Tiga Role Yang Harus Ada Dalam Sebuah Studio Game
Halo gengs, sekarang kita mau coba bahas topik yang akan bisa ngebantu kamu yang mau membuat studio game mu sendiri. Satu hal yang penting adalah memahami bahwa membuat sebuah studio game dengan membuat game itu dua hal yang berbeda yah. Kalau memang passion kamu itu ngebuat game, misal ngoding, gambar, desain, bikin musik, dan lain-lain, skill set itu akan sangat berbeda dengan yang dibutuhkan untuk membuat studio game. Ngebuat studio game itu lebih mirip kayak ngebuat perusahaan atau startup.
Nah klo di Startup, kamu pasti pernah denger ada tiga role yang harus dimiliki yakni Hacker, Hustler, dan Hipster. Hacker itu yang ngerti tech, Hustler itu yang akan marketing dan jualan-jualan, dan Hipster itu yang jago desain dan bikin tampilan apps nya indah. Mungkin di dalam konteks studio game hampir mirip yah. Harus ada orang yang bisa mengembangkan bisnisnya, harus ada orang yang bisa operate the company, dan harus ada orang yang bisa memastikan produksinya.
Role di bisnis ini penting untuk memastikan game studio tersebut memiliki runway yang cukup untuk mendevelop gamenya, memiliki presence dan network yang kuat untuk mendapatkan deal bisnis baik itu untuk publishing deal, investment deal, maupun outsourcing deal, bergantung dari fase dan tipe perusahaan tersebut. Orang bisnis ini yang harus memastikan perusahaan tidak kehabisan uang dan memiliki peluang kerja sama strategis yang akan membantu kesuksesan game nya.
Role operasional ini penting untuk memastikan semua kebutuhan tim terpenuhi. Hal-hal yang suka tidak terlihat, tapi sering ngabisin energi. Contohnya masalah penggajian, masalah pajak, masalah legal, urusan kantor seperti listrik, internet, ngurusin kondisi crew, dan masih banyak lainnya. Role ini juga menjadi penting karena tanpa situasi kerja yang kondusif, sulit juga bagi tim untuk bisa bekerja secara optimal.
Role production ini penting untuk memastikan game yang akan dibuat bisa dihasilkan sesuai dengan timeline. Di Role ini tugasnya adalah melakukan harmonisasi pekerjaan antara divisi art, programming, dan desain sehingga tidak ada bottle neck. Komunikasi juga menjadi sangat penting. Memastikan tiap orang align dan memiliki source of knowledge yang konsisten menjadi task terbesar di role production. Dalam role production ini juga selain memastikan game nya selesai tepat waktu, harus juga menjaga kualitas dari game yang dibuat.
Role ini bukan berarti harus dedicated satu orang megang satu role yah. Tapi lebih ke elemen ini harus ada dalam sebuah studio game. Harus ada yang ngerti bisnis dan bisa grow the company, harus ada yang paham ngeoperasiin sebuah perusahaan, dan harus ada yang bisa bikin produknya itu sendiri. Kalau di Arsanesia, saya sendiri lebih dominan di bisnis dan sedikit di operasional. Co-founder saya, Irul, lebih dominan di Operasional dan sedikit di produksi. Di produksi ada Emily yang menjaga semua tim production berjalan dengan lancar.
Biasanya case di Indonesia banyaknya isinya tim produksi aja. Jarang yang punya role lain, terutama bisnis. Keliatan mereka yang role bisnisnya bagus, walaupun game nya belum ada yang sukses, tapi perusahaannya masih bertahan sampai sekarang. Mereka yang role bisnisnya masih lacking, rilis satu game, abis itu tidak kedengaran lagi kabarnya. Makanya ini juga yang memotivasi saya bikin blog biar bisa berbagi hal-hal terkait dengan bisnis dan operational sebuah studio game. Kalo materi production, udah banyak itu dimana-mana. Tapi materi bisnis, itu langka banget dicarinya.
Tinggalkan Balasan