My Journal

Darimana Pembiayaan Untuk Funding Game Development?

Game Developer dapet funding dari mana sih? Guna gak sih ikut kegiatan business matchmaking kayak Gamescom, Tokyo Game Show, dll? Ngapain sih pemerintah ngasih fasilitas untuk kegiatan matchmaking event sampai ke Jerman dan Amerika?

Nah ini yang banyak orang mungkin gak tahu yah. Kalau di Startup, mungkin nature nya adalah orang punya ide, cari venture capital, lalu pitching, dan investor itu akan memberikan funding. Terus juga kalau investor, funding itu diberikan kepada perusahaannya. Sehingga investor membeli saham dari perusahaan tersebut. Kalau di game gimana?

Tentu di game juga bisa pakai jalur yang sama yah. Dan banyak juga game company yang sudah IPO seperti Ubisoft, Activision Blizzard, Nintendo, dan lain-lain. Ketika companynya sudah mau scale up, tentu mencari investment adalah hal yang normal. Tapi banyak juga studio game yang belum bisa scale up dan belum mau scale up. Banyaknya ini banyak banget. Bahkan menjadikan industri ini sebagai satu market besar tersendiri. Ini yang berbeda dengan aplikasi.

baca juga: Pentingnya Orang Bisnis Dalam Sebuah Studio Game

Di Aplikasi, yang biasa terjadi ada winners take all. Tapi kalau di game, memang ada genre untuk big fish dan pemain-pemain papan atas bertarung, seperti di ranah game Triple A atau game mobile yang competitive seperti Moba atau First Person Battle Royale. Tapi ada banyaaaakkk sekali genre niche yang itu sifatnya revenuenya terlalu kecil untuk big fish, tapi sangat besar untuk game developer indie. Contohnya Coffee Talk, Revenue 7 miliar dalam sebulan mungkin gak kerasa buat EA, tapi buat tim yang berisikan 10 orang, udah besar sekali. Nah potensi ini lah yang membuat indie game developer tumbuh dengan sangat subur.

Mencari Publisher di Game Connection Amerika 2019

Inilah yang membuat muncul peran publisher. Peran game publisher ini selain untuk membantu memasarkan dan mendistribusikan game yang dikembangkan oleh game developer, juga sebagai pihak yang memberikan pendanaan. Apa? Publisher ngasih development fund? Yup betul sekali. Skalanya pun beragam, ada yang start dari 50k USD, sampai ada yang lebih dari 2jt USD. Dan publisher ini tidak invest ke studio, tapi invest ke game. Biasanya mereka nanti akan minta revenue share dari game nya. Jadi bagi game developer yang ngeluh susah cari pendanaan, yes wajar, di Indonesia belum banyak game publisher. Gak Indonesia aja, se SEA pun masih dikit. Tapi kalau temen-temen ikut event di Gamescom atau di GDC, nah bakal ketemu deh sekian banyak publisher dengan funding yang mereka miliki.

Itulah kenapa saat ini pemerintah (kemenparekraf, kemendag, dll) itu punya program seperti Archipelageek yang nerbangin game dev dari Indonesia keluar. Agar mereka bisa mendapatkan pendanaan untuk membiayai game mereka. Dan mencari publisher ini gak bisa instan. Kadang perlu beberapa kali ketemu dulu, kadang produk kita pas pitch pertama belum sesuai dengan yang mereka harapkan sehingga harus improve dulu dan pitching lagi, dan seterusnya. Tapi once kita udah berhasil mendapatkan publisher dan punya portofolio game yang bagus, tidak sulit untuk mendapatkan publisher yang cocok untuk game kita berikutnya. Dari Archipelageek aja yah dalam satu tahun bisa mendapat potensi deal sampai 17jt USD, dan dari potensi deal tersebut, deal yang terealisasi dari 2019-2021 mencapai 1,767,000 dolar.

baca juga : Perlukah Startup Game Mencari Pendanaan Dari Venture Capital?

Terus kalau yang gak bisa pergi ke event luar negeri gimana? Karena pandemi, semua event jadi online. Ini kesempatan. Tapi gak hanya itu, Kemenperin dan Kominfo coba manggil publisher2 game di luar ini untuk dateng ke Indonesia. Kemenperin punya program BizMatchmaking dan Kominfo bersama AGi punya program IGDX. IGDX masih nanti di November, tapi yang BizMatchmaking, wow itu keren banget sih publisher-publisher yang dateng. ada hampir 50 publisher/investor yang datang dan kalau diklik di profile mereka, ditulis tuh mereka looking for game dengan budget berapa. Ada yang nyari budget up to 50kUSD, 50-250k USD, 250k-1jt USD, dll. Itu ada banyaaakk banget. Dan perlu diperhatikan juga yah, mereka nyari game kayak apa. Ada yang nyari game mobile, game pc, game horor, dan lain-lain.

Kalau akses ke publishernya udah, berarti gampang dong bagi game dev di Indonesia utk dapet funding. Sayangnya tidak semudah itu. Ada dua tantangan yang perlu kita pecahkan nih sebelum bisa mendapatkan deal ke publisher. Pertama adalah publisher hampir tidak ada yang mau beli ide. Mereka butuh prototype atau demo. Sehingga kita perlu punya pendanaan untuk bikin demo nya terlebih dahulu. Di sinilah sebenernya peran pemerintah berada. Di Jerman, pemerintah daerah maupun pemerintah pusatnya punya funding untuk game yang bertebaran dalam bentuk Loan yang tidak wajib dikembalikan. Dikembalikan kalau gamenya sukses, klo gamenya flop diikhlaskan. Di Indonesia sudah mulai ada nih program serupa. seperti Bantuan Insentif Pemerintah (Up to 200jt), Gelora, Nyatakan.id, dan lain-lain. Atau, model funding yang paling banyak dipakai di Indonesia adalah self fund. Mereka ngerjain proyek game dari eksternal untuk dapat uang, profitnya ditabung untuk bikin demo/prototype game mereka yang nanti akan dipitch ke publisher.

Lalu problem ke dua adalah kualitas talent. Ini memang perlahan-lahan kualitas game lokal kita semakin membaik yah. Tapi memang mayoritas masih dalam tahap belajar. Bagaimana membuat game yang baik, bagaimana melakukan riset game yang benar, hingga ke bagaimana melakukan pitching ke publisher. Talent kita masih butuh diimprove, tidak hanya dari kualitasnya yah, dari kuantitas juga kita perlu lebih banyak lagi. Cuma, melihat game-game yang ditampilkan di Baparekraf Game Prime 2021 ini, saya sih optimis yah klo secara kualitas, game-game kita sudah jauuuhhh lebih bagus dari waktu pertama kali BGP diadakan di 2016. Jadi yang perlu kita lakukan tinggal menjaga momentum dan meningkatkan pace dari peningkatan kualitas dari talent yang ada di Indonesia.

baca juga: Peran Pemerintah Dalam Mendukung Industri Game Indonesia

Semoga tulisan ini bisa menjawab pertanyaan kamu tentang modal untuk bikin game yah. Memang di negara-negara yang ekosistem game nya mature, sumber pendanaan baik dari akses ke publisher hingga funding dari negara bertebaran dimana-mana. Bahkan mereka sudah sampai tahap menarik game developer dari seluruh dunia untuk pindah ke negaranya. Di Indonesia, kita emang mulainya telat. Tapi pemerintah udah mulai aware, game dev di Indonesia juga sudah semakin bagus, publisher2 global juga udah mulai melirik game dari Indonesia, jadi saya sih optimis kita bisa mengejar negara-negara maju tersebut itu.

About Adam Ardisasmita (1309 Articles)
CEO Arsanesia | Google Launchpad Mentor | Intel Innovator | Vice President Asosiasi Game Indonesia | Blogger ardisaz.com | Gagdet, Tech, and Community enthusiast.

1 Trackback / Pingback

  1. Newsletter #54 – GameDeveloper.id

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: