Menghirup Udara Setelah Seminggu Menyelam
Minggu lalu merupakan minggu yang sangat berat. Berturut-turut dihadapkan dengan ujian dan tugas yang sangat padat. Mulai dari tugas research based learning (RBL) untuk hari Kamis, ujian kimia di hari Jumatnya, ujian dasar rangkaian elektro pada hari Sabtu, dan ujian kalkulus di hari Senin. Mengawali minggu tersebut adalah presentasi dan pengumpulan tugas RBL. Tugas RBL tersebut ialah membuat suatu alat pelontar. Alat pelontar tersebut tidak boleh menggunakan gaya newton atau gaya pegas sebagai pemicunya. Satu-satunya gaya yang diperbolehkan berasal dari gaya elektromagnetik. Sehingga alternatif modelnya adalah penggunaan kumparan solenoida untuk menciptakan medan magnet atau menggunakan magnet itu sendiri untuk menimbulkan tolakan. Akhirnya diputuskan untuk menggunakan solenoida sebagai pemicu lontaran. Proses pembuatannya memakan waktu yang cukup lama. Seringkali hingga larut malam merangkai kapasitor, melilit tembaga, dan menyolder sambungan. Usaha yang sudah sangat keras tersebut sayangnya tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Begitu hari ketika alat tersebut diperagakan, ternyata tidak mampu melontarkan materi lebih dari 1 meter. Kesalahan terdapat di penggunaan kapasitor yang tidak optimal dan sumber arus yang kecil. Tapi yang penting tugas RBL itu terselesaikan sudah. Berikutnya ujian kimia menanti. Ujian kimia ini merupakan ujian kimia terberat karena sebagian besar materi adalah hafalan. Seperti materi kimia unsur, kimia inti, kimia organik, dan elektrokimia. Akhirnya malam Jumat digunakan untuk melahap habis buku yang tebal itu. Dan sialnya yang keluar diujian adalah materi yang sangat jauh dari perkiraan. Belum sempat bernafas, sudah harus dihadapkan dengan ujian dasar rangkaian elektro. DRE merupakan mata kuliah yang paling saya tidak kuasai di semester ini. Mungkin karena memang minat saya tidak ada sama sekali untuk mendalami rangkaian elektro saya jadi tidak bersemangat untuk mengikuti kuliah tersebut dengan baik. Tapi jika saya gagal mendapat hasil yang baik, saya terancam mengulang mata kuliah itu lagi tahun depan. Alhasil saya memilih untuk belajar mati-matian daripada tahun depan harus bertemu lagi dengan DRE. Mulai dari kapasitor, induktor, persamaan orde satu, sampai arus AC. Saya belajar bersama teman-teman si rumah teman saya itu. Belajar hingga jam 3 pagi, bahkan sampai saya tidur di tempat teman saya. Barulah paginya saya pulang. Namun hasilnya adalah lagi-lagi sebuah kegagalan. Saya cuma bisa mengerjakan 30% dari soal, bahkan tidak ada satupun jawaban yang saya yakin itu benar. Setelah kekecewaan, kegagalan, dan keletihan itu, masih ada ujian kalkulus, dewa dari semua ujian yang ada di minggu tersebut. Setelah selesai ujian, langsung siangnya saya pergi ke tempat les saya untuk belajar kalkulus. Mengulang pelajaran tentang deret, teknik pengintegralan, diferensial, integral lipat koordinat dan polar, dan masih banyak lainnya. Namun nampaknya saya terlalu letih, sehingga di tempat les pun saya tidak menangkap apa-apa dan banyak tertidur di kelas. Kemudian di hari Minggunya, saya menghabiskan waktu di tempat les sampai jam 12 malam. Saya tidak mau mengulangi kesalahan ketika DRE, maka saya tidur cepat. Hasilnya adalah saya lumayan bisa mengerjakan ujian tersebut. Walaupun banyak materi yang terlewat saya pelajari sehingga ketika ujian saya tidak tahu harus menyelesaikan dengan apa.
Namun hari itu telah berlalu, senin jam 12.00 WIB saya telah melalui urutan combo penghancuran tersebut. Saya bisa melepas penat. Langsung hari itu saya mencari pasukan untuk berhedon. Kembali bernafas setelah berhari-hari terkubur di dasar kesibukan. Mendinginkan kepala yang telah hangus terbakar. Saya kembali menghirup angin segar setelah terkurung di ruangan yang penuh dengan asap.
gambar dari (http://mocoloco.com)
Tinggalkan Balasan