My Journal

Mengenal Tizen, Sistem Operasi Pesaing Android dan iOS

Mungkin sebagian besar dari pembaca blog ini baru dengar yang namanya Tizen. Wajar, ini merupakan barang baru yang sebenernya saat ini masih dalam fase yang masih sangat muda. Tapi ada baiknya kita melihat lebih dalam lagi tentang sistem operasi yang disiapkan untuk mengalahkan dominasi Android dan iOS ini. Karena kita tidak bisa memprediksi tahun depan akan seperti apa market share OS di dunia mobile mengingat Nokia dan Blackberry pun bisa tiba-tiba hilang.

Tizen merupakan sistem operasi yang sifatnya open source. Jadi ibarat kata sistem operasi komputer, Tizen ini Linuxnya lah. Yang menarik, Tizen tidak hanya didesain untuk smartphone, tapi juga didesain untuk bisa digunakan di perangkat elektronik lainnya. Beberapa penggunaan Tizen misalnya di perangkat smartwatch, smart TV, hingga kulkas pun bisa menjadi pintar menggunakan sistem operasi Tizen.

baca juga : Ada Apa Dengan Samsung?

Gelagat Tizen mulai cukup agresif beberapa tahun ke belakang ini, apalagi ketika Samsung dengan sangat semangat mendorong OS ini agar bisa masuk ke pasar. Untuk uji coba, Samsung sudah merilis perangkat smartphone berbasis Tizen di India dan responnya sangat positif. Tahun ini akan juga launching di Indonesia. Kemudian Samsung sudah merilis perangkat berbasis Tizen lainnya seperti Smartwatch Samsung Gear S2, sudah diimplementasikan di SmartTVnya, dan juga di Kamera mirrorless NX300m.

Kemarin saya mengikuti workshop Tizen yang diadakan Samsung. Samsung tidak main-main dalam merangkul developer untuk bisa mengadaptasi Tizen. Kemarin ada lima expert Samsung yang hadir untuk mengenalkan sistem operasi Tizen ini. Saya tidak akan bicara teknikalnya di postingan kali ini, tapi sisi yang paling menarik adalah visi dari Tizen yang jauh ke depan.

Divisi RnD Samsung dihadirkan untuk mengenalkan Tizen

Divisi RnD Samsung dihadirkan untuk mengenalkan Tizen

Dengan menggunakan satu sistem operasi untuk berbagai perangkat elektronik, Samsung sedang ancang-ancang untuk menguasai pasar internet of things. Sebagai produsen elektronik nomer satu di dunia, bayangkan jika seluruh perangkat Samsung bisa saling terhubung dan saling terintegrasi, mulai dari handphone, TV, kulkas, mesin cuci, AC, dan lain sebagainya. Ini yang menurut saya positioning Samsung yang cukup menarik jika head to head dengan Apple dari sisi hardware maker. Lini produk milik Samsung lebih luas sehingga bisa memberikan konektivitas yang lebih maksimal bagi penggunanya.

Tapi kembali lagi ke sisi Tizen sebagai OS untuk smartphone, pertanyaannya adalah apakah Tizen bisa mengalahkan dominasi iOS dan Android? Jawabannya tergantung dari keseriusan Samsung untuk mendorong agar Tizen bisa menguasai pasar. Komitmen ini yang tidak dimiliki Microsoft ketika berusaha membawa Windows Phone ke market. Padaha Microsoft sudah ada bekal resources dan infrastruktur dari Nokia yang sangat membantu (misal payment gateway, ekosistem, dll). Ini Tizen akan mulai dari nol membangun ekosistem. Peran Samsung akan sangat vital untuk membuat Tizen ini seksi bagi pengguna maupun bagi developer.

baca juga : Pentingnya Divisi Research and Development Untuk Dunia IT

Jujur saja, sebagai developer, saat ini sih saya belum melihat Tizen ini cukup menarik untuk hari ini. Payment gateway masih terbatas, monetisasi terbatas, store aplikasinya masih butuh banyak improvement, dokumentasi dan komunitasnya masih belum banyak, dan banyak lainnya. Tapi di satu sisi, “ketidak-menarik-an” ini malah menjadi peluang berharga bagi developer yang ingin menguasai teknologi ini lebih dulu daripada yang lain. Kasus ini mirip kayak Android generasi awal. Banyak yang merasa Android tidak menarik jika dibandingkan Symbian atau iOS. Tapi ada beberapa developer yang ingin investasi teknologi dengan mempelajari Android di waktu itu, dengan segala keterbatasannya. Hari ini, mereka jadi pionir Android dan tinggal menikmati hasilnya. Sama dengan Tizen, apakah kamu akan investasi waktu untuk menguasai teknologi baru ini? Ataukah menurut kamu digdaya Android dan iOS tidak akan tergoyahkan lagi sehingga tidak ada gunanya mempelajari OS lain?

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: