My Journal

[Holy Travelling] Pengalaman Naik Pesawat Jarak Jauh

Ready to GO!

Ready to GO!

Fuh, akhirnya punya waktu untuk bisa nulis blog dengan santai lagi πŸ™‚ Belakangan ini emang lagi super sibuk plus trafic di Jakarta lagi super tidak bisa diandalkan sehingga memakan banyak waktu di jalan. Untungnya, sekarang ini untuk 3-4 bulan ke depan saya akan full di Bandung karena istri juga kebetulan lagi ada project di Bandung sehingga bisa lebih punya waktu senggang. Saya ingin menceritakan pengalaman saya pertama kalinya berkunjung ke tanah suci Makkah dan Madinah dalam rangka melakukan ibadah Umrah pada awal Januari ini (biar gampang dicarinya, postingan terkait ini saya beri tanda [Holy Travelling] saja.)

Alhamdulillah tahun ini diberikan kesempatan untuk tidak hanya Umrah, tapi juga melaksanakannya bersama Istri, juga keluarga dari Istri. Kami total berangkat berenam menggunakan jasa travel bernama First Travel (yang kantornya ternyata ada di depok). Sebagian besar (sekitar 90%) jamaah yang berangkat dalam rombongan kami berasal dari komplek yang sama dengan mertua saya tinggal, jadi para jamaah sudah saling kenal satu sama lain. Kami serombongan naik 2 bis berangkat dari komplek ke bandara pada hari Sabtu tanggal 4 Januari. Sampai di Bandara, kami menunggu di Bluesky lounge yang sangat nyaman dan disuguhi makanan yang sangat banyak. Kami tiba di Soekarno Hatta sekitar jam 18:00 dan sambil menunggu pesawat kami yang masih jam 12 malam-an itu, kami diberikan pengarahan terkait kegiatan umrah serta dibagikan tiket, paspor, serta bagi yang tidak punya mahram, akan dibagikan juga disitu untuk formalitas agar bisa masuk ke Arab Saudi (jadi kalau mau Umrah atau Haji, ternyata bagi yang wanita dan dibawah umur berapa gitu, harus datang bersama/ditemani dengan mahramnya).

Pemandangan dari jendela

Pemandangan dari jendela

Dari Jakarta kami akan menuju ke Dubai dulu (karena menggunakan pesawat Emirates) selama kurang lebih 7 jam, kemudian dari Dubai baru menuju Jeddah dengan durasi penerbangan sekitar 2 jam. Ini merupakan perjalanan menggunakan long flight pertama saya (kalau selama ini durasinya paling 2-3 jam saja). Dulunya nyaris saya akan melakukan perjalanan 15 jam menuju Peru, tapi untung tidak jadi, bisa mati gaya 15 jam di pesawat :p

Sebelum berangkat, saya sudah menyiapkan berbagai buku bacaan, tontonan, lagu, dan berbagai hiburan lainnya ke dalam iPad saya agar tidak bosan di pesawat karena biasanya klo naik pesawat (yg jarak pendek) kita tidak ada hiburan apa-apa di dalam pesawat. Ternyata pas duduk di kursi pesawat Emirates itu, di depan kursi saya ada sebuah entertainment system yang bernama ICE (Information, Communication, and Entertainment) yang berbentuk layar sentuh beserta sebuah remote yang segaja disediakan untuk mengusir kebosanan para penumpangnya. Β Di dalamnya ada informasi mengenai posisi pesawat saat ini yang dilengkapi dengan peta serta memanfaatkan GPS, ada juga kondisi cuaca, suhu, dan waktu di lokasi saat ini pesawat berada, juga ada akses ke kamera di luar pesawat (ada di bagian depan pesawat, sayap pesawat, dan ekor pesawat) untuk kita liat-liat pemandangan, dll. Lalu dari sisi komunikasi, ada menu email, SMS/telpon, dan layanan komunikasi lainnya yang bisa kita lakukan dari dalam pesawat. Oh ya, di pesawat ini juga ada WiFinya (tapi berbayar). Kemudian yang menarik adalah entertainment di dalam sistem tersebut cukup lengkap, ada Film layar lebar, film serial, musik, radio, podcast, dan lain-lain. Film-filmnya pun cukup update, kalau gak salah kemaren itu sudah ada film Rush, Runner-runner, dll utk film barunya. Koleksi film lainnya juga sangat banyak dan lengkap. Lalu ada juga film serial seperti friends, the big bang theory, dll. Alhasil, iPad saya jadi nganggur karena lebih nyaman nonton dari si ICE ini. hehehe. Terus di ICE ini juga ada game-nya loh. Ada tennis, pacman, game racing, battle, dll. Cara mainnya, kita tarik remote yang ada di bawah TV tersebut. Remote tersebut bisa digunakan juga sebagai controller untuk kita bermain game. Namun karena memang kita penerbangan malam, jadinya lebih banyak waktu dihabiskan untuk tidur, dan makan.

Entertainment System ICE

Entertainment System ICE

Buat main game

Buat main game

Penerbangan panjang ini ternyata tidak hanya memberikan kita hiburan, tapi juga fasilitas untuk tidur. Ketika mau duduk, di kursi kita sudah disediakan satu buah earphone khusus untuk si ICE tadi itu, lalu juga ada bantal dan selimut untuk kita tidur (beserta stiker untuk ngasih tau kita kapan kita mau dibangunin, pas makan, pas ada yg jualan, atau jangan dibangunin sama sekali). Katanya, kalau di etihad sih dikasih penutup mata juga. Tapi menurut saya ini juga sudah cukup, walaupun kalau bantal saya prefer pakai bantal sendiri yang untuk travelling (yang bentuknya kayak huruf U untuk diletakan di leher). Menurut saya bantal tersebut jauh lebih nyaman karena kepala kita bisa miring-miring dan tetap nyaman kalau lagi tidur :p Yang harus diperhatikan, AC pesawat sangatlah dingin dan nyemprot kepala. Jadi saya sudah siap kupluk biar kepala saya tidak dingin. Berhubung satu zona itu isinya satu rombongan dari Indonesia, saya bisa minta mereka (yang juga sama-sama kedinginan) untuk mematikan AC di atas kepala kita (walaupun tetep dingin sih).

Selain main ICE dan tidur, aktivitas yang dilakukan jika penerbangan jarak jauh adalah makan. Di penerbangan 7 jam pertama dari Jakarta ke Dubai, dua kali kita dikasih makan besar. Terus di penerbangan Dubai Jeddah yang 2 jam, dikasih makan besar lagi. Jadi total, 9 jam perjalanan 3x makan besar. Itulah mengapa pulang dari Umrah, saya terlihat makin subur dan berisi (pembenaran :p). Untuk makanannya sendiri, taste nya memang agak ke arab-araban sih, yang rasanya suka agak asem spicy gitu (kayak kari2an), tapi yang enak adalah keju2annya :9

Screen Shot 2014-01-24 at 10.04.42 AM

Makanan di Pesawat

Kurang lebih begitulah pengalaman saya di penerbangan jarak jauh ini. Berikutnya banyak sekali cerita-cerita menarik yang terjadi selama proses umrah yang ingin saya share. Tunggu saja postingan berikutnya yah πŸ™‚

Screen Shot 2014-01-24 at 10.04.55 AM

Suasana Jamaah Umrah di pesawat

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

5 Comments on [Holy Travelling] Pengalaman Naik Pesawat Jarak Jauh

  1. nice.. infonya..menarik

    Suka

  2. Mas di mekkah nginepnya dimana kemarin pake first travel. Gimana dengan fasilitasnya mas .enak ngga.makasih.

    Suka

    • Hmmm apa yah namanya? duh maaf yah, padahal saya sudah niat ingin menulis terus perjalanan selama umroh :p tapi gak sempet dan akhirnya lupa. Fasilitasnya so far so good kok. Gak terlalu mewah tapi juga gak jelek

      Suka

  3. Kok ga bilang biayanya berapa pakai fistr travel umroh promo atau reguler pak? Kalau promo dgn fasilitas seperti itu kan bukan lumayan pak tp memuaskan

    Suka

  4. Maaf bisa minta no HP n alamat masnya yg daftar umroh first travel?terimakasih

    Suka

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. [Holy Travelling] Tragedi Imigrasi dan Ihram | Rumah Pikiran Ardisaz
  2. Terpaksa Naik Kelas Bisnis – Ardisaz

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: