[Gamelog] Aktivasi Sosial Media Arsa Kids
Dalam mengembangkan Arsa Kids, kami menggunakan pendekatan lean stratup dimana akan banyak melakukan validasi. Setelah dari Februari rilis game pertama Arsa Kids dan hingga kini sudah punya 6 games, kami terus melakukan evaluasi. Di bulan Juli kemarin ada tim khusus yang melakukan survey ke lapangan untuk mencoba menanyakan tentang produk Arsa Kids. Kami mencoba mengambil sampel dari kalangan orang tua dan juga edukator yang merupakan target market utama Arsa Kids.
Dengan mencari user feedback, kami mendapatkan banyak sekali masukan. Dari tiap masukan itu, kami buat prioritas yang mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Dari sisi produk kami menemukan banyak area yang bisa diimprove, ide menarik untuk game selanjutnya, dan juga fitur-fitur menarik lainnya. Itu inti dari lean startup kan, secepat mungkin kita rilis ke pasar agar bisa belajar lebih banyak dan lebih sering. Lalu salah satu feedback yang paling banyak kami dapatkan adalah “produknya sih bagus, tapi kok gak pernah denger yah?” Artinya marketing Arsa Kids masih lemah.
baca juga : Tentang Arsa Kids, Pendidikan dan Teknologi
Memang sebagai pembenaran, kami mengalokasikan semua resource kami untuk produksi. Tidak ada yang dedicated mengurus marketing. Hal ini dikarenakan kami ingin fokus dulu memproduksi banyak game sembari belajar dari game itu. Ternyata ada satu hal menarik yang saya sadari, dengan marketing yang baik, jangkauan Arsa Kids (dari sisi game maupun visibility) akan semakin luas. Area ini lah yang juga bisa digunakan sebagai media untuk belajar. Selama ini Arsa Kids belajar dari data dan analitik. Tapi ternyata masukan yang berasal langsung dari pengguna sangatlah penting. Untuk bisa terus-terusan ke lepangan, tentu akan sangat memberatkan. Dengan adanya sosial media yang aktif, harapannya bisa menjadi channel komunikasi antara Arsa Kids dengan penggunanya.
Saat ini pun kami masih belajar dan meraba-raba. Kami mencoba mengaktifkan Facebook Fanpage dan juga Instagram sebagai media channel komunikasi. Kata orang-orang engagement paling tinggi justru adanya di Facebook Group. Ini nanti akan dicoba juga. Tapi intinya aktivasi sosial media ini juga merupakan bagian dari proses belajar Arsa Kids. Karena ternyata marketing untuk Arsanesia yang selama ini kami lakukan tidak berlaku rumusnya untuk Arsa Kids. Arsa Kids punya segment market sendiri yang harus kita pelajari dan kita rangkul dengan metode yang berbeda. Contoh simpelnya aja gini. Dulu klo mau marketing, buka booth misalnya, kita ikut aja ke event2 terkait game, mobile, atau komputer. Sekarang kalau mau buka booth untuk Arsa Kids, justru kita nyarinya ke event2nya ibu2 muda kayak pameran mainan anak, expo untuk anak-anak, dan lain-lain yang merupakan ranah baru bagi kami. Intinya sih jangan pernah berhenti belajar. Salah satu metode paling ampuh untuk belajar adalah dengan merilis produk kita ke pasar dan mendengarkan feedback dari user dengan baik.
baca juga : Hati-Hati Mendengarkan User Feedback
Tinggalkan Balasan