Oke, kita akan mulai dengan disclaimer dulu yah. Tentu kekurangan dari bisnis class ini adalah harganya yang mahal dan cenderung bagi sebagian besar orang gak worth it. In most cases, buat saya juga sama. Ngapain bayar 3x lipat harga dari kelas ekonomi kalau bisa sama-sama sampai ketujuan. Toh kelas ekonomi juga masih nyaman-nyaman aja sejauh ini. Tapi dalam kondisi apa sih kondisi terbang bisnis class jadi worth it? tentu bukan selain dalam kondisi punya uang yang gak habis-habis yah hahaha

Ini saya sedikit kilas balik sebuah buku yang saya baca yakni No Rules Rules, dimana di buku itu nyeritain culture kerja di Netflix yang terkenal dengan tag line Freedom With Responsibility. Jadi karyawan Netflix itu dulu diberi kebebasan untuk budgeting sendiri. Misal mau ada meeting di luar kota dan harus terbang, terserah lu lah mau pakai pesawat apapun, bahkan first class sekalipun. Tapi pada akhirnya banyak yang abuse karena kurang clear directionnya. Akhirnya ditegaskan dengan tambahan kebebasan yang memberikan benefit paling besar untuk Netflix.

Contoh kasus nih. Ada meeting penting dimana seorang karyawan Netflix harus presentasi dan sign deal dengan partner bisnis yang butuh terbang 15 jam. Dalam kondisi ini, klo dia naik ekonomi, terus pas landing langsung harus pitching, bisa jadi gak fit dan dealnya gagal. Di kondisi ini maka terbang dengan kelas yang lebih tinggi jadi make sense karena untuk kepentingan perusahaan juga.

Emang apa sih kelebihannya terbang di kelas bisnis? Di tahun 2022 ini bisa dibilang saya banyaak banget terbang. Baik di dalam maupun luar negeri. Ada ke Jerman, Portugal, Singapore, Malaysia, Bali, dll. Jujur saja terbang itu yang bikin capek gak cuma duduk lama di pesawat, tapi segala hiruk di bandara. Mulai dari harus dateng 3 jam sebelum boarding demi menghindari antrian panjang untuk check in, terus nanti antri lagi untuk imigrasi, terus nanti antri lagi untuk boarding ke pesawat. Sebenernya yang antri ke boarding pesawat itu bisa dihindari klo kita gak bawa koper kabin yah, tapi klo kita bawa koper kabin, klo gak ambisius, suka udah penus bagasi di kabinnya. Belum lagi pas turun dari pesawat, musti nunggu bagasi keluar cukup lama. Proses-proses itu kalau dilakukan secara rutin, banyak banget waktu kita yang terbuang sia-sia.

Kalau kita terbang dengan kelas bisnis, untuk cekin ada counter khusus yang gak perlu antri. Jadi kita gak perlu dateng 3 jam sebelum boarding. Terus selama nunggu pesawat, kita gak perlu ambisius nyari kursi deket gate. Kita bisa santai di lounge khusus bisnis class sambil nikmatin all you can eat buffet nya. Pas udah jamnya boarding, mau masuk duluan atau belakangan juga gak ngaruh karena gak perlu antri. Udah gitu karena lebih sedikit penumpang di area bisnis, jarang banget gak kebagian untuk bagasi di dalam kabin. Abis itu pas mendarat, koper kita keluar duluan dari bagasi jadi bisa lebih cepet keluar bandara dan keluar imigrasi lebih awal.

Tak hanya itu, kursi di bisnis lebih luas jadi kita bisa lebih nyaman di dalam pesawat. Makanannya pun lebih banyak pilihannya. Tapi yang paling ngaruh itu klo harus long haul sih, itu beneran bisa tidur dengan rebahan. Klo di ekonomi, kita tidurnya kan sambil duduk. Jadi emang stamina kita setelah terbang jauh lebih fit kalau terbang di kelas bisnis. Kalau bisnis, menurut saya itu memberikan kenyamanan yang gak di dapet di kelas ekonomi. Kalau First Class, itu lebih ke luxurious experience aja sih. Jadi buat saya bisnis aja udah cukup nyaman.

Apakah ini artinya kita harus selalu terbang bisnis klo long haul? Kalau ada duitnya sih silahkan yah. Tapi kalau saya, misalkan bisa datang ke negara tersebut h-2 sebelum harus mulai kerja, saya punya waktu 1-2 hari untuk recovery, jadi gak harus kerja dengan kondisi teler. Apalagi kalau terbang ke US yang beda waktunya 12 jam hahaha. Tapi kalau kondisinya memaksa harus langsung kerja begitu landing, opsi bisnis sangat bagus untuk dipertimbangkan. Apalagi kalau kerjaan kita membutuhkan terbang yang frekuensinya cukup tingg.