma waktu saya dapet info nama hotelnya dan saya cek reviewnya secara online, kok sepertinya bukan penginapan yang proper. Honestly saya gak masalah sama backpacker hotel ataupun hostel gitu, saya juga sering kok nginep di tempat kayak gitu. Namun untuk case kali ini, menurut saya agak parah sih. Dari foto yang saya lihat di internet, itu tuh dia kayak punya beberapa unit kamar di apartemen dan di dalam apartemen tersebut disebarlah kasur-kasur tingkat untuk pengunjung. Akhirnya daripada empat malam saya istirahat di sana bukannya bangun jadi seger malah makin capek, saya putuskan untuk keluar kocek sendiri deh untuk penginapan.

Penginapan yang diberikan oleh panitia berlokasi di seberang Window of The World. Saya pun memutuskan untuk mencari penginapan di sekitar situ juga aja biar gampang kalau misal nanti musti koordinasi sama peserta Indie Prize yang lain. Setelah melihat-lihat online, ternyata properti di Shenzen mahal-mahal. Hahaha penginapan yang disediakan oleh panitia cukup murah sih, cuma 150rb rupiah permalam lah kira-kira. Padahal dengan harga yang lebih mahal dikit, kayak 200-300rb rupiah permalam, ada loh hostel yang lebih manusiawi. Tapi yasudahlah, bagi saya akomodasi itu cukup penting karena 3 hari full event itu melelahkan dan tempat istirahat harus proper agar optimal selama saya di sana. Saya pun memutuskan untuk menginap di Hotel City Inn Window of The World.

Di China, pilihan hotel yang ada di Agoda gak begitu banyak. Yang paling banyak propertinya dari Trip.com. Saya pun memesan hotel di City Inn melalui Trip.com klo gak salah harganya sekitar 345 RMB permalam atau kira-kira 700rb-an permalam. Opsi yang bisa dipilih untuk kamar yang paling murah adalah pay later at hotel, artinya saya tidak ditagih apa-apa sampai saya tiba di hotel. Selesai booking, saya dapet booking confirmation seperti dari Agoda atau booking site lainnya. Tidak ada info tambahan apa-apa tertulis di situ yang saya musti aware. Tapi ternyata, ketika saya sampai di hotel pukul 18.00, bookingan saya di hotel tersebut sudah dicancel oleh Trip.com. Katanya saya harus checkin antara pukul 14.00 s.d pukul 16.00 kalau tidak bookingannya dibatalkan oleh Trip.com. Waduh, itu gak ada loh tulisannya di printan booking confirmation yang saya bawa. Dan yang bikin lebih sulit lagi, petugas resepsionis di situ (dan di seluruh kota Shenzen sih) gak bisa bahasa Inggris ๐Ÿ˜ฅ Kita komunikasinya via Google Translate yang terkadang bener terkadang miss nerjemahinnya. Lalu daripada saya terlunta-lunta di China, akhirnya saya booking langsung on the spot yang mana pasti harganya lebih mahal, hix.

Walaupun harganya lumayan, menurut saya pemilhan hotel di City Inn Window of The World adalah keputusan yang sangat tepat sekali. Pertama adalah posisinya yang super strategis. Hotel tersebut berada di stasiun transit dua line subway nya Shenzen. Artinya dari situ saya bisa naik kereta yang mengarah ke venue dan juga naik kereta di line berbeda yang mengarah ke kereta cepat untuk saya pulang pergi via Hongkong. Yang kedua lokasinya sangat dekat dengan mall, pusat perbelanjaan, dan juga tempat wisata Window of The World. Artinya ini daerah yang cukup touristy jadi akan ada banyak pilihan untuk belanja atau makan. Line kereta yang sejalan dengan stasiun Window of The World juga melalui banyak tempat menarik di Shenzen.

baca juga : Naik Kereta Cepat Dari Hongkong ke China,ย Shenzen

Yang kedua, menurut saya harga yang saya bayarkan sebanding dengan kualitas kamarnya. Kamarnya gede banget! Hahaha Harusnya malah bisa berdua di situ karena kamarnya dua single bed. Cuma emang kasur di China itu terkenal gak empuk, jadi ya harus maklum lah. Fasilitas di kamar juga lengkap, ada alat mandi, air minum, sendal, dan lain-lain. Memang ada Wifi, tapi saya males pakai Wifi karena gak bisa buka Facebook, Google, Instagram, Whatsapp, dan lain-lain. Mending roaming aja pakai telkomsel, bisa akses berbagai web yang kita mau.

Yang ketiga, pelayanan di sini sangat ramaah sekaalii. Walaupun staf hotelnya gak ada yang bisa bahasa Inggris, tapi mereka super helpfull sekali. Di resepsionis, mereka berusaha berjuang membantu apapun yang kita butuhkan sebisa mereka dengan ramah dan senyum. Di restoran, ketika sarapan, mereka secara otomatis memberikan saya garpu (karena mungkin dianggap gak bisa pakai sumpit).

Paling kekurangannya menurut saya adalah menu sarapannya. Di City Inn Window of The World ini, menu sehari-harinya selama saya menginap di sana adalah makanan China. Artinya kita gak bisa expect ada roti ataupun kopi. Yang ada bubur, mie, telur rebus, dan sayur-sayuran khas China. Buat orang Indonesia yang emang biasa makanan China sih gak masalah yah. Saya sendiri merasa taste nya masih masuk-masuk aja. Cuma emang di internet, banyak banget yang ngeluh, terutama bule-bule :p

Kekurangannya lagi adalah kamarnya cenderung agak kuno dan kurang terawat. Di beberapa titik ada tembok yang catnya ngelupas, ada noda, ada barang-barang yang kondisinya tidak terawat, dan lain-lain. Tapi untuk saya sih itu gak masalah yah. Saya masih bisa tidur dengan tenang dan istirahat dengan nyaman.

baca juga : Manfaat Ikut Acara Casual Connect Asia 2018 diย Shenzen

Overall sih menurut saya City Inn ini harganya cukup lumayan lebih mahal dibandingkan fasilitasnya, tapi ukuran kamarnya yang besar membuat harganya cukup worth. Posisi Hotel ini sangat strategis dan memudahkan kita untuk commute serta cari makan di sekitar hotel. Yang jelas, kalau booking online, pastikan dulu kalau gak ada policy yang bisa membuat hotel kita tiba-tiba dibatalkan bookingannya yah :p

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Comment on Review Hotel City Inn Window Of The World, Shenzen

  1. Gapapa mas, memang kalo soal kenyamanan gak bisa ditolerir walau harus bayar lebih mahal ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: