My Journal

Mengukur Komposisi Tubuh Menggunakan Timbangan Omron HBF 375

Kalau diukur menggunakan timbangan biasa, berat badan saya masih masuk dalam kategori normal. Antara usia, tinggi, dan berat badan, klo dihitung menggunakan body mass index (BMI), masih dalam range normal. Tapi memang saya sendiri tidak merasa dalam kondisi fisikal yang fit. Kalau sakit, terutama batuk, sembuhnya suka lama. Terus kolesterol juga entah mengapa tinggi padahal gak ada gejala apa-apa. Dan badan sudah berasa jompo dan cepat lelah.

Terus ada temen saya yang minjemin saya timbangan untuk cek kondisi tubuh lebih komprehensif. Timbangan itu merk nya Omron HBF 375. Cara pakainya juga agak lucu sih. Selain ada sensor di telapak kaki kita, dia ada juga sensor yang dipakai di tangan. Jadi sambil kita berdiri di timbangan, tangan kita sambil megang alat yang ada sensornya gitu. Sebelum nimbang, kita masukin dulu tinggi badan dan usia kita. Setelah selesai pengukuran, keluar indikator-indikator yang menarik.

Angka-angka yang bisa kita baca cukup banyak. Tentunya berat badan kita yah. Tapi selain itu, ada banyak banget indikator lainnya mulai dari Body Fat, Visceral Fat, Body Mass Index, methabolism (BMR), sampai ke massa otot dalam tubuh. Terus yang menarik, kombinasi-kombinasi ini bisa dicompare dengan orang-orang di usia yang sama pada umumnya dan akan mendapatkan body age atau usia tubuh kita. Nah dari sini lah ketahuan kalau ternyata body age saya 11 tahun lebih tua dari body age saya seharusnya. Bahkan yang sehat, body age nya lebih muda dari usia aslinya. Dari sini saya baru tahu bahwa ada indikator angka lainnya yang perlu diimprove, yang saya tidak akan pernah aware tahu kalau tidak pakai timbangan khusus body composition.

Selain angka-angka itu, ada fitur menarik lainnya di Omron HBF 375. Pertama kita bisa bikin save data profile orang, sampai empat save data. Dengan begitu, gak perlu masukin umur dan tinggi tiap mau nimbang. Kerennya lagi, data kita akan tersimpan di situ. Jadi ada track record kenaikan atau penurunan angka-angka tersebut di tiap durasi tertentu seperti 1 day ago, 7 days, 30 days, 60 days, sampai 90 days. Ini ngebikin kita makin semangat karena keliatan progres jangka panjang kita sudah sejauh apa. Small win with numbers ini yang ngebikin kita lebih termotivasi untuk melanjutkan habit positif yang sedang kita lakukan. Oh ya, gak hanya body age aja, indikator-indikator lainnya pun ada grafik komparasinya yang normal harusnya segimana untuk Subcutaneous Fat dan Skeletal Muscle.

Saran saya, sesekali coba ukur juga komposisi tubuh kita menggunakan timbangan seperti ini. Kalau gak punya, mungkin bisa numpang ke rumah temen. Atau biasa di gym-gym komersil yang ada di mal menyediakan timbangan ini. Lumayan juga untuk kita lebih aware komposisi tubuh yang ideal seperti apa dan posisi kita saat ini dimana.

Body fat percentage
About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: