My Journal

Mendapatkan Ide Kreatif dengan Menambah “Kreatif Library”

Ketika ada orang yang menemukan ide kreatif, kita selalu terpesona sambil bertanya “kok dia bisa kreatif gitu sih?” Orang kreatif bisa menemukan sebuah gagasan yang orang lain tidak pikirkan. Tentu menjadi misteri bagi kita semua bagaimana seseorang bisa mendapatkan gagasan yang orang lain tidak pikirkan. Saya dulu pernah membahas tentang inspirasi (di sini). Saya rasa sedikit banyak antara inspirasi dan kreativitas sangat berkaitan. Namun saya memplejarai sebuah konsep baru untuk mempertajam kemampuan kita berpikir kreatif dari seseorang yang bergerak di industri kreatif.

Saya pernah ngobrol dengan seorang desainer profesional yang bergerak di bidang grafis dan animasi. Dari obrolan tersebut, sampailah kita kepada pembahasan mengenai bakat seni. Berbeda dengan programmer, menurut saya menjadi desainer andal tidaklah mudah. Menurut saya, siapapun asalkan diberikan pelatihan untuk ngoding dan dia menjalaninya dengan sepenuh hati, pasti bisa jadi programmer. Jadi programmer rasanya tidak butuh bakat. Tapi berbeda dengan seni, saya pikir seniman yang hebat itu pastilah memiliki bakat seni yang mengalir dalam dirinya. Lalu pertanyaan saya kepada desainer profesional tersebut, bisa gak sih saya yang gak punya bakat seni ini menjadi seorang desainer yang hebat? Jawabannya bisa. Ada satu konsep yang beliau paparkan kepada saya. Kalau kita ingin bisa berbahasa Inggris dengan baik, tentu kita harus memperkaya vocabulary kita serta sering menggunakan bahasa tersebut. Demikian juga dengan seni, untuk menjadi ahli desain, yang perlu kita lakukan adalah memperkaya visual library kita dan sering melatihnya. Konsep library ini yang menurut saya menarik, semakin banyak koleksi di librarynya, maka semakin baik kemampuan dia akan berkembang.

Lalu jika dikaitkan dengan proses berpikir kreatif, saya rasa konsep library ini juga berlaku. Untuk bisa menjadi orang yang kreatif, kita harus memperkaya kreatif library kita. Cara memperbanyak koleksi kreatif library kita salah satunya adalah dengan memperbanyak referensi pengetahuan kita dan bersikap kritis terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitar kita. Mulailah membaca berbagai literatur, mulai dari dunia yang dekat dengan kita sampai ke bidang ilmu yang mungkin tidak ada kaitannya dengan kita sama sekali. Misalkan someday ada yang menemukan ide kreatif yang menggabungkan isu energi dengan dunia olahraga, dia menemukan sepatu yang bisa mengonvert setiap gerakan yang dilakukan oleh atlitnya menjadi energi baru yang disimpan di sebuah media. Ide tersebut hanya bisa lahir ketika dia memiliki library tentang dunia energi dan dunia olahraga serta tidak hanya mengetahuinya, tapi juga mengkritisinya. Mungkin berawal dari ide-ide liar ketika dia ngeliat sepatu bola di suatu majalah olahraga, lalu di menyadari kok jadi sepatu itu kasian yah, diinjek-injek mulu, kan berat yang makenya, oh iya, kalau gitu berarti ada energi yang dihasilkan dong yah ketika sepatu tersebut menahan berat dari sang pemakai ketika menjejakan ke tanah, oh itu bisa menjadi salah satu solusi untuk permasalahan energi, dan seterusnya. Koneksi antara sepatu dan energi tentu tidak akan terbangun jika tidak ada titik-titik knowledge yang telah dimiliki oleh orang tersebut sebelumnya dan juga kemauan untuk mengkritisi hubungan antara tiap titik itu. Oleh karenanya, menjadi kreatif itu ternyata bukan bawaan dari lahir, tapi merupakan kemauan untuk terus menambah “kreatif library” di kepalanya dan sikap kritis terhadap lingkungannya.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: