Refocus
Saya teringat dengan momen hari pertama saya berkuliah di ITB. Kala itu, ada salah satu sesi ospek berupa linkar diskusi bersama mentor. Ada sebuah celetukan yang isinya tips sederhana agar bisa survive di ITB yang disampaikan oleh salah satu pemateri. Beliau berkata, ada mitos di ITB yang namanya hukum segitiga. Kita harus pilih dua dari tiga, 1. Akademik, 2. Organisasi, dan 3. Pacar/Sosial Life. Katanya, klo dia IP nya bagus, terus punya pacar/sering gaul, pasti gak aktif di organisasi kampus. Kalau dia banyak ikut organisasi dan anaknya seneng hangout, pasti IP nya anjlok. Kalau dia IP nya bagus dan aktif organisasi, pasti jomblo.
Itu merupakan sebuah nasihat yang mungkin setengah bercanda tapi berhasil meletupkan semangat saya untuk memecahkan mitos tersebut. Singkat cerita, saya lulus tepat waktu, dengan IP cumlaude, menjadi aktivis kampus, bisa hangout dengan temen-temen, pacar masih awet (bahkan sampai jadi istri), dan ditambah lulus udah punya perusahaan sendiri. Dari dulu saya selalu tertantang untuk bisa menguasai banyak hal tanpa mengorbankan hal yang lain. Mungkin emang bukan jadi yang nomer satu, tapi masih dalam matriks yang bagus. Gak yang karena ngejer itu semua, akhirnya gak ada satupun yang berhasil.
baca juga : Kehilangan Momentum
Sampai saat ini pun saya masih menikmati melakukan hal itu. Membagi waktu yang sangat sempit dan terbatas untuk bisa melakukan banyak hal semacam menjadi “candu” buat saya. Saya menikmati kesibukan yang super padat dan memanfaatkan waktu yang ada se-efisien mungkin. Saat ini pun yang ada di dalam to do list saya terbilang sangat banyak. Topi yang saat ini saya miliki adalah suami dan ayah, CEO dari Arsanesia dan Arsa Kids, Blogger di Ardisaz.com dan Dailysocial, Vlogger di Ardisaz, Ardisaz Tutorial, dan Supercoollife, Unity Trainer di Dicoding Academy, Ketua Ikatan Alumni Insan Cendekia, Intel Innovator, Pengurus Komunitas Gamedev Bandung, dan banyak kegiatan sampingan lainnya. Entah samping sebelah mana yang masih muat :p hahaha
Mungkin sampai tahun 2015, saya masih sanggup untuk juggling semua hal itu. Paling yang saya korbankan adalah waktu tidur saya (dan mungkin kesehatan saya :p). Tapi saya menikmati banget loh jugling itu semua dan ada rasa puas ketika berhasil achieve semua target di akhir tahun. Lalu ada apa di tahun 2016? Ternyata banyak sekali target-target saya yang keteteran di tahun ini. Apakah kegiatan yang saya kejar ini jumlahnya terlalu banyak? Jawabannya iya, tapi ya dari dulu juga begitu. Cuma sekarang problemnya adalah level disiplin yang harus saya terapkan lebih tinggi. Amanah yang paling berasa impactnya adalah dengan menjadi seorang ayah. Selain karena prioritas yang satu ini dalam berbagai kondisi non-negotiable, godaan untuk jadi tidak disiplin dan memilih untuk main sama anak juga sangat tinggi. Sudah begitu, saya juga jadi tidak boleh kurang tidur karena tidak boleh sakit (dulu juga gak boleh sih sakit :p). Kalau dulu sakit yaudah sakit sendiri, klo sekarang klo saya sakit, ntar anak ketularan deh.
baca juga : [Book] Improve Your Time Management: Belajar Untuk Mahir Mengelola Waktu
Diujung ahun 2016 ini saya ingin mencoba untuk refocus. Harus coba cari mana saja yang bisa didelegasikan, mana yang bisa mendapat porsi perhatian kecil, dan mana yang harus (dengan sangat berat hati) saya tinggalkan. Salah satu mentor bisnis saya bahkan menyarankan saya untuk mencoret semua aktivitas saya dan menyisakan tiga saja. Wah, sanggup gak yah saya menyortir semua aktivitas yang saya senangi itu. Tapi saya setuju sih, harus ada refocus yang lebih tinggi terhadap prioritas utama dan ada yang harus dikurangi terhadap kegiatan lainnya. Mungkin saja blog ini dan vlog saya juga tidak akan saya lanjutkan tahun depan? Mungkin loh, tapi less likely sih :p Beberapa hal mungkin frekuensinya akan saya kurangi sih kalau tidak bisa ditinggalkan. Mungkin pelan-pelan klo udah nemu ritme yang ideal, bisa lebih intensif lagi dalam beraktivitas. Oh ya satu lagi, salah satu prioritas baru saya adalah kesehatan sih :p Saya harus mulai mengalokasikan waktu untuk olahraga biar daya tahan tubuh saya lebih kuat.
Tinggalkan Balasan