My Journal

20 November 2011

Hari Minggu sore, sekitar pukul setengah lima, saya dengan mengerjakan tugas yang deadlinenya adalah hari Senin. Di sela-sela pengerjaan tugas, tiba-tiba adik saya yang paling kecil, Yusuf, menelpon saya. Kalimat pertama yang dia ucapkan adalah “Mas Adam bisa pulang tidak, sekarang”. Saya yang mendengar hal tersebut tentu spontan menjawab tidak bisa, besok kuliah pagi, sedang ada deadline, kenapa tiba-tiba minta saya pulang? Lalu Yusuf langsung menjawab kalau Bapak telah meninggal dunia. Saya tidak percaya pada awalnya, tapi begitu adik saya menangis, saya langsung sadar kalau hal tersebut bukan bercanda. Saya langsung menjawab akan pulang ke Depok bersama adik saya yang pertama, Ibrahim, yang juga berkuliah di ITB. Setelah menutup telpon, saya sempat terdiam untuk beberapa menit. Kalau di novel suka ada tulisan “dunia seakan berhenti”, “merasa semua ini hanya mimpi atau bohong”, dan sebagainya, saya tidak pernah percaya dan hanya berkomentar ‘lebay’. Tapi baru kali ini saya merasakan silent moment di dalam diri saya yang bercampur aduk antara tidak percaya, sedih, kesal, dan lain sebagainya. Saya bingung ingin melakukan apa. Lalu di sebelah saya ada Dea yang juga sedang mengerjakan tugas. Saya berkata pelan, “Bapak meninggal dunia”. Dia pun awalnya tidak percaya, namun melihat ekspresi muka saya, nampaknya dia langsung paham kalau saya serius. Beberapa menit awal, saya berada di dalam state ingin menekan emosi saya dan membiarkan logika saya menenangkan diri saya. Tapi kok susah, rasanya ada yang ngeganjel dan sesek di dada. Saya inginnya begitu sampai rumah, saya bisa berada dalam kondisi yang tenang kembali. Namun otak saya nampaknya tidak berhasil menghilangkan emosi tersebut. Akhirnya, saya meminjam pundaknya untuk meluapkan emosi saya sejadi-jadinya. Sudah bertahun-tahun (mungkin semenjak SMP) saya tidak pernah mengeluarkan air mata, sudah bertahun-tahun saya selalu bisa menutup emosi saya dengan logika, tapi untuk kali ini saya biarkan semuanya mengalir. Karena saya ingin ketika sudah di rumah, saya sudah bisa tenang dan dapat menjaga emosi. Akhirnya saya puas meluapkan semuanya. Saya langsung menjemput Ibrahim dan menuju ke rumah. Di jalan, saya menyetir dengan hati-hati. Saya tidak mau terpancing untuk menambah kecepatan walaupun saya tahu saya dan Ibrahim ditunggu di rumah.

Setibanya saya di rumah, sudah ada tenda besar berdiri beserta banyak karangan bunga. Sudah jam 9 malam, saya dan Ibrahim turun beberapa puluh meter dari Mobil. Di perjalanan dari Mobil menuju rumah saya sekilas melihat wajah sahabat-sahabat saya yang telah tiba lebih dahulu untuk memberikan semangat. Pikiran saya sudah tercampur aduk, mohon maaf saya hanya bisa menyapa beberapa karena saya sudah tidak sabar ingin bertemu Bapak. Saya masuk ke rumah dan Bapak sudah tertidur pulas di ruang tengah. Saya duduk di sebelahnya, saya doakan Bapak, namun tak sadar saya kembali menangis. Tidak bisa berhenti, akhirnya saya mundur dan giliran Ibrahim yang mendoakan Bapak. Ibu duduk di samping saya dan berusaha menenangkan saya di dalam pelukannya. Mang iie (saudara kembar Bapak) memimpin doa saat itu. Setelah selesai, saya, ibu, dan ibrahim memandikan dan mewudukan Bapak di bimbing oleh seorang ustadz. Kami memandikan Bapak sebersih-bersihnya, memastikan seluruh badannya telah suci, lalu mewudhukannya. Setelah selesai, Bapak dipakaikan kain kafan lalu saya ambilkan parfum milik Bapak untuk dipakaikan di kain tersebut. Setelah itu, saya memimpin sholat Β bersama sahabat dan keluarga yang hadir saat itu. Kemudian saya keluar dan mendapati sudah banyak sekali sahabat-sahabat saya di sana yang hadir.

Hari Senin, pukul 12.00, Bapak di sholatkan di masjid komplek dan akan dikuburkan di pemakaman dekat komplek. Alhamdulillah, sebagai seorang anak, saya masih diberi kesempatan untuk memberikan pengabdian terakhir dengan memandikan, mensholatkan, dan menidurkan Bapak di tempat peristirahatannya.

Bapak meninggal dunia diperkirakan pada pukul 16.00 karena penyakit Jantung. Sangat sulit dipercaya karena paginya Bapak masih senam aerobik dan siangnya masih karaokean dengan Yusuf. Namun umur, siapa yang tahu. Semua sudah direncanakan oleh yang di atas.

Lalu Saya sangat berterima kasih atas do’a dan ucapan semangat yang teman-teman telah berikan kepada saya baik itu melalui SMS, telpon, chat, twitter, FB, hingga yang telah datang ke rumah. Mohon maaf saya belum sempat membalas ucapannya. Saya ingin memberitahukan bahwa hal tersebut betul-betul sangat berarti buat saya. Kata-kata tersebut benar-benar berhasil menguatkan saya. Jadi saya ucapkan sekali lagi, terima kasih sebesar-besarnya untuk do’a, ucapan, ataupun pinjaman bahunya.

Semoga Amal Ibadah Bapak diterima di sisi Allah SWT. Selamat beristirahat dengan tenang Pak. We will always love you and miss you.

Prof. DR. H. M. Syamsa Ardisasmita, DEA – Ayah terbaik yang pernah ada

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

7 Comments on 20 November 2011

  1. stay strong dam.. turut berduka cita

    Suka

  2. Sabar ya kak adam, baim, dan yusuf, turut berduka cita, Y_Y
    semoga kaka dan sekeluarga selalu diberikan kekuatan…. dan Jalan beliau menghadapNYa dimudahkan Amiin…

    Suka

  3. nasha takjub kak ngeliat keluarga kak adam yang tegar banget malam itu.. subhanallah..

    Suka

  4. Epe, makasih yah Pe πŸ™‚ it means a lot for me

    Nasha makasih yah udah dateng ke rumah buat nyemangatin πŸ™‚ semoga kebaikan nasha dan keluarga dibalas berkali-kali lipat

    Suka

  5. Dam, really sorry to hear the news.

    Semoga keluarganya tabah. Dan semoga beliau diterima di sisiNya.

    Suka

  6. Thanks ray, amin amin πŸ™‚

    Suka

  7. widyasartika // 27/11/2011 pukul 6:48 am // Balas

    adam turut berduka cita dam, semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT. amin amin amin
    smg keluarga yang ditinggalkan tabah. amin amin

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: