Festival Retas Budaya, Membuat Game Dari Data Budaya
Bulan maret 2019, saya meeting dengan Nico Sandfuchs dari Goethe Insitut. Waktu itu konteks meetingnya adalah ingin berkolaborasi dengan Goethe dalam program Indonesia Game Developer eXchange (IGDX). Saya pengen ngundang pembicara dari Jerman dan minta support dari Goethe untuk mengundang mereka ke Indonesia. Lalu dari meeting di kantor Goethe itu, kita bertukar ide dan program. Salah satu ide yang membuat saya tertarik adalah Goethe ada rencana membuat game jam dengan memanfaatkan data-data budaya yang ada di Indonesia. Wah langsung deh kita MOU dan kolaborsi untuk program Retas Budaya dan juga IGDX.
Selama akhir 2019, persiapan Retas Budaya sudah dilakukan. Tahapan yang paling menantang adalah bagaimana mempersiapkan partner-partner pemilik data budaya seperti Gallery, Library, Archieve, dan Museum (GLAM) bisa mendigitasi data budaya mereka dan membuatnya terbuka untuk publik. Beberapa kali saya ikut meeting dengan para GLAM partner. Bahkan kemendikbud ikut terlibat untuk menyukseskan acara ini. Yang dilakukan di Retas Budaya ini persis seperti asal muasal berdirinya Arsanesia, yakni ingin bikin game dengan konten budaya Indonesia. Jadi saya sangat excited untuk mendukung acara ini.

Peran saya di AGI adalah membantu pelaksanaan Game Jam retas budaya. Game Jam ini membuat game dari data-data budaya yang di buka. Selain AGI, ada juga partner lain yang juga akan memanfaatkan data-data ini seperti dibuat menjadi cerita, musik, dan lain-lain. Tapi saya fokus di game nya saja. Ini saya yakin akan menarik banget buat para game developer untuk ikutan. Karena saya tahu banget ada banyak game developer lokal kita yang punya semangat bikin game dengan tema budaya.
Bener, ketika dibuka pendaftaran di awal Oktober, langsung yang daftar membludak. Biasa game jam satu kegiatan isinya paling banyak belasan tim. Ini bisa sampai 30an tim yang mendaftar. Oh ya, di sini juga dibagi kategorinya jadi mahasiswa dan umum. Nanti akan ada development fund yang diberikan kepada juara satu di masing-masing kategori. Nilainya pun sangat pantas untuk menyelesaikan demo yakni 20jt untuk mahasiswa dan 50jt untuk umum. Dan hadiah ini baru diumumkan di akhir-akhir pendaftaran loh. Jadi tanpa ada hadiah pun, semangat memakai data budaya ini sudah sangat tinggi.
Game jam nya adalah selama 3 hari, peserta diberi waktu untuk membuat game. Kalau yang di dunia apps development, mungkin istilahnya hackathon yah. Dan karena pandemi, game jam ini dilakukan secara online. Kita punya server discord yang isinya channel-channel tiap tim untuk berkoordinasi dan diskusi. Ada perwakilan dari organizer juga di sana untuk memandu game jam. Dan yang paling berharga adalah ada mentor di dalam game jam ini. Mentornya ada Eka dari Mojiken, Ube dari Noobzilla, dan Aldo ex programmer Semisoft, Agate, dan Tamatin. Mereka bertiga ini veteran game jam. Jadi ilmunya pasti akan sangat bermanfaat bagi para peserta untuk bisa menghasilkan game yang baik.
Nanti game-game yang dibuat akan ditampilkan sehingga publik bisa mencobanya. Lalu 3 besar dari masing-masing kategori akan mempresentasikan game mereka. Presentasinya akan dilakukan tanggal 8 November jam 17.00. Link nontonnya ada di sini yah silahkan diset remindernya. Saya juga penasaran banget buat ngeliat akan ada game apa aja yang lahir dari game jam ini.
Lalu di tanggal 7 nya, akan ada sesi talkshow. Talkshow ini juga didesain untuk membalik para peserta game jam maupun publik dengan kemampuan desain dan produksi yang baik. Akan ada Kris dari Toge dan Fandri dari Agate, dua nama veteran yang dikenal sebagai game desainer Indonesia yang sangat hebat. Dari game jam ini akan lahir embrio-embrio game yang berpotensial. Bagaimana bisa memaksimalkan hasil game jam ini agar menjadi produk yang sukses? Pertanyaan itu yang akan kita jawab di sesi talkshow Retas Budaya. Link nontonnya ada di sini, silahkan diset juga reminder nya yah.
Yang jelas, saya sangat excited menanti game-game yang lahir dari game jam retas budaya ini. Semoga bisa ada karya yang membanggakan lahir dari sini. Tidak sekedar ide dan demo yang berakhir di ujung acara, tapi bisa jadi suatu karya yang bisa dinikmati dan menghibur banyak orang. Kalau mau lihat-lihat, bisa cek ke link di bawah ini yah 🙂
Tinggalkan Balasan