Facebook Menjadi Platform Berbagi Video
Facebook bergerak layaknya startup. Terus-menerus mencoba fitur baru dan melakukan pivot di berbagai lini bisnis untuk tetap relevan dengan pasar. Ini adalah hal yang gagal dilakukan oleh mantan raksasa internet yang kini harus gulung tikar karena gagap menghadapi perubahan. Coba bandingkan saja penggunaan Facebook dari waktu ke waktu. Ada kalanya kita menggunakan Facebook untuk mengirimkan testimoni di wall teman kita, ada eranya kita menggunakan Facebook untuk aktif berinteraksi di grup, ada juga masanya setengah pengguna Facebook login untuk main game, dan Facebook terus melakukan perubahan di fitur2nya untuk bisa mengikuti perubahan perilaku pengguna.
Jika kita bicara tentang tempat berbagi video, layanan yang pertama terlintas di kepala kita tentulah Youtube. Platform milik Google ini merupakan rumah bagi para kreator video. Memang penggunanya tidak sebanyak Facebook, tapi untuk para pecinta video dan kreator video, Youtube adalah tempat yang paling disukai. Facebook pun melihat peluang ini untuk turut serta menjadi platform untuk berbagi video. Sebenarnya sudah lama Facebook menjadi tempat berbagi video, namun selama ini orang-orang upload video di Youtube dan share link Youtube di Facebook.
Dengan satu fitur yang diluncurkan oleh Facebook, behaviour tersebut langsung berubah. Fitur autoplay video khusus untuk video yang diupload di Facebook menjadikan orang beralih mengupload video ke Facebook (selain di Youtube juga diupload mungkin). Lalu dari behaviour para pengguna Facebook, saat ini, setidaknya di timeline saya semakin banyak konten video yang dibagikan oleh teman-teman saya. Contoh gampangnya adalah video Pippo. Saya pernah share link youtube vs share facebook video, jumlah reach video tersebut jauh lebih besar ketika ada fitur autoplay. Ini merupakan fitur sederhana namun ternyata efeknya cukup masif.
Ke depan, Facebook juga akan terus bereksperimen. Saat ini eksperimen terbarunya adalah mengunggah video 360. Masih agak sulit untuk membuat hal ini mainstream karena behaviour user ketika menonton video masih tidak sinkron dengan UX ketika menonton video 360. Tidak masalah, namanya juga eksperimen. Toh jangka panjang tentu project 360 ini akan saling membantu dengan Oculus yang sudah dibeli oleh Facebook.
baca juga : Facebook Membeli Oculus Rift dan Membawanya ke Skala yang Lebih Luas
Cuma satu hal sih yang perlu diperbaiki terkait Facebook sebagai platform video yakni masalah hak cipta. Fitur yang ada di Facebook memudahkan orang untuk mengunggah karya curian dari channel Youtube orang lain. Berbeda dengan Youtube yang punya algoritma untuk mendeteksi file curian, Facebook nampaknya belum memiliki hal itu. Selain itu, video curian tersebut juga tidak bisa kita akses dengan mudah. Harus ada teman kita yang membagikan video itu baru kita sadar ada video tersebut. Tidak bisa dengan hanya memasukan judul kita mencari video tersebut. Ketika sudah ketemu pun, menurut pengakuan banyak video kreator, proses untuk menurunkan video tersebut dari Facebook tidak mudah. Sehingga si pencuri sudah dapet banyak view, dapet uang dari iklan yang lumayan, baru akhirnya videonya diturunkan.
baca juga: Sistem Anti Piracy Youtube
Semoga sih masalah hak cipta ini diperhatikan dengan baik yah oleh Facebook. Jika ingin jadi platform berbagi video yang disukai kreatir, Facebook juga harus bisa berlaku adil dan memihak kepada para kreator video di seluruh dunia. Yang jelas fitur autoplay ini terbukti membuat jumlah share video di timeline saya meningkat drastis. Kalau kamu termasuk yang suka atau tidak dengan fitur baru Facebook ini? Atau jangan-jangan kamu sudah mematikan fitur autoplaynya :p
Tinggalkan Balasan