My Journal

[QnA]Pengalaman Menjadi Ketua Angkatan Informatika 2008

Sebelumnya, saya mau cerita kalau saya membuat akun ask.fm tadinya cuma untuk baca-baca akunya kang emil yang super dodol dan lucu :p Tapi ternyata banyak pertanyaan menarik yang masuk ke dalamnya. Dan saya jadi tertarik untuk menulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang bagus ke dalam blog ini. So, kalau ada yang mau tanya-tanya, bisa comment di post ini atau tanya di akun ask.fm saya saja yah 🙂

Q: Kak, cerita dong pengalamannya sewaktu jadi ketang HMIF 2008


A:  Jadi awal mula bisa menjadi ketua angkatan HMIF 2008 yang jumlahnya sekitar 127-an orang, karena ketika keluar pengumuman penjurusan dan selesai STEI, biasanya panitia ospek HMIF akan meminta atau menunjuk salah satu mahasiswa baru yang keterima di informatika untuk menjadi PJ sementara. Tugas PJ sementara itu mendata angkatannya yang keterima di informatika siapa saja, lalu mendata yang ingin ikut ospek siapa saja, dan setelah itu menjadi panitia untuk mengadakan pemilihan ketua angkatan.

Saya bisa jadi PJ untuk 2008 (mungkin) karena keaktifan ketika di ospek STEI. Jadi itu prosesnya aklamasi dari panitia ospek HMIF kepada saya. Lalu ketika tugas satu dan dua beres, di tugas ketiga, ternyata angkatan 2008 juga secara aklamasi mencalonkan dan memilih saya kembali untuk menjadi ketua angkatan. Semenjak itu, saya menetapkan sistem negara di angkatan 2008 adalah negara otoriter :p

Tugas ketua angkatan itu banyak ribetnya pas ospek aja sih, karena bertanggung jawab terhadap setiap tindak tanduk dari para anak itik yang lagi diospek itu. Tapi untungnya angkatan saya semua siap dan bisa membantu. Walaupun bentuk pemerintahannya otoriter, tapi semuanya bisa bekerja dengan suka rela dan senang hati saling membantu untuk menyelesaikan banyak rintangan selama ospek.

Ada satu momen yang saya ingat ketika saya salah mengambil keputusan dalam salah satu kegiatan ospek itu. Jadi ada satu tugas dimana kita disuruh jalan ditempat seangkatan dan harus kompak dan gak boleh pindah dari lokasi kita berdiri (sambil merem klo gak salah). Itu kita seharian latian bareng seangkatan sampe sore banget, ditengah-tengah tugas ospek yang sangat banyak, dan kondisi tubuh yang lelah. Pas besoknya dites sama panitia, ternyata ada hasilnya tidak memuaskan dan tentu kami semua mendapatkan “sesi agitasi” dari panitia. Klo gak salah inget, ada satu pertanyaan dimana kami ditantang untuk melakukannya sekali lagi (setelah beberapa attempt gagal) dan kalau gagal lagi akan ada konsekuensinya. Ketika itu saya mengambil keputusan untuk meminta diberi waktu latihan lagi dan menolak tantangan tersebut. Ternyata statement saya malah menunjukan sikap menyerah sebelum mencoba sehingga angkatan saya juga mendukung sikap tersebut. Di malam harinya, ketua ospeknya ngeYM saya, menasihati saya bahwa perkataan saya itu turut menjatuhkan mental anak-anak yang lain, harusnya dicoba aja gak papa, panitia ngeliat kok kalau kalian udah latian gila-gilaan, dan tadinya kita niatnya mau ngasih applause atau apresiasi walaupun kalian gagal. Panitia udah siapin skenario itu, tapi kaget gara-gara saya memilih untuk mundur dari tantangan itu.

Kejadian itu, walaupun detilnya mungkin sudah tidak begitu ingat, tapi pesannya saya ingat betul. Pemimpin itu menjadi acuan bagi yang dipimpin. Saya ingat pernah baca buku yang mengatakan bahwa kapasitas yang dipimpin tidak akan bisa melebihi kapasitas yang dipimpin. Kalau pemimpin hanya memberikan effort 70%, maka yang dipimpin tidak akan memberikan effort lebih dari itu. Untuk itu, sebagai ketua angkatan, saya harus memberikan effort, kepercayaan diri, dan keyakinan yang jauh lebih tinggi untuk bisa memimpin angkatan dengan baik. Tapi kalau menurut saya sih, angkatan 2008 ini bukan ketua angkatannya yang hebat, tapi anggota-anggotanya yang hebat bisa siap siaga ketika ditunjuk menjadi PJ, ketika diminta tolong mengorganisir suatu hal, bisa mengambil inisiatif untuk turut serta mengambil tanggung jawab, dan lain sebagainya. Ketua angkatannya mah paling cuma ngumpulin, terus sesekali bantu-bantu dari belakang, sambil duduk di sofa yang empuk, dan makan es krim :p

Selepas Sparta, tugas ketua angkatan tidaklah begitu berat. Yang rutin hanyalah menyiapkan persembahan untuk acara wisudaan, atau menyiapkan performance untuk kegiatan himpunan. Tapi itu sama sekali tidak berat karena saya selalu dikelilingi oleh rekan-rekan yang siap membantu dan siap ditunjuk (ingat ini negara otoriter :p tapi semua hepi kok). Satu hal yang sebenernya saya sayangkan adalah saya lost track dengan beberapa anak IF karena jadwal IF dan STI yang cukup berbeda baik waktu maupun pace kuliahnya. Hal ini juga membuat saya kehilangan kabar, terutama ketika ada rekan-rekan di angkatan yang memiliki masalah. Sempat saya ketinggalan informasi kalau ada yang punya masalah akademik, ato finansial, ato masalah keluarga, walaupun itu sebenernya udah masalah personal, tapi kalau ada yang bisa dibantu tentu kami seangkatan siap membantu.

About Adam Ardisasmita (1374 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan komentar