My Journal

Terinspirasi oleh Badut Pesta yang Penuh Kesungguhan

gambar diambil dari merdeka.com

Saya sering sekali menemui seminar enterpreneurship atau buku tentang enterpreneur yang merendahkan atau menjelek-jelekan pekerjaan lain selain menjadi seorang bisnisman. Sebagai seorang enterpreneur juga, saya menyadari bahwa jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat sedikit sekali sehingga banyak sekali pengangguran yang tidak mendapat lapangan kerja dan membuat roda ekonomi tidak berputar dengan optimal. Dalam berbagai kesempatan, saya juga sering mengompori orang-orang untuk berenterpreneur. Namun, saya sama sekali tidak pernah merendahkan orang-orang yang memilih untuk bekerja, apalagi jika alasan mereka bekerja untuk menegakan dan memperjuangkan mimpinya. Saya selalu gembira jika melihat seseorang, apapun pekerjaannya, melewati hari-harinya dengan penuh semangat dan passion. Kali ini saya ingin bercerita tentang profesi menjadi badut pesta.

Hari Sabtu lalu, saya diundang ke acara ulang tahun keponakan saya yang bernama Refa (ulang tahun yang pertama). Di acara tersebut, ada hiburan untuk anak-anak kecil berupa seorang badut pesta dan badut helo kitty. Saya jujur terinspirasi oleh si Om Badut. Saya yakin, sebagian besar orang pasti meremehkan atau merendahkan profesi badut pesta. Tapi hari itu, saya melihat kapasitas dan kualitas dari seorang badut profesional yang mencintai pekerjaannya dan memberikan seluruh raga dan tenaganya pada pekerjaannya. Semenjak pagi hari, ketika tamu-temu belum datang, om badut ini sudah menata kado-kado untuk anak-anak yang akan dia ajak main dengan ceria. Ia menata kado itu dengan sangat rapih dan tertata, sambil tersenyum, seakana menata kado itu adalah hal yang menyedot perhatiannya. Setelah berbagai persiapan telah ia lakukan, om badut bersembunyi di suatu ruangan dan menunggu sesi hiburan tersebut.

Setelah makan siang, tibalah momen untuk anak-anak bisa bermain dengan om badut. Ada beberapa hal yang saya takjub dengan om badut tersebut. Yang pertama, dia bener-bener ceria dan tahu bagaimana menghangatkan suasana. Om badut bernyanyi bersama lagu latar dari sebuah CD yang memutar lagu-lagu ulang tahun. Ia bernyanyi dengan penghayatan seakan-akan sedang ikut Indonesian Idol. Berusaha berkomunikasi dengan anak-anak yang sedang lalu lalang di depannya dengan asyik.

Lalu om badut itu ternyata punya kecerdasan yang tinggi tentang konsep mendidik anak. Ia tahu bagaimana membuat anak-anak menjadi tidak malu, membuat anak-anak menjadi partisipatif ,dan aktif. Yang hebatnya, om badut itu tidak segan untuk menasehati orang tua yang salah mendidik anak ketika sang anak takut dengan badut. Om badut itu bilang, kalau ada anak yang takut dengan badut, jangan didorong-dorong untuk mendekati sang badut. Biarkan anak itu melihat dari kejauhan, orang tuanya saja yang coba untuk salaman atau foto bareng badut. Kalau anak-anak dipaksa, malah jadi trauma. Om badut itu juga pintar menasihati sang anak kalau melakukan tindakan-tindakan yang kurang baik seperti menerima hadiah dengan tangan kiri atau memasukan jari ke mulut.

Jujur, saya salut dengan semangat, antusiasme, dan dedikasi om badut pada acara ulang tahun ini. Satu pelajaran yang saya petik dari om badut ini adalah dedikasikan 110% usaha dan tenaga kita pada setiap pekerjaan yang kita lakukan. Kita tidak bisa menilai seseorang dari apa profesi dia (selama profesi itu baik), tapi bagaimana kesungguhan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya yang menjadi nilai sesungguhnya dari orang tersebut.

About Adam Ardisasmita (1374 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

2 Comments on Terinspirasi oleh Badut Pesta yang Penuh Kesungguhan

  1. hehe jadi entrepreneur itu ga gampang loh mas.. harus jatuh bangun, banyak makan garam, banyak ngelap keringet.. justru dosen saya bilang enakan jadi pegawai, gaji kamu jelas tiap bulannya, mertua juga ga ragu nerima kita. tapi yah, hidup itu pilihan. pencopet aja terpaksa milih jd pencopet karena berbagai pertimbangan.

    Iya jd badut itu ga gampang. pengap, panas, berat lagi (saya belum pernah coba jadi badut) tapi saya pernah juga merhatiin keseharian badut (lebih tepatnya isengin tuh badut) hehe

    duh jadi curhat. salam blogger!

    Suka

  2. Salam blogger juga 🙂

    Suka

Tinggalkan komentar