Etika Menegur Orang Lain

gambar diambil dari thestoryinme.wordpress.com
Beberapa minggu yang lalu, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan Ayahnya Dea terkait dunia kerja. Dari obrolan tersebut, sampailah kepada obrolan tentang situasi jika sedang rapat. Ada cara dan etika yang harus kita hadapi jika sedang memimpin sebuah rapat atau sedang mengikuti sebuah rapat, salah satunya adalah etika dalam menegur. Kalau kita ingin menegur orang, lakukan secara personal namun jika ingin memuji seseorang, tidak apa-apa di ruang publik. Ketika kita menegur atau mengkritik seseorang di ruang publik, yang ada orang tersebut akan menjadi defensif dan cenderung menutup diri. Teguran yang tadi maknanya memperbaiki jadi tidak tersampaikan. Namun sebaliknya, jika kita memuji seseorang, akan membuat seseoran menjadi merasa lebih dihargai. Ini adalah salah satu softskill yang perlu dibiasakan dan dipelajari.
Menegur atau mengkritik seseorang tidak boleh hanya dengan mengucapkan saya tidak suka atau anda salah. Orang tersebut tidak akan tahu bagian mana yang salah dan bagian mana yang harus diperbaiki jika kita hanya menyampaikan perasaan kita. Untuk mengkritik, ada caranya agar kritik kita didengarkan tanpa menimbulkan rasa sakit hati dari yang kita ajak bicara, nama tekniknya adalah good sandwich. Mulailah dengan menyatakan sesuatu yang baik, baru beritahu dibagian mana yang perlu perbaikan, dan ditutup dengan hal baik.

gambar diambil dari n8tip.com/
Intinya, yang perlu diingat adalah kita menegur dan mengkritik tujuannya agar orang menjadi lebih baik, bukan untuk menyakiti orang itu. Jika orang tersebut sudah menutup diri dan merasa tersinggung, tentu dia tidak akan mau mendengarkan kata-kata kita lagi. Jadi, hati-hatilah ketika kita mencoba mengkritik dan menegur seseorang, pastikan kita menggunakan etika yang baik dan tidak menyakiti orang tersebut. 🙂
ini betul sekali, apalagi untuk org yg sensitivitasnya tinggi, pasti menutup diri sekali.
SukaSuka
terimakasih postingannya 🙂
SukaSuka