My Journal

State Mobile Game Developer Di Indonesia Tahun 2024

Arsanesia lahir di tahun 2011 yang merupakan era kejayaan game developer mobile. Waktu itu katalis terbesarnya adalah Nokia yang sangat gencar memberikan dukungan dan menyuburkan ekosistem game mulai dari gerakan komunitas di grass root maupun support bisnisnya. Di era-era itu jugalah muncul ke permukaan banyak sekali game developer mobile seperti Agate, Own Games, Wisageni, Nightspade, Touchten, Tinker, dan masih banyak lainnya. Tapi seiring dengan semakin saturated-nya market mobile, semakin banyak studio game lokal kita yang sulit bertahan di mobile. Tren di tiga tahun ke belakang ini kita bisa lihat banyak game developer baru yang lahir dan bikin game nya untuk PC, bahkan game developer yang dulu fokus di mobile jadi bikin game PC (ini Arsanesia pun termasuk :p). Walaupun begitu, beberapa studio game masih ada yang tetap membuat game mobile seperti Own Games, Gambir, Game5Mobile, dan yang baru dan fokus di mobile pun masih ada seperti Dreams Studio, Akhir Pekan, AimToMite, dan lain-lain.

Kalau alasan kenapa banyak game developer lokal yang bikin game PC atau pindah game PC udah pernah ku bahas di link ini yah. Kalau saya sekarang ingin membahas pengamatan saya pribadi dari temen-temen masih di mobile saat ini. Satu hal yang kita semua sepakat adalah top 100 grossing game di Indonesia masih dikuasai game dari luar negeri. Memang kenyataan ketika kita membuat video game adalah ini merupakan borderless market yang ketika kita masuk ke lapangan, kita akan langsung bertanding dengan pemain tingkat dunia. Ibarat kata tim bola kita level RT, kita bertanding lawan Manchester United. Ada kejomplangan yang signifikan dari sisi budget production, budget marketing, sampai ke kualitas talentanya. Tapi ini jadi menarik, karena despite kondisi ini, game dev lokal kita masih bisa thrive di mobile. Jadi inilah hasil pengamatan saya 🙂

Movement pertama yang saya amati adalah membuat game yang sangat localize dan memiliki virality potential yang tinggi. Sebagai orang Indonesia yang tinggal di Indonesia, kita punya advantage untuk tahu lebih dulu daripada kompetitor global kita. Dan kalau kita bicara viral, tentu kita bicara visibility. Ini merupakan game-game yang dengan keunikan lokalnya bisa muncul dengan elegant di store. Contohnya game Lato-Latonya Own Game yang ini, terus ada game Warung Seblak Nusantara nya Gambir yang ini, Kantin Sekolahnya Akhir Pekan Studio yang ini, ato Ternak Lele-nya Kajewdev yang ini. Ini adalah contoh game-game yang sangat lokal dan punya daya tarik sendiri bagi masyarakat di Indonesia. Advantage mereka adalah di organic user nya yang bisa diraih relatif lebih mudah. Untuk CPI pun mungkin less competitive yah karena mungkin bid ke keyword-keyword tersebut tidak begitu padat. Saya merasa ini merupakan aliran yang sangat potensial untuk dipelajari lebih lanjut.

Movement kedua ini mungkin yang masih jarang yah yaitu game developer lokal kita yang emang mau bertarung di level regional bahkan global. Mungkin kalau tantangan movement yang sangat lokal ini adalah di rendahnya CPM dari ads ataupun kecilnya LTV dari game mereka yah karena buying power Indonesia ya masih negara berkembang. Sedangkan untuk yang mau bertarung di regional atau global, ya mereka akan bertarung dengan studio-studio yang punya budget production dan marketing lebih gede. Tapi untungnya, kita tahu yah genre game itu sangat luas saat ini jadi klo kita bisa pick the fight di area tepat, kita juga bisa sukses. Beberapa contoh game dev lokal yang mengambil pathway ke global ini contohnya adalah Happy Glass dari Game5Mobile yang ini, Cashinc buatan Alegrium yang ini, Mini Racing Adventures buatan Minimo yang ini, Epic Conquest buatan Gaco Games yang ini, atau Cat Legends buatan Dreams Games yang ini.

Bagi saya sih dua-duanya movement yang bagus yah. Saya ingin melihat game lokal dengan tema lokal thrive di Indonesia. Tapi juga pengen liat game dev lokal kita bisa menguasai market regional dan global. Semoga kita bisa melihat makin banyak game-game bagus dan sukses dari Indonesia ke depannya yah. Saya rasa sih yang kita butuhin sekarang adalah knowledge, opportunity, dan access yang masih belum sederas aliran yang tersedia di ranah indie premium game. Dengan semakin banyak success story, harapannya akses tersebut bisa semakin tersedia di Indonesia.

avatar Adam Ardisasmita
About Adam Ardisasmita (1384 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan komentar