My Journal

Mengintip Lubang Pada Sistem Demokrasi

Selama ini saya selalu berpikir kalau sistem demokrasi itu bukan sistem yang ideal jika diterapkan di negara yang belum maju. Dengan kondisi dimana suara mayoritas itu adalah yang benar, maka kita butuh syarat suara-suara tersebut haruslah representatif kebenaran.

Kenapa saya pikir itu belum cocok di Indonesia? Karena untuk mendapatkan suara mayoritas, tidak perlu mencari kebenaran. Suara-suara tersebut bisa dimanipulasi atau dibeli dengan mudah. Entah itu digiring menggunakan iming-iming uang, diguyur dengan janji manis, atau diberikan pencitraan yang indah di berbagai media. Jadi walaupun suatu pilihan itu buruk, masyarakat kita belum tentu bisa membedakannya.

Kampanye politik, salah satu alat demokrasi

Kampanye politik, salah satu alat demokrasi sumber

Untuk membuat keputusan yang benar dibutuhkan kearifan berpikir. Konsep berpikir itu lahir dari pendidikan yang baik. Nah ini pusat dari masalah kita, rakyat kita belum 100% cerdas dari sisi intelektual. Taraf pendidikan di Indonesia masih sangat rendah sehingga konsep kebenaran bisa dengan sangat mudah dibelokan dengan asas demokrasi. Suara rakyat suara tuhan, suara terbanyak adalah yang benar.

Tapi ya tidak apa, sambil berjalan, harapannya masyarakat kita semakin hari semakin cerdas sehingga kita akan berada pada suatu titik dimana Indonesia sudah menjadi negara maju dan bisa menghasilkan produk demokrasi yang benar. Yang dibayang saya, ya seperti negara-negara maju yang ada saat ini. Kiblatnya ke Amerika lah klo demokrasi ini. Lihat aja, orang kulit hitam yang merupakan minoritas bisa sampai jadi presiden. Artinya “konsep kebenaran” mengalahkan sentimen negatif ataupun tendensi rasial. Artinya masyarakatnya sudah bisa berpikir dengan arif.

Kanye West mengumumkan akan maju ke bursa pencalonan presiden 2020

Kanye West mengumumkan akan maju ke bursa pencalonan presiden 2020 sumber

Namun ternyata saya dibuat tertohok pada momen ketika ada salah satu pengusaha di Amerika yang sangat rasis dan sering membuat kontroversi mencalonkan diri menjadi presiden. Semakin bodoh statement yang dia buat, semakin gede hasil pollingnya. Terus saya jadi ngerasa familiar, loh kok kayak di Indonesia sih ini? Hahaha Ternyata negara maju pun gak jaminan juga yah? Kita lihat aja klo di tahun 2016 ini orang tersebut jadi presiden, lalu tahun 2020 ada rapper kontroversial yang jadi presiden, kita harus buru-buru ganti sistem pemerintahan nih :p hehehe

Tapi jadi ada pertanyaan menarik yah. Kalau gak demokrasi, sistem pemerintahan apa lagi yang bisa kita anut? Saya pribadi sih sejujurnya gak keberatan yah dengan model pemerintahan yang rada-rada diktator, asalkan yang mendikte itu orang yang benar dan arif. Tapi orang kayak gitu nyarinya dimana coba? Hahaha

Kalau menurut kamu, kira-kira sistem pemerintahan yang sekarang oke gak sih? Dengan adanya perwakilan2 kamu duduk di DPR sebagai representasi sistem demokrasi kayak sekarang ini, ada pengaruhnya sih? Atau udah lah bodo amat, yang penting kita kuliah, bekerja, mencari nafkah, dan membahagiakan keluarga kita saja sudah cukup.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

6 Comments on Mengintip Lubang Pada Sistem Demokrasi

  1. Menurut saya dpd gak perlu cuma menghabiskan anggaran saja. Kontribusi dpd juga gak ada, sekali lagi cuma menghabiskan anggaran, boros.

    Suka

  2. Sistem pemerintahan yang telah Rasulullah ajarkan 🙂

    Suka

  3. Kerajaan dam.. Biar kayak KM-STI.. haha :p

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: