Ditabrak Mobil dari Belakang

gambar diambil dari http://blog.electricbricks.com
Tadi sekitar jam 19.00-20.00, saya sedang mengendara dari arah tol pasteur ke arah jembatan pasopati. Setelah melewati BTC, saya berjalan di sisi kanan jalan atau jalur cepat. Tiba-tiba, ada mobil hitam di depan saya yang ngerem mendadak, saya yang berada dalam jarak aman pun ngerem mendadak. Namun mobil di belakang saya kurang sigap dan tidak berhasil ngerem dengan mendadak dan menabrak mobil saya. Tabrakan tidak terlalu keras, tapi bemper saya penyok. Saya langsung minggir ke kiri dan berbicara dengan orang yang menabrak saya.
Ini adalah pertama kalinya saya berurusan dengan kecelakaan di jalan raya. Kala itu, saya berpikir yang salah adalah orang di depan saya, tapi saya juga salah karena harus ngerem mendadak sehingga orang di belakang saya (yang menurut saya saat itu tidak salah) harus menjadi korban. Saya turun dan bersikap seperti orang yg bersalah, saya berikan nomer HP saya, kartu nama saya, dan KTM saya sebagai jaminan untuk mengurus masalah ini. Kebetulan rusaknya mobil beliau tidak cukup parah, hanya lampu agak masuk ke dalam dan bemper sedikit bergeser. Awalnya saya berpikir ini bisa dicover asuransi dan masalah beres.
Sampai di kosan, saya langsung SMS ke si bapak dan bilang kalau saya akan mencoba bertanggung jawab dan menghubungi asuransi saya besok pagi. Lalu saya menelpon ibu saya untuk menanyakan bagaimana mengurus asuransi tersebut. Namun, ternyata secara hukum saya tidak salah. Saya tidak menabrak mobil di depan karena saja menjaga jarak aman tapi mobil di belakang saya menabrak saya karena dia tidak menjaga jarak aman. Namun saya sudah terlanjur memposisikan saya sebagai orang yang salah dan memberikan KTM saya kepada beliau. Saya pribadi, walaupun secara hukum tidak salah, saya masih ada perasaan gak enak sama si Bapak. Ini sih salah saya sebenernya kalau merasa seperti itu. Namun setelah konsultasi dengan Ibu, akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengganti rugi dan tidak meminta ganti rugi ke si Bapak (yang secara hukum beliaulah yang harusnya mengganti rugi kepada saya).
Saya coba telpon beliau. Di telpon, beliau mengatakan kalau memang bukan saya yang salah, tapi si mobil hitam di depan saya. Beliau juga sadar beliaulah yang akan salah karena menabrak saya sehingga tidak mungkin klaim asuransi mau mengganti. Tapi, beliau masih tidak mau mengikhlaskan kondisi tersebut dan masih meminta saya untuk mengganti juga. Akhirnya, setelah bertelpon dan berSMS ria, beliau berkata kalau besok dia akan berkonsultasi dengan sodara dia yang polisi. Huft, semoga polisi masih bisa melihat mana yang benar dan yang salah tanpa perduli dia sodara siapa dan urusan ini segera selesai. Sebetulnya KTM saya tidak diambil pun tidak masalah, tapi ada ketidaktenangan batin ketika ada masalah yang tidak diselesaikan, apalagi kalau diselesaikan dengan tidak baik-baik. Mari kita lihat saja besok kelanjutannya gimana, yang pasti jadikan kisah ini pembelajaran buat semua untuk menyikapi kejadian di jalan raya.
sumpah ini kebangeten lah kalau si bapaknya masih minta ganti
-___- dan kebanyakan org emg gatahu kalau ditabrak dari belakang itu yg salah emang yg nabrak karena ga mematuhi jarak aman
SukaSuka