Saya inget pertama kali ikut event game di luar negeri itu di acara Communicasia di Singapore tahun 2011. Setelah itu saya cukup rajin ikut berbagai acara seperti Casual Connect, Gamescom, GDC, dan lain-lain. Kenapa sih kita perlu ikut event ini? Dan bagaimana cara memaksimalkan presence kita di event ini untuk studio game kita? Saya akan coba sharing pengalaman pribadi saya yah gengs.

Ada dua tujuan mengapa kita perlu ikut event game di luar negeri. Nomer satu adalah untuk memperluas jejaring pertemanan dan nomer dua adalah untuk mencari deal. Kalau misalkan ada yang nanya, kan sekarang udah bisa online, kenapa harus dateng ke event seperti itu? Waktu pandemi, saya juga ikut acara matchmaking yang diadakan oleh Gamescom, Tokyo Game Show, dll secara online. Emang sih jumlah meeting yang terjadi bisa amat sangat jauh lebih banyak. Tapi kualitas meeting nya yang sulit terjadi.

Pertama kita coba bahas yang soal ngebangun jejaring yah. Ada istilah your Network is your Nett worth. Ini berlaku sekali buat saya di Arsanesia. Kalau baca tulisan saya sebelumnya, ada yang namanya the power of accidental meeting. Dengan aktif dateng ke meeting seperti ini, kita bisa memperluas jejaring pertemanan kita. Dan yang perlu digarisbawahi, bangun pertemanan yang genuine.

Apa itu pertemanan yang genuine? Pertemanan yang sifatnya non transaksional. Yang emang kita pengen kenal dan membangun jejaring pertemanan aja. Bukan yang “eh ini kartu nama gw, lu bisa kasih apa buat gw?”. Tapi lebih ke “eh halo salam kenal, gw penasaran pengen tahu tentang lu” Dan salah satu kuncinya adalah mindset “apa yang bisa gw bantu nih?” Mungkin emang gak ada aja yang bisa dibantu yah, tapi ya tujuan kita kenalan untuk berteman, bukan untuk mendapatkan advantage dari dia. Pertemanan yang genuine ini yang akan membuka jalan ke peluang baru yang tadinya tidak akan bisa terakses oleh kita.

Yang kedua adalah pergi ke event game untuk deal making. Kalau ini emang targetnya adalah kita lagi mau bawa produk dan mencari partner untuk deal bisnis. Nah yang menarik, walaupun tujuannya untuk making deal, mindset genuine ini gak boleh hilang. Oke pasti akan dimulai dengan sebuah SOP transaksional yah, terutama kalau kita pakai tools matchmaking kayak Meet2Match. Di platform kayak gitu kan kita literally search dari katalog calon partner dan pilih potential partner yang kita tertarik untuk ajak meeting di platform tersebut. Proses match making ini emang amat sangat transaksional. Tapi kalau kita mau potensi deal yang terjadi bisa lebih besar, kita harus mengubah yang transaksional itu jadi lebih genuine.

Ini adalah trik yang saya pelajari dari Agate. Waktu pertama kali ikut matchmaking event bareng Agate, mereka bawa kopi banyak banget. Kopi itu ternyata mereka kasih untuk potential partner mereka. Ini beneran saya copas abis trik nya dan beneran ngaruh. Jadi enak banget pas ngirim email follow up abis event, tinggal bilang “hi, inget gak gw yang bikin project unseek dan bawain kopi dari Indonesia.” Rata-rata sih pada inget. Gak harus ngasih kopi juga sih, tapi intinya yah emang bawain something yang kira-kira klo kita mau ketemu temen kita, mereka akan suka aja. Dari sekian banyak orang yang saya approach dengan genuine mindset ini, sebagian besar sih bisa connect as a friend habis acara. Tapi ada juga yang emang dateng ke event pure for business dan gak mau melakukan hal lain selain transaksi hahaha Ini beneran kejadian di saya. Orangnya sangat irit ngomong dan udah begitu kelar gak ada kontak-kontak lagi hahahaha

Jadi itu tadi yah dua poin kenapa kalau kita mau ikut event ke luar negeri dengan goal memperluas jejaring dan membuat deal. Karena sebentar lagi akan ada delegasi dari Indonesia yang akan ke Game Connection America, jadi nanti saya akan share-share lagi tips lainnya supaya kunjungan ke US nya berbuah hasil yang manis yah. Kalau kamu ada yang mau ditanyain, langsung tulis aja di kolom komentar yah 🙂