My Journal

Idealisme Ku Akankah Terkikis Usia?

Saat ini api membara di dalam dada, seperti anak kecil yang menginginkan sepotong es krim. Saya seseorang yang berimajinasi mengharapkan sebuah gambaran terlukis nyata di kanvas kehidupan. Warna-warna terbaik digoreskan kuas termahal yang pernah ada. Tidak sekedar lukisan, tidak pula sekedar gradasi. Tapi keharmonisan yang tertata rapi di tiap bilik-bilik penyimpanannya. Interaksi yang indah dan kesatuan yang abadi. Kesejahteraan dan tawa yang timbul di antara pelangi dalam kertas. Tiap penghuni istana tersebut dapat terbang dan tertidur nikmat sekali. Bayangan inilah hasil ideal benak pikiran saya.

Saya sering dijatuhkan, buat apa beridealisme, nanti juga seiring bertambanya usia, idealisme itu akan luntur sendiri. Mengapa demikian? Nampaknya di bumi tidak ada yang ideal. Kondisi yang ada di kepala saya nampak sangat mustahil tercipta di masa hidup saya. Arus yang mendambakan kesempurnaan ini akan terbentur batu dan karang yang kemudian tersisa menjadi buih.

Tapi saya akan mengikat dan memaku dalam-dalam keindahan ini di dalam hati. Tidak ada yang bisa memisahkan kami. Jikalau saya mati, saya mati di tengah medan perang. Jikalau saya terhenti, semangat saya akan terus membawa mimpi ini melangkah satu langkah demi satu langkah. Karena saya sangat menginginkan persatuan, sangat menginginkan tawa, sangat menginginkan indah. Semoga saya yang 10 tahun lagi membaca tulisan ini agar tidak lelah mengepakan sayap.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Comment on Idealisme Ku Akankah Terkikis Usia?

  1. Sebetulnya secara umum ada dua hal yg kita kejar sebagai manusia:

    Yg pertama, idealisme yg ga boleh digoyahkan oleh sesuatu pun, agama. Gimana kita mengejar akhirat & menguras hasilnya kelak di surga-Nya (amin). Sungguh nikmat yg tiada tandingannya. Yg ini ma ga usah dijelasin lah ya.

    Yg kedua, ya dunia yg baik. Idealisme yg baik yg ga boleh berubah adalah satu, berbuat baik meskipun sesimpel senyum atau hal-hal simpel lainnya. Kebaikan akan selalu diingat, namun satu kesalahan saja akan lebih kuat di ingatan orang-orang sekitar kita.

    Awalnya kita membangun kebiasaan (behavior), selanjutnya kebiasaanlah yg membangun kita (karakter).

    Kalo idealisme dalam bersosial sih, ikuti masanya saja lah ya. SD idealnya main & seneng. SMP beda lagi. SMA mulai mau dewasa-dewsa-an. Kuliah ya seperti yg kita dapet di kampus. Nanti sih udah kerja mungkin kita yg bakal melawan mahasiswa.

    Semua ada masanya.

    Makanya pegang yg pertama aja, yg penting diridhoi oleh Allah. Kalo ngebahas beginian sama aja dengan ngedebatin hal kecil: “alah hal kecil gitu aja, lupain lah” atau “woi hal kecil kalo ditumpuk bisa jadi hal besar!”.

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: